Gubrakkk
Nala Casandra memegang kepalanya, dia baru saja membaca sebuah novel dan sangat kesal. Dia marah sekali pada seorang antagonis yang ada di novel itu. Sangking kesalnya, dia melemparkan novel itu ke dinding, siapa sangka novelnya mental kena kepalanya, sampai dia jatuh dari sofa.
Dan siapa sangka pula, begitu dia membuka matanya. Seorang pria tengah berada di atas tubuhnya.
"Agkhhh!" pekik Nala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Rencana Membuat Raja Ulzhan Pulang Kampung
"Tunjukkan sih tunjukkan, kenapa tanganku tidak dilepas?" tanya Nala yang merasa risih harus berjalan digandeng seperti itu, "kita bukan mau nyebrang jalan kenapa gandengan?" omelnya dengan bibir mengerucut.
Raja Ulzhan berhenti, tapi tidak melepaskan tangan Nala itu.
"Semakin aku dekat denganmu, aku merasa kamu sangat berbeda dari orang-orang kerajaan Girinata. Darimana kamu belajar membentuk bibirmu seperti itu?" tanya Raja Ulzhan yang main pegang bibir Nala yang cemberut hingga agak monyong itu.
"Hehh!" Nala segera menepis tangan Raja Ulzhan itu, "jangan sembarangan pegang! kamu tahu tidak, aku ini sudah punya suami. Ya ampun, kamu tidak paham ya?" tanya Nala kesal.
Bukannya marah, Raja Ulzhan malah kembali menyentuh bibir Nala.
"Jangan sentuh!" pekik Nala.
"Aku mau sentuh, kamu bisa apa?" tanya Raja Ulzhan.
Nala mendengus kesal.
'Kamu tanya aku bisa apa?' kesal Nala dalam hati.
Dan begitu Raja Ulzhan meletakkan jemarinya di bibir Nala, Nala langsung membuka mulutnya, menggigitt jari Raja Ulzhan itu.
"Rasakan itu!" Nala melepaskan gigitanya dan menghentakkan tangannya yang di gandeng Raja Ulzhan.
Raja Ulzhan melihat jarinya yang merah tapi tidak sampai berdarahh itu. Sebenarnya hal ini sangat berbahaya, jika sampai Nala benar-benar menggigit jari Raja Ulzhan sampai berdarahh, maka Raja Ulzhan akan menjadi sangat murka. Cakragetih dalam dirinya akan bangkit, dan itu tidak akan baik sama sekali.
Nala segera bergegas menjauh dari Raja Ulzhan. Menuju ke istana prajurit, dimana dia pasti akan menemukan keberadaan jenderal Mahesa Wulung disana.
"Sekar Nala" panggil pangeran Arga Yudha Kertajaya yang baru keluar dari istana utama.
Nala menghentikan langkahnya, dia menoleh ke arah pangeran Arga Yudha Kertajaya.
"Jangan lupa tujuanmu mau kemana!" tegur Raja Ulzhan.
Nala hanya melambaikan tangannya pada pangeran Arga Yudha Kertajaya.
"Pangeran, aku ada urusan. Nanti dulu ya!" kata Nala yang terus menuju ke istana prajurit.
Pangeran Arga Yudha Kertajaya melihat Raja Ulzhan mengikuti langkah Nala.
"Raja Ulzhan, tidak seharusnya kamu mengikutinya!"
Pangeran Arga Yudha Kertajaya berjalan dengan cepat menghadang Raja Ulzhan.
Raja Ulzhan mengangkat tangannya. Nala yang melihat itu segera menghentikannya.
"Heh mau apa?" tanya Nala.
Click
Namun pangeran Arga Yudha Kertajaya langsung tersenyum menyeringai melihat tangan Raja Ulzhan yang menjentik itu.
"Tidak akan berpengaruh padaku! jangan membuat masalah di kerajaan ini. Raja adalah tamu, karena itu aku masih bersabar menghadapi semua tingkah konyolmu!"
"Terdengar seperti sebuah peringatan! tapi aku tidak perduli!" balas Raja Ulzhan.
Bukan hanya kata-katanya yang terkesan tidak perduli. Tapi tatapan mata Raja Ulzhan pada pangeran Arga Yudha Kertajaya, juga terlihat jelas, tidak takut sama sekali.
Nala lega sekali, pangeran Arga Yudha Kertajaya tidak mempan di hipnotis.
"Pangeran, jangan ladeni orang ini. Kalau mau singkirkan dia dengan cepat dari kerajaan ini. Maka, biarkan aku membawanya pada jenderal Mahesa Wulung!" bisik Nala.
Pangeran Arga Yudha Kertajaya menatap Nala.
