NovelToon NovelToon
Godaan Kakak Ipar

Godaan Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Pembantu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda SB

Bagi Luna, Senja hanyalah adik tiri yang pantas disakiti.
Tapi di mata Samudra, Senja adalah cahaya yang tak bisa ia abaikan.
Lalu, siapa yang akan memenangkan hati sang suami? istri sahnya, atau adik tiri yang seharusnya ia benci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - Permainan Cinta

Sinar matahari sore menembus tirai putih yang setengah terbuka di suite Presidential Hotel Bali, menciptakan bayangan-bayangan hangat yang menari di atas lantai marmer dingin. Aroma frangipani dari taman hotel bercampur dengan wewangian mewah yang menyeruak dari diffuser aromatherapy di sudut ruangan, menciptakan atmosfer yang memikat namun penuh dosa.

Luna, sedang berbaring telentang di atas ranjang king size yang diselimuti sprei sutra putih. Rambutnya yang panjang bergelombang tersebar di atas bantal, wajahnya yang cantik berseri-seri dengan senyuman penuh kepuasan. Di sampingnya, Arjuna Wiratama, pria dengan tubuh atletis dan wajah tampan ala aktor sinetron, tengah menyalakan rokok dengan gerakan yang penuh percaya diri.

"Sayang," bisik Luna sambil mengelus dada bidang Arjuna dengan ujung jarinya, "kamu tahu aku sudah gila karena cinta padamu, kan?"

Arjuna menghembuskan asap rokok ke udara, matanya menatap langit-langit kamar yang dihiasi lukisan relief Bali. Senyumnya merekah, namun ada kilat kalkulasi di balik matanya yang tajam.

"Tentu saja, Luna. Aku juga mencintaimu," jawabnya sambil mengecup puncak kepala Luna. "Makanya aku tidak bisa hidup tanpamu. Kamu adalah segalanya bagiku."

Luna memejamkan mata, menikmati setiap kata yang keluar dari bibir pria yang telah mencuri hatinya sejak mereka bertemu di sebuah café dua tahun yang lalu. Arjuna adalah cinta pertamanya, cinta yang murni dan membara, sangat berbeda dengan pernikahan dingin yang dipaksakan oleh ayah tirinya dengan Samudra.

"Jun," panggil Luna dengan suara manja yang hanya keluar ketika bersama pria itu. "Aku senang sekali kita bisa liburan seminggu penuh di sini. Rasanya seperti mimpi."

Arjuna mematikan rokoknya di asbak kristal mahal yang tersedia di meja samping. Tangannya yang berkulit kecokelatan mulai membelai punggung Luna dengan gerakan yang berpengalaman, membuat gadis itu bergidik kecil.

"Sayangku," bisik Arjuna dengan suara serak yang terdengar sangat seksi di telinga Luna, "aku juga senang. Tapi, kamu tahu kan, kebahagiaan ini tidak akan bertahan lama kalau kita tidak punya masa depan yang jelas?"

Luna membuka mata, memandang wajah Arjuna dengan tatapan penuh cinta sekaligus bingung. "Maksudmu apa, sayang?"

Arjuna bangkit dan duduk bersandar pada kepala tempat tidur, menarik Luna untuk berbaring di dadanya. Jari-jarinya bermain dengan rambut Luna yang harum, menciptakan intimasi yang membuat gadis itu semakin terpesona.

"Luna, aku sudah lama memikirkan ini," kata Arjuna dengan nada serius yang jarang didengar Luna. "Aku tidak ingin terus-terusan jadi pria yang hanya bisa menggantungkan hidupnya padamu. Aku ingin punya sesuatu, punya bisnis sendiri, supaya saat kita menikah nanti, aku bisa menafkahimu dengan kepala tegak."

Mendengar kata 'menikah', mata Luna berbinar. Sudah dua tahun mereka menjalani hubungan gelap ini, dan akhirnya Arjuna membicarakan masa depan yang selama ini menjadi impian terbesarnya.

"Benarkah, Jun? Kamu sungguh-sungguh ingin menikah denganku?" tanya Luna sambil bangkit dan menatap wajah Arjuna dengan mata berkaca-kaca.

Arjuna tersenyum dan mengcup bibir Luna lembut. "Tentu saja, sayang. Aku sudah tidak tahan lagi harus berbagi dirimu dengan pria lain. Aku ingin kamu sepenuhnya jadi milikku."

Luna memeluk Arjuna erat, hatinya meluap-luap bahagia. "Aku juga ingin itu, Jun. Aku sudah muak dengan pernikahan palsu ini. Samudra itu dingin, tidak romantis, dan tidak pernah membuatku merasa dicintai seperti yang kamu lakukan."

"Nah, makanya," kata Arjuna sambil mengelus pipi Luna dengan ibu jarinya, "aku punya rencana. Aku mau buka usaha ekspor-impor. Aku sudah survei, dan dengan modal lima ratus juta, aku yakin bisa sukses dalam setahun. Setelah itu, kita bisa menikah dan hidup bahagia tanpa harus bergantung pada siapa pun."

