Malam istimewa yang seharusnya menjadi saksi pernyataan cinta, nyatanya pupus dan terganti dengan sebuah malam panas yang tanpa di sengaja.
Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus kisah anak kedua dari Kaisar Nolan dan Kiara.
Jangan lupa, follow IG : @Mommy_Ar29 dan Tiktok @Mommy_ar95
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebiasaan Kiano
...~Happy Reading~...
"Huh, makin begah aja sih ini perut!" Claudia menatap dirinya dari pantulan cermin di dalam kamar nya.
Ia menarik ujung baju nya ke belakang, membuat pakaian yang ia kenakan jadi terlihat begitu pas dengan bagian perut hingga membuat perut nya sedikit mulai terlihat buncit.
"Masih dua bulan, kamu masih bisa bersembunyi Sayang. Tapi bagaimana nanti saat kamu besar?" gumam nya pelan sambil mengelus perut nya dengan lembut, "Apakah Mama harus pakai korset?" celetuk nya spontan.
"Gak ada pakai begituan! Itu sangat bahaya untuk kandungan kamu. Selain itu, pemakaian korset seperti itu akan membuat janin kurang bebas bergerak, dan mengakibatkan sulit berkembang!" ucap Kiano dengan tiba tiba masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya tengah bercermin.
"Kakak!" pekik Claudia terkejut dan langsung melepaskan kembali cengkraman pada baju nya tadi, "Kenapa kakak masuk gak ketuk pintu dulu sih! Kenapa main langsung masuk aja? Gimana kalau tadi Clau lagi ganti baju? Atau Clau lagi—"
"Kamu lagi membuat drama!" saut Kiano dengan cepat namun ekspresi wajah nya masih sama, datar, "Kamu lupa meminum vitamin," imbuh nya seraya meletakkan sebuah kotak obat mungil yang berisi beberapa vitamin dan obat penguat untuk Claudia.
Saat ini, keduanya sudah berada di rumah pribadi milik Kiano. Beberapa hari yang lalu, Kiano resmi membawa Claudia pindah ke rumah baru. walaupun, awalnya Claudia menolak dan masih tetap ingin tinggal di rumah orang tua nya.
Namun, bunda Ella membantu meyakinkan dirinya, bahwa seorang wanita setelah menikah berhak dan wajib ikut kemana pun suami nya tinggal, jadilah Claudia terpaksa mengikuti dan menurut pada Kiano.
Akan tetapi, meskipun Claudia dan Kiano sudah tinggal di rumah sendiri. Claudia menolak untuk tinggal dalam satu kamar. Jadilah, kini Claudia dan Kiano memiliki kamar masing masing di dalam rumah itu.
Maka tak heran jika Claudia sedikit terkejut dan kesal saat dengan tiba tiba Kiano masuk ke dalam kamar nya tanpa mengetuk pintu.
"Oh iya, Clau lupa," jawab Claudia menyengir kuda, "Emang gak bisa ya libur satu hari aja?" tanya nya dengan memasang wajah sok imut.
"Libur apanya?" tanya Kiano langsung mengerutkan dahi.
"Libur minum obat," jawab Claudia memanyunkan bibir.
"Ini bukan obat Clau, ini vitamin!" tekan Kiano menjelaskan.
"Bentuk dan baunya kaya obat, jadi sama aja itu obat namanya!" cetus Claudia.
Ia langsung meraih tempat obat di tangan Kiano dan segera meminum nya. Walaupun ia enggan dan sedikit kesal juga malas untuk meminum nya, namun ia juga tidak bisa membantah tatapan tajam dari suami nya.
Suaminya memang baik, tidak pernah marah, selalu lembut walau sedikit datar, penyabar dan selalu bisa peka terhadap dirinya. Namun, jika sedang marah atau tidak menyukai sesuatu, sungguh rasanya Claudia sangat tidak ingin melihat wajah Kiano.
"Kakak kapan pulang nya?" tanya Claudia kini menyusul Kiano yang sudah keluar dari kamar nya.
"Baru saja!" jawab nya, tangan nya begitu lincah untuk membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan dari dalam sana.
Ya, beginilah rutinitas seorang dokter spesialis bedah dalam, Kiano Nolan. Yang di mana sebelum dan sepulang kerja selalu sibuk di dapur untuk membuatkan istrinya makanan.
Sedangkan sang istri? Hanya duduk dan menjadi mandor saat suaminya memasak tanpa berniat untuk membantu sama sekali.
Bukan durhaka, namun itu semua adalah keinginan Kiano sendiri. Bahkan saat masih di rumah mertuanya, Kiano juga dengan suka rela melakukan hal itu, tanpa perduli tatapan aneh dari sang papa mertua.
Pernah satu kali Kiano tidak membuatkan Claudia sarapan, bukan Claudia yang marah atau bad mood seharian. Melainkan dirinya sendiri, sepanjang hari ia bekerja tidak bisa konsen dan selalu ingin pulang. Kepalanya terasa sangat pusing dan mual kembali ia rasakan.
Ia merasa seperti memiliki hutang kepada istrinya, dan sejak saat itu Kiano tidak pernah lagi melupakan tugas nya setiap pagi dan sore hari pulang kerja.
...~To be continue... ...