Dia tidak tahu dari mana awalnya, rumah tangganya bisa menjadi semakin terasa dingin. Dia sebagai kepala rumah tangga, sudah berusaha sebaik mungkin menjadi tulang punggung keluarganya.
Mike Bennett, pria sederhana yang memiliki kepribadian hangat, dan bertanggung jawab menjadi kepala rumah tangga, dikhianati istrinya!
Amelia Bennett, istri Mike, menggugat cerai Mike, saat Mike menangkap basah Amelia bersama selingkuhan istrinya tersebut di sebuah hotel.
Amelia bersama kekasih gelapnya, menganiaya Mike hingga nyaris meregang nyawa. Dan disaat Mike sekarat, ia di tolong seorang wanita cantik kalangan atas.
Mike yang malang akhirnya merasakan bagiamana rasanya dicintai dengan tulus, dan menjadi kepala rumah tangga yang dihormati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33.
Sementara itu di kediaman Amelia.
"Hale! bangun! ini sudah siang! mau jam berapa lagi kamu bangun??!"
Terdengar suara Amelia berteriak di dalam kamar, melihat Hale masih juga belum bangun.
Waktu sudah menunjukkan jam sembilan pagi, Hale masih tidur lelap diatas tempat tidur dengan nyamannya.
Byur!!
Amelia menyiramkan segelas air ke wajah Hale, dan Hale pun seketika terperanjat, lalu bangun dari tidurnya.
"Sudah jam berapa ini, kamu masih saja belum bangun! apa kamu tidak pergi kerja?!" sentak Amelia dengan kencang.
Wajah Hale seketika merah padam menyeka wajahnya yang basah, dan ia pun memandang Amelia dengan penuh amarah.
Plak!!
Satu tamparan melayang ke wajah Amelia, hingga wajah Amelia terhempas ke samping, saking kuatnya Hale menampar wajah Amelia.
"Perempuan sialan! kamu tidak punya otak, ya?! kamu berani sekali menyiram wajahku di saat aku tidur!!"
Plak!!
Kembali Hale menampar wajah Amelia.
Suara tamparan yang cukup keras, sehingga membuat Ayah, Ibu dan adik Amelia mendengar suaranya yang kencang.
"Ada apa ini? kenapa kalian bertengkar?!" tanya Ibu Amelia, Talisa Sandler, dengan wajah terheran-heran di ambang pintu kamar Amelia.
"Ada apa? apa yang terjadi?!" Ayah Amelia, Baron Sandler, juga muncul dari belakang istrinya, dengan wajah bingung melihat Amelia memegang pipinya.
"Menyebalkan!!" Hale melemparkan selimut begitu saja, lalu turun dari tempat tidur.
Hale semakin naik darah melihat anggota keluarga Amelia, yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kamar.
Ia tidak menyangka orang tua Amelia memiliki sikap, ikut campur dalam pertengkarannya dengan Amelia.
Duk!
Hale menabrak Talisa dan Baron, saat melangkah melewati ke dua orang tua Amelia, yang telah menjadi mertuanya itu keluar dari dalam kamar.
"Apa yang terjadi?" tanya Talisa mendekati Amelia, yang masih berdiri di tempatnya.
"Aku hanya membangunkan saja, tapi.. dia malah menampar ku!" jawab Amelia mengelus pipinya.
"Mungkin kamu terlalu kasar membangunkannya, jadinya dia terkejut, dan akhirnya marah padamu!" kata Baron menyalahkan putrinya.
Brak!!
"Mana sarapan! kenapa tidak ada apa-apa di atas meja?!!"
Terdengar suara kencang Hale dari dapur, dan suara barang yang di banting ke atas meja.
Amelia, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar suara kencang tersebut. Mereka pun bergegas keluar dari dalam kamar.
Adik Amelia, Juan Sandler, berdiri diam melihat Hale yang memiliki tempramen jauh berbeda dari Mike.
Mike tidak pernah membanting sesuatu, jika ia dalam keadaan selapar apa pun.
"Apa? kamu malah melotot melihat ku?! kamu satu-satunya putra orang tuamu, seharusnya kamu tahu diri menjadi tulang punggung keluarga mu!!" bentak Hale memandang tajam ke arah Juan, yang tengah memandang padanya.
"Ada apa lagi? apa yang membuat menantu jadi marah-marah begini?!" Talisa dengan langkah cepat masuk ke dalam dapur.
"Aku lapar! mana sarapan ku!!" bentak Hale, "Jangan kalian hanya enaknya saja menginginkan uang ku, tapi tidak melayani aku dengan baik!!"
Brak!!
Hale memukul tangannya ke atas meja dengan kuat, sembari matanya dengan tajam memandang Talisa yang masuk ke dalam dapur.
"Oh, baiklah! aku akan memasak, menantu tenang saja, jangan marah-marah, ya?!"
Talisa sembari tersenyum ramah, dengan raut wajah yang dibuat seramah mungkin, bergegas memasak sarapan untuk Hale.
Juan menghentakkan kakinya merasa geram melihat tingkah Hale, yang bagaikan Bos besar setelah masuk ke dalam keluarga mereka.
"Inilah pria yang kamu pilih! orang kaya yang kamu bilang dapat memanjakan kamu? buktinya mana? sampai saat ini dia belum membawa kita ke rumahnya yang kaya itu!!" kata Juan dengan nada mencibir pada Amelia.
Amelia yang masih merasakan sakit pada pipinya, memandang Hale makan dengan lahap, menikmati sarapan yang baru saja di masak Ibunya.
"Mungkin dia ingin beradaptasi dulu dengan kita, jadi.. dia belum memboyong kita ke rumahnya!" jawab Amelia dengan nada yang kurang yakin.
"Oh, ya? benarkah? semoga saja apa yang kamu katakan memang benar!!" dengus Juan dingin.
"Kamu jangan menyindir ku! bukankah kamu menginginkan kakak ipar yang kaya, yang bisa membeli ponsel baru untukmu! jadi.. kamu jangan pura-pura menjadi adik yang baik, dasar munafik!!"
"Tidak enak!!"
Prang!!
Tiba-tiba terdengar nada suara marah Hale, sembari melemparkan piring sarapannya yang sudah kosong ke lantai.
Dengan wajah yang terlihat acuh tak acuh, Hale keluar dari dapur.
Hale melangkah dengan tenang melewati Amelia, Juan dan Baron menuju sofa butut di ruang utama rumah.
Hale menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, lalu meraih remote tv.
Keluarga Amelia dengan wajah termangu memandang Hale.
Mereka tidak dapat berteriak marah, seperti apa yang mereka lakukan kepada Mike seperti biasanya.
Bersambung........