Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Malam ini malah Richi pulang tengah malam dalam keadaan mabuk. Entah kenapa pria itu selalu pulang malam akhir-akhir ini. Dan itu juga yang membuat Inha curiga. Ingin rasanya ia bertanya apa yang sedang dilakukan suaminya diluar sana, tapi ia enggan dan gengsi untuk bertanya. Tidak mau!
"Katanya sudah tua dan tidak mau mabuk, nyatanya hari ini juga ikutan mabuk. " Inha melihat suaminya dengan perasaan kesal. Richi sengaja tertidur di kamar tamu agar Cherry tidak melihat papahnya sedang tidak sadarkan diri. Pria itu bert*lanjang dada, tidur sembari memeluk guling nya dengan erat. Lampu yang temaram masih mampu melihat garis wajahnya yang tegas.
" Tampan juga saat tidak memakai kacamata. " Gumam Inha dalam hati. Sedetik kemudian ia menepuk pipinya agar sadar bahwa ia tidak mungkin menyukai Richi.
"Ah, iya kacamata. Aku baru sadar kalau aku sudah melempar kacamata itu hingga rusak. Aku harus membeli yang baru sebagai gantinya. " Lirihnya
" Tapi aku tidak tahu dia minus atau plus. Masa aku harus tanya. " Lagi-lagi Inha bermonolog dan gengsi.
Richi yang mabuk dan kepanasan tidak suka memakai selimut. Ia menendang selimut yang ada di kakinya. Pria itu terlihat memakai celana kolor berwarna hitam. Inha berdecih kembali. Namun mata bulatnya menangkap sesuatu. Ia melihat hidung Richi yang mancung sempurna. Semakin diperhatikan semakin penasaran kenapa pria itu memiliki hidung yang begitu bagus. Kulitnya bersih, putih. Badan nya tidak terlalu besar namun seperti nya akan nyaman saat dipeluk. Bulu kaki nya tumbuh subur dan lebat . Jika diperhatikan Richi termasuk pria tampan yang memiliki rahang kuat dan kumis tipis, pembawaannya dewasa tidak pernah kekanak-kanakan dan marah. Bahkan kemarin saat marah dia tidak kasar, masih mampu mengimbangi Inha yang meledak-ledak saat marah. Ia juga bertanggungjawab terhadap keluarga. Semua kebutuhan rumah tangga juga dipenuhi, apapun yang Cherry minta diturutin walaupun anak itu jarang sekali meminta barang ataupun uang. Cherry juga anak yang pintar, tidak terlalu manja bahkan cenderung mandiri di seusia nya. Inha hanya bisa menghela nafasnya, kenapa ia tidak bisa menerima suami dan anaknya itu.
"Aku harus meminta maaf. "
***
Di hari libur Richi ternyata datang ke klinik. Ia mempunyai janji temu dengan beberapa pasien untuk melakukan pemeriksaan kulit dan wajah. Ia memang dokter spesialis kulit dan k*lamin, namun lebih tertarik membuka usaha di bidang kecantikan.
Ada beberapa brand kecantikan miliknya. Skincare nya laris manis di pasaran. Richi pun terkadang terjun langsung di pabrik skincare miliknya.
Dan selama satu bulan ini Richi lebih sibuk dari biasanya, seperti biasa ia membantu di sebuah klinik dan yayasan untuk orang-orang yang bermasalah di bidang s*ksualitas.
Richi salah satu donatur dan relawan di klinik tersebut. Sebelum menikah ia selalu berkeliling ke banyak tempat menjadi dokter relawan. Jadi tak heran, waktu nya banyak dihabiskan diluar rumah. Ia lebih suka membaur dengan alam dan lingkungan.
Dalam tahun ini jumlah IMS (Infeksi Menular S*ksual) meningkat begitu tajam. Pasien yang datang terkadang terlihat malu karena hal ini seperti "membuka aib" mereka sendiri.
"Dokter , ini tidak mungkin. Saya tidak mungkin terjangkit HIV. Saya tidak pernah berganti -ganti pasangan. " Ucap salah satu wanita muda yang ternyata didiagnosa HIV
" Ibu mungkin setia dengan suaminya, bisa jadi pasangan anda yang suka jajan di luar. " Richi
"Ada beberapa kasus tentang IMS dan faktor penularan nya pertama tentang pasangan yang telah membawa IMS ke dalam rumah, bisa juga suami Ibu tidak memakai k*ndom saat berhubungan sehingga menularkan IMS, Aktivitas Anal S*x. "
"Coba tanyakan pada suaminya, beritahu dia bahwa ibu ter diagnosa HIV, cepatlah skrining kesehatan sedini mungkin agar segera ditangani dan melakukan pengobatan untuk mengurangi resiko komplikasi. "
" Ini tidak mungkin dokter, aku tidak percaya. Kenapa bisa aku terjangkit HIV. "Wanita itu menangis meraung seakan tidak menerima takdirnya.
Perawat wanita mengelus punggung wanita itu, setelah Richi memberi kode dengan mata nya. Tidak mungkin Richi yang menenangkan wanita itu kan. Setelah selesai menangis dan lega wanita itu bertanya kembali.
" Apa anak saja bisa juga terinfeksi HIV dok, dia masih kecil? "
"Bisa jadi bu, lebih baik ibu bawa anak itu untuk skrining kesehatan juga. "
"Ya allah anakku. " Wanita itu mulai menangis lagi.
" Ibu tidak perlu khawatir, rutinlah minum obat. "
" Dokter, bagaimana aku bisa menjalani hidup ini sebagai penyandang ODHIV? "
"Dunia rasanya runtuh dok. " Lanjutnya
"Ibu harus kuat, bicara kan dengan orang terdekat dan terpercaya agar mereka tahu bahwa ibu sedang sakit. Mereka bisa menjadi support system terbaik buat ibu. Membantu dan menerima keadaan ibu, dukungan mereka membuat ibu tidak merasa sendiri.
" Apa ibu sering melakukan s*ks anal? " Kali ini Richi bertanya lebih mendalam. Wanita itu hanya menunduk malu. Seolah mengiyakan pertanyaan Richi.
"Perlu ibu tahu s*ks anal adalah salah satu aktifitas s*ksual yang paling beresiko. Dampaknya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. "
"Resiko nya bisa terjadi luka /robekan di An*s, infeksi akibat adanya tinj* dan tanpa kondom, bisa juga fisual anani ( saluran abnormal yang terbentuk dari dalam an*s ke kulit bagian luar.
" Ibu tahu kan segala resiko yang harus diterima saat melakukan hal tersebut. "
"Iya dok, saya menyesal. Tidak tahu akan seperti ini. " Jawabnya
"Saya akan bicara dengan suami agar segera melakukan cek kesehatan, terimakasih dok. "
" Lebih cepat, lebih baik bu. "Richi segera menutup pembicaraan dengan pasien itu. Lalu meresepkan beberapa obat untuk nya.
wkwkkwkw
🤭🤭