eliza menyesal dengan apa yang di lakukanya selama ini, dulu dia melakukan semua hal dengan mengatasnamakan cinta, cinta nya yang sangat besar untuk alexio, membuat eliza menyingkirkan siapa pun yang berani mendekati cintanya.
namun saat eliza mulai menyesali kesalahannya dia mengalami kecelakaan yang membuat nya terlempar kembali ke masalalu dimasa SMA.
eliza bertekad untuk lebih baik lagi, kalau kebahagian alexio tidak bersama dengannya eliza akan belajar menerima itu, dan perlahan menjauh dari kehidupan alexio, tapi akan kah semudah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ka nvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berkelahi
eliza melangkah menuju kelas nya bel sudah berbunyi banyak murid berhamburan menuju gerbang untuk pulang.
alexio mengikuti eliza dari belakang, menatap punggung eliza terus menerus. sesampainya dikelas terlihat teman temannya sudah menunggu.
"el.... lo ke perpus ga ngajak gue si, lumayan kan jadi ga ikut satu pelajaran".ucap nadia
" heh,,,, bilang aja mau bolos".ucap brian
"ko lo bisa bareng alexio el". tanya oliv
"emm,, ga tau kebutalan aja ".bisik eliza sembari mengambil tas nya lalu pergi keluar kelas yang diikuti teman temannya.
sedangkan dikelas tersisa alexio dan ara, alexio duduk di kursinya sambil tersenyum kecil, mengingat apa yang terjadi tadi, eliza pikirannya dipenuhi eliza sekarang, ingin rasanya mendekap eliza dipelakukannya lagi. mengurungnya hanya untuk dia seorang.
".... al_".lirih seseorang memanggil alexio menyadarkannya.
alexio menatap ara yang berdiri di depannya. " apa".sembari menaikan alisnya
"mamah mau ketemu".ucap ara membuat alexio berhenti sejenak, seolah menimbang.
" kita pulang bareng ya sekarang, mamah kangen sama kamu".ara menatap penuh harap ke alexio, alexio mengangguk pelan, mengambil tasnya lalu keluar, ara pun segera menyusul alexio.
dikolidor terlihat ara dan alexio jalan beriringan, dari kejauhan mungkin mereka terlihat sangat dekat, tanpa disadari dari arah parkiran eliza dkk melihatnya.
"wahh apa kata gue pasti mereka makin deket aja".ucap erik membuat vino menginjak kaki nya keras, " auwww".
eliza menghela nafas, memang apa yang dia pikirkan apapun yang terjadi sebelumnya tidak akan mengubah perasaan alexio kan pikirnya. merutuki kebodohannya yang terlena akibat nafsu yang seharusnya tidak pernah terjadi.
eliza harus segera menyelesaikan misinya, agar ketika di kuliah diluar negeri nanti bisa jauh lebih tenang.
...----------------...
keesokan harinya di sekolah nusa bangsa, ada olahraga gabungan perangkatan, hari ini adalah bagian kelas dua belas, eliza, nadia dan oliv sudah bersiap siap akan mengikuti permainan basket.
semua murid melakukan pemanasan terlebih dahulu, eliza terlihat memantul mantul bola, dia tak terlalu mahir terkait basket, lebih suka badminton, namun karena tema nya tentang basket mau tak mau eliza mengikuti saja.
dari tadi guru olahraga nya masih di ruang guru, hanya menyuruh ketua kelas masing masing untuk pemanasan terlebih dahulu, eliza terlihat prustasi memasukan bola kedalam ring, namun saat akan memasukan kembali tiba tiba sebuah tangan dari samping mengambil bola nya dan memasukan bola tersebut tepat ke dalam ring.
eliza melikat kesamping namun seketika raut wajah nya berubah karena orang tersebut adalah lionard.
"Hai my friend".
" ckk jauh jauh lo".
"ets santai teman, wajah nya jangan galak galak gitu dong, tambah lucu tau".seru lio tengil
eliza yang melihatnya tentu saja geram, malas sekali berurusan dengan manusia ini. elzia pun beranjak akan pergi, namun lio menghentikan.
" eh eh mau kemana, jangan pergi lah,gimana kalau gue ajarin".
"gak perlu! ".
" ayolah gue ga macem macem ko kitakan temen".
