Tahap Revisi🤗
Nama ku Aqila Dewi Karisma. Aku terpaksa menikah dengan calon kakak ipar ku sendiri karena suatu peristiwa.
Hari-hari ku berubah semenjak menikah. Tidak ada sayang atau cinta dari suami ku, yang ada hanya rasa benci dan ingin terus melihat ku menderita.
"Kamu hanyalah Istri Diatas Kertas tidak lebih. Jangan berharap mendapatkan cinta atau kasih sayang dariku, karena itu tidak akan terjadi." Arka mencengram kuat dagu Aqila dengan jemari kuat nya.
"Sakit... lepaskan...." Pinta Aqila meringis kesakitan dengan butiran bening jatuh karena kuat nya cengraman Arka.
"Sakit?" Kata Arka mengulangi perkataan Aqila dengan senyum puas melihat penderitaan nya.
_-_-_-_-_-_-_-_✨💞✨_-_-_-_-_-_-_-_-_
Apakah Aqila akan kuat dengan semua sikap Arka atau sebaliknya?
Mau tau kehidupan rumah tangga Arka dan Aqila?
Yuk baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia rysa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Di lemah
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
•
✨🌹💞🌹✨
Aqila bingung harus melakukan apa, dia merasa tidak nyaman berdua berada di ruangan yang sama dengan Arka.
Kenangan dan peristiwa beberapa hari yang lalu masih tersimpan lekat di lubuk hati Aqila. Tidak mudah untuk Aqila melupakan semua dengan permanen. Kelakuan buruk Arka bukan hanya sekali terhadapnya, tapi berulang kali.
"Kamu ngapain duduk di sini?" Tanya Arka melihat Aqila duduk di tepi ranjang tidur nya.
"Duduk, apa kamu tidak melihat nya?" Balas Aqila bertanya balik.
"Aku bertanya secara baik kenapa menjawab seperti itu. Apa tidak bisa menjawab tanpa bertanya?" Arka menatap tajam Aqila yang tidak menoleh kearahnya, hal itu malah membuat Arka merasa terhina.
Arka merasa terhina dengan sikap Aqila malas tau tanpa menoleh ke arah nya saat bicara. Tanpa aba-aba dia menarik kasar Aqila hingga wajah cantik Aqila menatap jelas ke arah Arka. Cukup lama mereka saling pandang satu sama lain. Tanpa sadar keduanya saling berucap memuji dalam hati.
"Wanita ular ini jika dilihat dari dekat ternyata cantik juga, tapi sayang kenapa wajah cantik nya digunakan untuk menipu. Seandainya kamu tidak melakukan ini, aku yakin kamu akan bahagia." Batin Arka menatap intex wajah Aqila begitu dekat dengan wajahnya hanya berjarak dua jengkal.
"Kamu tampan, tapi kenapa sikap kamu begitu buruk kepadaku? apa kesalahan yang ku perbuat kepadamu, jika sedikit saja kamu memberi kesempatan pada pernikahan ini, aku ingin sekali memperbaiki dan mempertahankan pernikahan ini hingga maut yang memisahkan." Batin Aqila sedih.
Meski Aqila di perlakukan buruk oleh Arka, hal itu tidak membuat Aqila membenci nya, bagaimana juga Arka masih suaminya saat ini. Dia menghindar dari Arka bukan karena benci melainkan menghindar dari perdebatan yang akan di pancing oleh Arka sendiri kepada dia saat melihat wajah nya.
"Kenapa menatap ku seperti itu?" Tanya Arka masih dengan posisi awal.
Berbeda dengan Arka kelihatan santai meski jarak wajah mereka sangat dekat, sedangkan disisi lain Aqila sangat gugup dan canggung dengan situasi ini, dia ingin sekali mengacuhkan Arka dan menoleh kearah lain, tapi semua itu tidak bisa dia lakukan.
"Apa yang kamu pikirkan? kenapa tidak menjawab pertanyaan ku? kenapa menatap ku?" Tanya ulang Arka lekat menatap manik-manik mata Aqila.
"Kamu ju_ga kenapa menatap ku?" Gugup Aqila melempar balik pertanyaan tanpa ingin menjawab.
"Aku bertanya lebih dahulu, kenapa tidak kamu saja yang menjawab!" Ucap Arka kesal, selalu saja Aqila melempar balik pertanyaan tanpa ingin membalas.
Apa melempar balik pertanyaan sudah menjadi kebiasaan Aqila. Pikir Arka kesal.
"Bagaimana aku tidak menatapmu jika tangan mu saja masih setia menahan dagu ku seperti ini." Tunjuk Aqila memberi arahan lewat ujung mata.
Sontak hal tersebut langsung membuat Arka melepas kasar wajah Aqila dengan kuat, hingga Aqila terpental jatuh dari ujung tepi kasur ke bawah lantai.
"Auwh." ringis Aqila kesakitan.