"Aku temani kamu" kata pangeran Arga Yudha Kertajaya yang meraih tangan Nala dan menggenggamnya.
Blush
Entah kenapa, Nala merasakan hawa panas di wajahnya. Saat dia menoleh, ternyata hawa panas itu berasal dari tatapan tajam Raja Ulzhan.
"Jika kalian bermesraan di depanku. Aku pastikan dua pelayan setiamu, Nala. Hilang akal!"
Nala segera melepaskan tangan pangeran Arga Yudha Kertajaya.
"Apa masalahmu? dia istri pangeran ini..."
"Aduh sudah, sudah. Kenapa kalian malah ribut sih? Tidak perlu gandengan, tidak ada zebra cross juga!" kata Nala yang segera meninggalkan keduanya dan berjalan cepat menuju istana para prajurit.
Raja Ulzhan masih menatap tajam ke arah pangeran Arga Yudha Kertajaya. Dan sebaliknya, pangeran Arga Yudha Kertajaya juga tak kalah tajam menatap Raja Ulzhan.
Nala yang sudah sampai di depan pintu istana prajurit, hanya menghela nafas panjang.
"Hais, terserahlah!" katanya sambil berjalan masuk ke dalam istana itu.
'Dia juga tidak bisa dipengaruhi, sebenarnya ada apa ini? selama ini belum pernah ada yang bisa lolos. Awalnya Sekar Nala, lalu pangeran ini... ck, pasti petapa tua sialann itu!' batin Raja Ulzhan yang sudah mulai menyadari kalau jurus terlarang yang dia pakai, sudah tidak mempan lagi, karena bantuan seseorang yang memang bisa menangkal jurus itu.
Raja Ulzhan mendengus kasar, lalu berjalan menuju ke istana para prajurit. Pangeran Arga Yudha Kertajaya mengikutinya setelah Raja Ulzhan berada cukup jauh darinya.
'Mau merebut istri dan anakku, tak akan aku biarkan!' pekiknya dalam hati.
Di dalam istana para prajurit, ada sebuah lapangan besar di mana para prajurit sedang berlatih di sana. Sebuah panah melesat sangat cepat, ke arah Nala yang memang melewati area terlarang, karena memang area itu tidak aman.
Syuthh
Mata Nala melebar, sebuah anak panah berhenti tepat sekitar 30 cm dari wajah Nala. Sebuah tangan kekar memegang batang anak panah itu.
Nala mendesah kasar, dia bahkan sampai membungkukkan badan karena merasa sangat lega, dia selamat.
Seorang prajurit berlari.
"Maaf jenderal, mohon ampun. Busur yang hamba gunakan patah, anak panah itu..."
"Pergi ke ruang hukuman. Seorang prajurit yang tidak bisa mengenali alat-alat yang digunakan masih layak pakai atau tidak. Tidak pantas jadi prajurit. Dan prajurit yang memeriksa alat hari ini, suruh mereka juga pergi ke ruang hukuman!" tegas jenderal Mahesa Wulung.
"Baik jenderal!" kata wakil jenderal yang juga berlari ke tempat itu.
'Dia memang sangat tegas, sangat baik, sangat tulus, sangat tampan... eh!' Nala segera menundukkan kepalanya.
Bisa-bisanya dia kagum pada ketampanan jenderal Mahesa Wulung. Pikiran macam apa itu, dia kan sudah punya suami. Meskipun suaminya galak dan suka main perintah seenaknya.
"Tuan putri, pasti terkejut. Tapi, apa yang membawa tuan putri datang?" tanya jenderal Mahesa Wulung dengan tatapan sopan.
Padahal jenderal Mahesa Wulung juga pernah sangat mencintai Sekar Nala, bahkan sampai saat ini pun masih. Tapi, pria itu benar-benar menjaga harga diri dan kehormatan dirinya juga Nala. Hingga mampu menyembunyikan perasaan itu dengan begitu rapat dan baik. Cara bicara dan cara bersikap, juga tidak berlebihan.
"Jenderal, maafkan aku. Aku sekali lagi harus merepotkanmu. Aku mau minta bantuanmu!" kata Nala.
"Apapun itu!" kata jenderal Mahesa Wulung dengan cepat dan penuh keyakinan.
"Berkelahi dengan Raja Ulzhan, dan kalahkan dia!" kata Nala dengan suara semakin perlahan, nyaris sebuah bisikkan.
***
Bersambung...
CLBK
😍😍😍
kena prank🫠🫠🫠
jehong udah mewek2 malah bercyandaaahhhh🤣🤣🤣
yg tegar y nala, otw balas dendam aq dukung koq😤😤😤