Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Di rumah ibu aku bercerita tentang banyak hal, hari ini aku mulai menceritakan perjalanan rumah tangga ku kepada ibu dan juga tante ida. semua aku ceritakan kepada mereka tapi tidak dengan apa yang sudah ayah mertua ku lakukan.
Perjalanan rumah tangga yang telah aku bangun tanpa di dasarkan cinta itu, punya banyak cerita yang membuat air mata ku tak henti menetes. di mulai dari pertama kali aku masuk ke dalam rumah suami ku, sampai kini aku mendapatkan hak ku sebagai seorang istri.
Benar kata ibu ku, seiring berjalannya waktu, cinta dan sayang akan tumbuh dengan sendirinya. ini lah yang terjadi dalam rumah tangga ku dengan suami ku. awalnya pernikahan ini aku niat'kan hanya untuk mengurangi beban ibu ku, namun seiring berjalannya waktu, aku mulai jatuh cinta kepada Farhan suami ku.
Lelaki yang seringkali merendahkan aku, membuat hati ku hancur. kini menjadi laki-laki yang membuat ku tersenyum ketika melihat raut wajahnya. aku tak menyangka, aku bisa mencintai laki-laki sombong dan juga keras kepala itu.
"Bu, aku ingin cerita sama ibu, tentang bagaimana perjalan hidup putri ibu ini selama berada di rumah suaminya" ungkap ku dengan wajah yang mulai sedih
Karna membayangkan bagaimana aku hidup di rumah suami ku yang penuh akan ujian, di mulai dari suami yang belum bisa menerima ku sebagai istrinya, hingga bagaimana kehormatan ku di renggut oleh ayah mertua...
"apa yang mau kamu ceritakan?" tanya ibu ku yang terlihat mulai penasaran
"jujur Bu, selama aku tinggal di rumah suami ku, banyak cobaan yang telah aku lewati. air mata sudah banyak aku keluarkan, pertama kali aku masuk ke dalam rumah itu, aku di sambut dengan perlakuan yang menyakiti hati ku. Farhan tidak mau menganggap ku sebagai istrinya, ayah mertua yang terus saja meminta cucu dari ku. saat itu aku sangat hancur Bu, hati ku terasa hancur, bagaimana seorang gadis seperti ku bisa melewati ujian seperti itu. aku mengingat kata-kata ibu, kalau aku harus sabar dan jangan pernah putus asa, kata-kata ibu itu membuat aku bisa sampai di titik ini" ungkap ku yang bercerita tentang pahitnya kehidupan ku di rumah suami ku
Mendengar cerita ku itu membuat ibu ku menangis, dia beranjak duduk di dekat ku, memeluk tubuh ku, dan memberikan aku sebuah kekuatan untuk menjalani takdir ku.
"sudah sayang, jangan bersedih seperti ini. maafkan ibu Karena harus menikahi kamu dengan Farhan, ibu tak bisa berbuat apa-apa. utang kita membuat kamu harus menjadi jaminan, apa kamu pikir ibu sengaja melakukan itu?... tidak nak, bagaimana ibu bisa menyakiti hati anak ibu, kamu adalah harta paling berharga yang ibu punya" ungkap ibu dipadu air mata yang mengalir ke arah wajah ku
Tante Ida yang mendengarkan percakapan kami meneteskan air mata, kisah yang sangat sedih yang harus aku jalani. di bawah perjanjian aku menikah dengan laki-laki yang tak pernah aku bayangkan untuk menjadi suami ku. perjodohan yang membuat ku menjadi wanita yang dewasa, seorang gadis yang tak lama lulus sekolah harus menikahi seorang putra tunggal kaya raya yang sombong akan hartanya.
"tapi Bu, di balik kesedihan yang telah ayu lewati, kini ayu sudah di titik paling bahagia. kini Farhan telah mulai menerima ku sebagai istrinya, sekarang ibu tak perlu khawatir lagi sama aku, karena sekarang aku dan suami aku sudah seperti suami istri pada umumnya. ini semua berkat doa ibu, karna dia ibu, perlahan Farhan mulai mencintai aku" ungkap ku yang mengusap air mata ibu ku
"benarkah begitu?.. apa Farhan sudah mulai mencintai mu?" tanya ibu
"iya Bu, sekarang Farhan sudah mau bicara sama ayu, bahkan sikapnya tak seperti dulu lagi. sekarang dia menjadi lelaki yang sangat mencintai ku" ucap ku untuk menenangkan hati ibu ku
"syukurlah kalau begitu, ibu ikut senang. akhirnya putri ibu bisa mendapatkan haknya sebagai seorang istri, mulai sekarang kamu tidak boleh mengecewakan hati suami kamu. jaga dia, rawat dia seperti kamu merawat ibu mu. jadikan dia seorang raja, dan ibu yakin kamu juga akan di perlakukan seperti ratu" ungkap ibu
Cerita demi cerita aku ceritakan, kesedihan dan juga kebahagiaan, aku ungkapkan kepada ibu dan juga tante Ida. mereka berdua adalah wanita yang membuat ku kuat melewati hidup yang penuh akan ujian itu. mereka berdua adalah wanita hebat dan paling berjasa dalam hidup ku.
Kebahagiaan yang aku alami saat ini, itu semua tak lain dari doa mereka berdua. doa seorang ibu yang telah menyayangi ku dengan sepenuh hatinya, dan doa seorang tante yang sudah menganggap ku seperti anaknya. aku beruntung hidup bersama dua wanita hebat dan juga bijaksana, meskipun aku terlahir dari keluarga miskin, tapi aku bersyukur telah di rawat dan di besarkan oleh dua wanita yang selalu menguatkan hati ku ketika aku ingin menyerah.
..................
Jam menunjukan pukul 2 siang, aku dan juga tante Ida pulang dengan sisa-sisa air mata yang membasahi wajah kami. di dalam mobil, di perjalanan pulang, aku memeluk tante Ida untuk mengucapkan terimakasih, telah membantu aku sampai ke titik ini.
Aku tak akan pernah lupa akan nasehat yang tante berikan kepadaku, aku berdoa semoga tante dan juga ibu ku diberikan umur panjang. karena bagi ku mereka berdua adalah harta paling mahal dalam hidup ku.
Meski hari pertama aku menjadi seorang istri, hidup ku penuh akan cobaan, namun aku sekarang telah merasakan bahagianya sebagai seorang istri dari laki-laki tampan dan juga bertanggung jawab.
Aku merasa berdosa, telah mengkhianati suami ku. di kondisi ku sekarang aku sedang mengandung anak ayahnya, bagaimana aku harus mengatakan kepadanya, kalau ayahnya telah merenggut haknya sebagai seorang suami.
Bagaimana perasaannya jika dia tau, kalau lelaki yang dia sebut ayahnya itu, telah menodai istrinya dan menghamili menantunya. terkadang aku berpikir bagaimana Farhan akan menerima sebuah kenyataan pahit, kalau aku sedang mengandung anak dari ayahnya.
Dosa itu membuat hati ku tak tenang, anak yang aku kandung ini membuat hidup ku merasa cemas. bisa saja anak ini menjadi penghancur rumah tangga ku, aku ingin menggugurkan kandungan ini, tapi aku berpikir betapa besar dosa seorang ibu yang sengaja membunuh anak yang belum di lahirkan.
Aku mengingat akan ibu ku, yang rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melahirkan aku. jika ibu ku mampu melakukan itu, mengapa aku tak bisa melakukannya untuk anak ku.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.