Ujian hidup yang di alami Erina Derranica seakan tiada habisnya. Di usia 19 tahun ia dituntut kedua orang tuanya memenuhi wasiat mendiang kakeknya untuk menikah dengan cucu temannya yang menetap di Singapura.
Pernikahan pun telah sepakati untuk dilaksanakan. Mempelai pria bernama Theodoriq Widjanarko, 34 tahun. Seorang pebisnis di bidang real estate. Theo panggilan pria itu tentu saja menolak permintaan orangtuanya meskipun sudah melihat langsung surat wasiat kakeknya.
Pada akhirnya Theo menerima putusan orangtuanya tersebut, setelah sang ayah Widjanarko mengancam akan menghapus namanya dari penerima warisan sang ayah.
Namun ternyata Theo memiliki rencana terselubung di balik kepatuhannya terhadap wasiat mendiang kakeknya tersebut.
"Apa rencana terselubung Theodoriq? Mampukah Erina bertahan dalam rumah tangga bak neraka setelah Theo tidak menganggapnya sebagai istri yang sebenarnya?
Ikuti kelanjutan kisah ini. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NEW YORK
New York, USA
Theo memeluk pinggang istrinya. Keduanya saat ini menikmati keindahan alam di Central Park.
Pohon-pohon dengan daun menghijau dan berwarna oranye membuat suasana semakin sejuk.
Dikawasan Central Park ada air terjun mini, taman seluncur es serta bangunan kuno seperti paviliun.
Sekarang hari libur, suasana di central park begitu ramai.
Hampir semua aktivitas olahraga dapat dilakukan di taman ini. Mulai dari berlari, bermain basket, baseball, berenang, bersepeda, ski di musim dingin, main layangan, bersepatu roda, sampai mengamati burung.
Central Park juga cocok bagi pecinta sejarah dan seni karena ada banyak bangunan, patung, dan konser musik yang diadakan di taman.
Sudah sejak dua hari yang lalu Theo dan Erina berada di salah satu kota tersibuk di dunia tersebut. Menginap di salah satu hotel terbaik di kota itu.
Bagi Erina, Theo benar-benar membahagiakan nya sebagai istri, wanita yang di cintainya. Erina bisa merasakan sayang yang suaminya berikan padanya bukan untuk sesaat saja tapi untuk selamanya.
"Bagaimana, apa kau menyukai suasana di taman ini?", tanya Theo pada Erina yang sedang menyantap es krim yang dibelinya di outlet resmi yang ada di area taman.
"Ahh kak...Jangan di tanya lagi tentang perasaan aku. Apa kakak belum bisa melihat dari raut wajah ku", jawab Erin tersenyum bahagia.
Jemari Theo terulur mengusap lembut pipi mulus istrinya. "Aku senang kalau kamu bahagia Erin. Setidaknya aku bisa mengganti kesedihan mu di awal pernikahan kita", ucap Theo dengan perasaan mendalam.
"Kak... aku sudah bisa menerima semuanya. Saat itu kita masih sama-sama asing. Jadi tidak ada yang salah. Bagiku yang penting sekarang dan masa depan pernikahan kita".
Erina memeluk lengan Theo, bergelayut manja. Sesekali menyandarkan wajahnya pada bahu laki-laki itu. "Sekarang aku sangat bahagia kak. Aku bisa merasakannya, kakak mencintai ku seperti yang sering kakak bilang". Erina mengungkapkan perasaannya.
"Tentu saja aku bersungguh-sungguh dengan kata-kata yang sering aku ungkapkan pada mu. Apalagi kata-kata yang aku ungkapkan saat kita sedang menikmati percintaan. Itulah yang aku rasakan sayang". Theo membersihkan ujung bibir Erina, ada es krim yang menempel di situ.
Sulit di hindari bagi keduanya untuk bertatapan mesra seperti saat ini.
"Di banding tempat ini, menurut ku masih tidak ada yang mengalahkan Taman Royal Park London. Disana begitu indah dengan hamparan bunga warna warni dan danau yang sangat indah pula, suasana romantisnya sangat terasa terutama bagi pasangan yang sedang honeymoon seperti kita", ucap Theo menerima suapan es krim dari istrinya.
"Oh ya? Suasana romantis? Apa kakak sering ke sana juga? Dengan siapa kak Theo ke Inggris? Apa dengan Nella?". Erin menatap suaminya dengan tatapan selidik.
Theo menganggukkan kepalanya. "Aku tidak menyangkal, sudah beberapa kali kami pergi bersama ke Luar negeri. Tapi tidak berdua saja. Dan tidak terjadi apapun antara aku dan wanita itu. Aku pastikan, aku tidak pernah tidur dengan Nella atau wanita manapun", jawab Theo.
Erina bisa melihat kejujuran di mata suaminya. "Apa aku yang pertama bagi mu kak?". Untuk sesaat Erin diam. "Tapi malam itu kalian berdua berada di kamar mu. Aku melihat kakak pulang bersama Nella", ujar Erina sedikit tertunduk.
Jemari Theo mengangkat dagu wanita yang sudah memenuhi relung hatinya itu. "Percayalah tidak terjadi apapun malam itu".
"Ya aku memang mabuk. Tapi tidak membuat ku lupa apa yang terjadi. Yaa... kau yang pertama bagi ku, dan aku yang pertama bagi mu".
"Malam itu aku benar-benar tidak bisa mengontrol diri, kala melihat mu bersama Bryant. Hati ku benar-benar membara, kalian datang bersama. Dan malam itu kau sangat cantik sayang. Tapi kau pergi bersama laki-laki lain, bukan dengan ku. Aku sangat cemburu pada Bryant teman ku itu".
Untuk pertama kali Theo bercerita tentang perasaannya yang ia rasa ketika melihat Erina pergi bersama Bryant beberapa waktu yang lalu. Namun karena kejadian malam itulah akhirnya keduanya membuka diri pada perasaan masing-masing. Hingga hari ini perasaan itu semakin mendalam.
Theo mendekatkan wajahnya. "Aku sangat mencintaimu sayang".
Theo melumat bibir ranum istrinya yang terasa manis. "Jangan pernah lagi pergi dengan laki-laki lain mana pun. Percayalah... kali ini aku pasti akan menghabisinya", ujar Theo di sela lumatan bergairah melahap bibir Erina.
...***...
Bersambung...
Akhirnya yang di tunggu-tunggu jadi juga. Sehat selalu Erin 👏😍