"Itu hukuman karena sudah berani mengacuhkan aku saat bicara!" Kata Arka bangun meninggalkan Aqila menuju kamar mandi.
Aqila memandang tubuh Arka semakin menjauh dari penglihatan. Perlahan Aqila bangun dan berdiri lurus bingung apa yang akan dia lakukan sekarang. Dimana pakaian nya? dimana dia harus tidur? apa akan sama seperti hari itu pertama kali masuk ke ruangan ini? tidur dibawah lantai tanpa alas selimut.
Bingung dengan pertanyaan memutari otak, akhirnya Aqila memutuskan untuk mengecek di dalam lemari Arka. Betapa kagetnya saat melihat semua pakaian nya sudah dipindah kan disini tanpa kurang.
"Sejak kapan dia memindahkan semua ini? bukan nya dia bekerja hari ini? apa semua ini bibi yang melakukan atas perintah nya?" Gumam Aqila bertanya menatap isi lemari Arka yang sekarang di penuhi dengan pakaiannya.
Cekrek...
Terdengar pintu kamar mandi terbuka, keluarlah Arka dengan tubuh yang lebih fresh dengan balutan handuk menutupi senjata sakti, dan membiarkan dada bidang roti robek terbuka lembar di pandang Aqila dengan jelas.
Aqila memandang tubuh atletik Arka menelan ludah saking Indahnya tubuh Arka. Otot berisi Arka menambah ketampanan berlipat ganda yang di miliki Arka sejak awal tampan menjadi lebih tampan.
"Pikir apa kamu Qila, ayo sadar jangan terlalu berharap dan mengangumi pria di hadapanmu ini, dia tidak akan mencintai kamu, bahkan memberi sedikit perhatian dia jijik. Come on Aqila, sadar jangan sampai kamu menaruh hati sama pria yang berstatus suami mu ini, dia hanya menganggapmu istri di atas kertas tidak lebih, bahkan kapan saja bisa dia robek kertas itu." Batin Aqila menyadarkan diri.
Sakit pasti sangat sakit, hati istri mana yang tidak terluka menerima kenyataan seumur hidup, dia hanyalah istri diatas kertas yang tidak pernah di anggap ada oleh suami nya.
Dari awal Aqila sadar Arka tidak mengganggap penting atau adanya pernikahan ini, dimata nya pernikahan ini hanya sebuah permainan yang bisa diselesaikan kapan saja.
"Kenapa memandang ku seperti itu? jangan berharap aku ingin menyentuh mu lagi, kemarin hanyalah sebuah kesalahan yang pernah aku lakukan dan kini menjadi penyesalan terbesar dalam hidupku." Kata Arka menghina Aqila seakan menyentuh nya kemarin adalah sebuah hal menjijikan.
Hati Aqila mendadak sakit dan perih mendalam di lubuk hati, perkataan Arka seakan tidak ada penyesalan dalam hidupnya merenggut harta berharga milik Aqila.
"Bukan hanya kamu, aku juga bahkan lebih menyesal dari apa yang kamu rasakan!" Ucap Aqila tidak kalah pedas dari Arka."Aku bahkan lebih memilih bunuh diri dari pada harus disentuh pria seperti kamu!"
"Benar begitu?" Tanya Arka berjalan mendekati Aqila.
Melihat langkah Arka mulai mendekati nya, dia perlahan mundur kebelakang hingga terjepit habis di ujung dinding tembok.
"Kenapa takut? aku tidak akan melakukan apapun kepadamu mu? Bersih kan otak kotor mu itu, jangan berlebihan memikirkan sesuatu yang tidak akan terjadi lagi." Mundur Arka melihat wajah gugup Aqila.
"Apa yang kamu tau tentang pikiran ku? jangan berlagak seperti peramal yang bisa membaca pikiran orang." Bantah Aqila tidak terima, meski semua yang di katakan Arka benar, dia tidak mungkin menjelaskan sesungguhnya, bisa tengksin nanti di ejek dan di hina habis oleh Arka.
"Tanpa berkata, aku sudah bisa melihat dari wajah kamu yang berharap lebih melihat tubuh indah ku ini."
"Terserah kamu mau berpikir apa tentang ku, aku tidak perduli itu. Yang perlu kamu tau aku tidak sudi dan tidak rela untuk di sentuh lagi sama pria seperti kamu!" Tegas Aqila menatap tajam Arka, seakan gugup nya hilang mendadak mendengar ejekan hinaan Arka.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
✨_______________🌼🌼🌼_______________✨
🥀 Mencintai bukan masalah waktu dan kapan. Mencintai membutuhkan satu kata dan satu tempat yaitu hati. Hati yang tersentuh dengan apa yang dilihat tanpa bisa di pegang hanya bisa dirasakan. 🥀~~~By: Aqila💞
...Jangan lupa dukung karya ini dengan Like, comment, gift🌹 and vote....
...Bantuan jempol mu membantu author untuk semangat menulis....