Luna terdiam sejenak. Lima ratus juta bukanlah jumlah yang sedikit, bahkan untuk ukuran keluarga kaya seperti keluarga Samudra. Tapi demi masa depan bersama Arjuna, dia rela melakukan apa pun.

"Lima ratus juta..." gumam Luna sambil menggigit bibir bawahnya, sebuah kebiasaan yang selalu muncul ketika dia sedang berpikir keras.

Arjuna membaca keraguan di wajah Luna. Dengan gerakan yang diperhitungkan, dia memutar posisi Luna sehingga gadis itu berada di bawahnya. Mata mereka bertemu, dan Arjuna menatap Luna dengan tatapan yang begitu dalam dan penuh cinta.

"Sayang," bisik Arjuna sambil mengecup leher Luna, membuat gadis itu mendesah pelan. "Aku tahu ini berat. Tapi percayalah, ini demi masa depan kita. Aku tidak ingin selamanya jadi pria yang hanya bisa menikmati kemewahan dari uang suamimu."

Luna merasakan hatinya mencelos mendengar kalimat terakhir itu. Arjuna benar. Selama dua tahun ini, semua kemewahan yang mereka nikmati, apartemen mewah tempat Arjuna tinggal, mobil sport yang dikendarainya, liburan-liburan mewah seperti sekarang ini, semuanya dibayar dengan uang Samudra. Dan Arjuna, meski menikmatinya, tampaknya merasa terbebani.

"Jun," bisik Luna sambil menyentuh wajah pria yang dicintainya itu, "kamu merasa terbebani selama ini?"

Arjuna mengangguk perlahan, ekspresinya terlihat sedih dan lelah. "Sangat, sayang. Aku mencintaimu, tapi aku juga punya harga diri sebagai seorang pria. Aku ingin membuktikan pada dunia bahwa aku layak untukmu, bukan karena aku tampan atau karena aku pandai memuaskanmu di ranjang, tapi karena aku bisa membuatmu bahagia dengan kemampuanku sendiri."

Perkataan Arjuna membuat Luna semakin jatuh cinta. Pria ini tidak hanya tampan dan pandai bermesraan, tapi juga punya ambisi dan harga diri. Sangat berbeda dengan Samudra yang meski sukses dan kaya, tapi dingin dan tidak romantis.

"Baiklah, Jun," kata Luna dengan penuh keyakinan. "Aku akan minta uang itu dari Samudra. Lima ratus juta untuk masa depan kita."

Mata Arjuna berbinar senang. Dia mengangkat Luna dan memutar-mutarnya di udara, membuat gadis itu tertawa riang. "Benarkah, sayang? Kamu mau melakukan itu untukku?"

"Untuk kita, Jun. Untuk masa depan kita," koreksi Luna sambil mengecup bibir Arjuna dengan penuh gairah.

Mereka berciuman panas, tangan-tangan yang sudah saling mengenal mulai mengeksplorasi tubuh masing-masing. Namun tiba-tiba Luna menghentikan ciuman mereka.

"Tapi Jun," kata Luna sambil menatap mata Arjuna dengan serius, "bagaimana caranya aku minta uang sebanyak itu dari Samudra? Dia mungkin curiga kalau aku minta uang tanpa alasan yang jelas."

Arjuna terdiam sejenak, otaknya yang cerdas mulai bekerja. Selama dua tahun menjalin hubungan dengan Luna, dia sudah mempelajari karakter Samudra dari cerita-cerita Luna. Pria itu memang kaya dan dermawan pada istri yang tidak dicintainya itu, tapi bukan berarti mudah dibodohi.

"Hmm," gumam Arjuna sambil mengelus dagu. "Kamu bilang dia sakit, kan? Dan kamu malah pergi liburan ke sini?"

Luna mengangguk, tanpa merasa bersalah sedikitpun. "Iya, dia demam tinggi. Tapi aku sudah capek bermain peran jadi istri yang peduli. Lagipula, ada Senja yang merawatnya."

"Senja?" tanya Arjuna dengan alis terangkat.

"Adik tiriku. Dia kerja jadi asisten rumah tangga di rumah. Gadis polos yang selalu menurut," jelas Luna dengan nada meremehkan.

Tiba-tiba mata Arjuna berbinar, seolah menemukan ide cemerlang. Senyumnya mengembang, membuat Luna penasaran.

"Kenapa kamu senyum-senyum, Jun?"

Arjuna mengecup kening Luna dengan sayang. "Aku punya ide, sayang. Bagaimana kalau kamu bilang ke Samudra bahwa kamu ingin investasi bisnis? Kamu kan pintar, pasti bisa meyakinkannya."

"Investasi bisnis?" Luna terlihat bingung. "Tapi aku tidak tahu apa-apa soal bisnis."

"Makanya," kata Arjuna sambil mengelus pipi Luna, "kamu bilang saja mau buka butik fashion atau galeri seni. Sesuatu yang cocok dengan image seorang sosialita seperti kamu. Bilang saja kamu sudah survey tempat dan butuh modal lima ratus juta untuk mulai."

Luna menatap Arjuna dengan kagum. "Jun, kamu memang pintar. Ide itu cemerlang!"