"ckk apaan sih minggir ga".ucap eliza karena sedari tadi lio terus menghadang nya.
eliza yang kesal pun mengambil bola mengabaikan lio. memasuk masukan bola yang tak pernah masuk.
sampai sebuah tangan dari belakang menuntun bola ditangan eliza membuat menahan nafas,lio berbisik pelan. "gue ajarin, nah pertama tama lo harus___".
tanpa eliza sadari eliza menuruti lio yang menuntunnya ketika bola masuk eliza berjingkrak senang, tanpa disadari banyak murid memperhatikan mereka, dari kejauhan terlihat seperti lio memeluk eliza dari belakang, namun nyatanya tak seperti itu.
alexio yang sedari tadi memperhatikan menahan kesal, tangannya mengepal erat, tidak alexio tidak tahan, alexio yang tidak bisa mengendalikan emosi nya beranjak mendekati eliza dan lio, lalu.
alexio menarik lio dari belakang, lalu memukul pipi lio.
membuat banyak murid menjerit dan suasana menjadi ramai. eliza yang melihat itu membeku sejenak, lio pun membalas pukulan alexio sampai mereka berkelahi banyak murid yang berusaha memisahkan namun tetap tak berhasil.
eliza sebenarnya takut ingin menghentikan karena takut kena pukulan yang salah sasaran melihat alexio dan lio yang semakin menjadi, eliza pun bergerak mendekati keduanya menatap alexio yang sekarang, entah perasaan eliza aja atau tidak, alexio yang tadinya mendominasi pukulan menjadi tak banyak membalas, membiarkan dirinya dihantam terus menerus oleh lio, membuat darah disekitar bibirnya menjadi banyak.
sedangkan lio lukanya yang terlalu banyak.
eliza yang melihat suasana menjadi ramai dan tidak kondusif pun berteriak. "Berhenti!! alexio! ".lalu eliza menarik tangan alexio yang terdiam menjauhkan nya dari lio yang sekarang dipegangi dua murid lain.
alexio saling menatap emosi dari kejauhan, cengkraman tangan alexio menguat ditangan eliza, lalu menarik eliza membawanya entah kemana, eliza pun memberontak terus menerus, berusaha melepaskan cengkraman alexio ditangannya.
namun jelas kekuatan mereka tak setara, alexio pun menarik eliza naik ke sebuah lift khusus menekan tombol menuju lantai tertinggi disekolah yang berarti rooftop.
"apaan sih! lepasin lo kenapa si! ".sahut eliza penuh emosi, tanpa di balas apapun oleh lio.
sesampainya dilantai atas alexio membawa eliza ke pintu menuju rooftop, lalu mengunci pintu tersebut dari dalam. di rooftop hanya eliza dan alexio saja. rooftop ini cukup luas, dimana terdapat dua sofa panjang di dekat pintu dengan plafon membuat nya tidak kepanasan, lalu di arah paling depan tidak menggunakan plafon menjadikannya panas.
biasanya rooftop ini sering digunakan ketika jam istirahat atau murid yang membolos karena para guru jarang sekali ke sini, ini rahasia murid murid.
alexio melepaskan tangan eliza lalu terduduk disofa, berusaha menahan diri mengendalikan emosi nya yang hampir tak terkendali, sedangkan eliza berada di dekat sofa yang tak terduduki alexio dengan posisi berdiri. menghela nafas melihat alexio yang seperti nya sedang mengendalikan emosi.
berusaha mencerna yang terjadi dan mengapa alexio tiba tiba menghajar lio. baru kali ini eliza melihat alexio berkelahi disekolah, seingat nya selama masa SMA eliza tak pernah mendengar alexio terlibat kasus berkelahi, saking tenangnya bahkan sering terdengar tentang prestasi saja, terlibat kasus pun kalau terseret karena eliza.
setelah lima menit berlalu belum ada yang mengucapkan sepatah kata pun, eliza yang sedari tadi menatap kebawah melihat pelajaran olah raga sudah di mulai pun tetap diam, lalu mengalihkan pandangannya kebelakang melihat darah di muka alexio terus mengalir, apalagi tatapan itu masih dipenuhi emosi, kedua tangannya masih mengepal.
bingung sedari dulu eliza tak pernah bisa memahami alexio, entah yang dewasa atau yang remaja di hadapan nya ini, sifat nya sulit diartikan, mendekat perlahan lalu eliza duduk di meja tepat di hadapan alexio yang sedang terduduk di sofa raut wajah alexio pun berubah perlahan lahan ketika bertatapan langsung dengan eliza, matanya berkaca kaca.