"Dan," lanjut Arjuna dengan senyum yang semakin lebar, "kalau dia menolak atau curiga, kamu bisa bermain drama. Bilang saja kamu kecewa karena dia tidak mendukung impianmu. Pria seperti Samudra pasti akan luluh kalau istrinya menangis dan kecewa."

Luna tertawa geli. "Kamu benar-benar jahat, tapi aku suka. Dengan cara itu, aku pasti bisa mendapatkan uang untuk usahamu."

"Usaha kita, sayang. Usaha kita," koreksi Arjuna sambil menarik Luna untuk berbaring kembali di atas dadanya.

Mereka terdiam sejenak, masing-masing tenggelam dalam pikiran tentang rencana yang baru saja disusun. Luna membayangkan masa depan bahagia bersama Arjuna, sementara Arjuna... well, Arjuna membayangkan lima ratus juta yang akan segera berada di tangannya.

"Jun," panggil Luna dengan suara manja, "aku tidak sabar ingin segera pulang dan bicara dengan Samudra. Semakin cepat kita dapat uang itu, semakin cepat kita bisa menikah."

Arjuna tersenyum dan membalik posisi mereka sekali lagi, kali ini dia yang berada di atas Luna. Matanya menatap dalam mata wanita yang sudah dua tahun menjadi sapi perahannya itu.

"Sebelum itu," bisik Arjuna sambil mengecup leher Luna, membuat gadis itu melenguh pelan, "mari kita nikmati malam terakhir kita di surga ini."

Tangan-tangannya mulai menjelajahi tubuh Luna yang sudah tidak asing lagi, sementara bibirnya sibuk mengecup dan menggigit kecil kulit leher yang harum itu. Luna memejamkan mata, menyerahkan diri sepenuhnya pada pria yang dicintainya.

Di luar jendela, matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, mewarnai langit Bali dengan gradasi jingga dan merah yang memukau. Suara ombak yang menghantam pantai Sanur terdengar samar, berpadu dengan desahan-desahan yang mulai terdengar dari dalam kamar suite itu.

1
Ariany Sudjana
semoga samudra lekas tahu bahwa Luna selama ini selingkuh dari samudra, dan selama ini hanya ingin harta samudra saja. dan setelah samudra tahu yang sebenarnya, jangan sampai senja yang jadi sasaran Luna, kasihan senja dan samudra, ga tega lihatnya selalu jadi sasaran kemarahan Luna , yang sudah ga waras
Ariany Sudjana
eh Luna udah gila yah, yang buat samudra jadi ilfil kan Luna juga, selama ini ga mau melayani samudra, bahkan suami sakit, Luna milih jalan-jalan ke Bali, sama selingkuhannya. yang urus samudra sampai sembuh ya senja sendiri. jadi jangan salahkan senja dong. ini samudra belum tahu istrinya selingkuh, kebayang kalau tahu, seperti apa reaksinya samudra
Ariany Sudjana
bagus samudra, jangan mau masuk dalam jebakan Luna, dia tidak mencintaimu, hanya ingin harta saja, dan sekarang dia butuh 500 JT itu. dan di hati Luna hanya ada Arjuna , pasangan selingkuhnya
Ariany Sudjana
Luna juga kan selingkuh, jadi maling jangan teriak maling dong
Ariany Sudjana
saya sih ga salahkan senja atau samudra yah, kalau Luna bisa menghormati samudra selaku suami, mungkin ga akan terjadi. tapi Luna juga malah selingkuh, belum tahu saja Luna, kalau dia juga hanya dimanfaatkan saja sama selingkuhannya
Ariany Sudjana
di rumah ada cctv kan? coba samudra lihat kelakuan Luna terhadap senja, kalau Luna pas di rumah
Ariany Sudjana
semoga saja Dewi bisa menemukan dengan siapa Luna di restoran itu, dasar Luna bodoh, belum sadar hanya dimanfaatkan sama Arjuna
Bunda SB: namanya juga cinta kak🤭
total 1 replies
Ariany Sudjana
samudra harusnya jujur sama mama kandungnya, jangan takut nanti irang tuanya akan membenci Luna. kan memang selama ini Luna yang ga mau punya anak? kalau memang nanti orang tuanya samudra jadi benci sama Luna, ya itu urusan Luna
Ariany Sudjana
semoga samudra bisa melindungi senja, karena Luna begitu jahat dan licik, dan kalau Luna tahu apa yang terjadi selama dia di Bali, pasti senja akan disiksa habis sama Luna
Ariany Sudjana
saya sih ga menyalahkan kalau sampai samudra dekat sama senja. lha punya istri, tapi istri ga pernah memperhatikan dan mengurus suami, apalagi pas suami lagi sakit. Luna malah sibuk dengan selingkuhannya.
Ariany Sudjana
apa Luna punya selingkuhan? sehingga begitu dingin sama samudra, suaminya sendiri.
Ariany Sudjana
di rumah ga ada cctv? sampai samudra begitu percaya sama Luna
Ariany Sudjana
samudra jangan percaya begitu saja sama Luna, senja sampai pingsan karena ulah Luna, si nenek lampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!