NovelToon NovelToon
DIUJUNG IKHLAS ADA BAHAGIA

DIUJUNG IKHLAS ADA BAHAGIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Poligami / Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: zanita nuraini

---

📖 Deskripsi: “Di Ujung Ikhlas Ada Bahagia”

Widuri, perempuan lembut yang hidupnya tampak sempurna bersama Raka dan putra kecil mereka, Arkana. Namun di balik senyumnya yang tenang, tersimpan luka yang perlahan mengikis keteguhan hatinya.
Semuanya berubah ketika hadir seorang wanita kaya bernama Rianty — manja, cantik, dan tak tahu malu. Ia terang-terangan mengejar cinta Raka, suami orang, tanpa peduli siapa yang akan terluka.

Raka terjebak di antara dua dunia: cinta tulus yang telah ia bangun bersama Widuri, dan godaan mewah yang datang dari Rianty.
Sementara itu, keluarga besar ikut memperkeruh suasana — ibu yang memaksa, ayah yang diam, dan sahabat yang mencoba menasihati di tengah dilema moral yang makin menyesakkan.

Di antara air mata, pengkhianatan, dan keikhlasan yang diuji, Widuri belajar bahwa bahagia tidak selalu datang dari memiliki… kadang, bahagia justru lahir dari melepaskan dengan ikhlas.

“Karena di ujung ikhlas… selalu ada bahagia.”


---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 -HARI PERTAMA SATU RUMAH

Malam pertama di rumah baru seharusnya menjadi awal yang bahagia. Semua orang menganggap begitu. Tapi bagi Raka dan Rianty, yang terasa justru hening, dingin, dan kaku.

Rumah besar yang baru mereka tempati berdiri megah di kawasan elit. Lampu gantung kristal di ruang tamu memantulkan cahaya lembut, tapi justru membuat suasana terasa asing. Tak ada tawa kecil, tak ada percakapan hangat. Hanya suara detik jam di dinding yang terdengar jelas.

Raka duduk di tepi ranjang, masih memakai kemeja putih dan celana bahan yang belum ia ganti sejak acara resepsi. Tatapannya kosong menatap lantai. Di meja rias, Rianty duduk sambil melepas anting satu per satu. Tangannya bergetar sedikit. Wajahnya yang tadi penuh riasan kini tampak lelah.

Tak ada yang bicara selama beberapa menit. Udara di kamar itu seolah berhenti.

Akhirnya Raka membuka suara pelan, “Capek ya, acaranya panjang banget.”

“Iya,” jawab Rianty singkat tanpa menoleh.

Raka menarik napas, berdiri, lalu masuk ke kamar mandi. Ia menatap wajahnya di cermin, membasuh muka dengan air dingin. Setelah beberapa menit, ia keluar dan berbaring di sisi ranjang. Ia memilih memunggungi Rianty. Tak ada pelukan, tak ada sapaan lembut seperti yang diharapkan Rianty.

Rianty diam. Ia menatap punggung Raka lama sekali. Dalam hatinya, ada campuran sedih dan bingung. Ia sudah menunggu momen ini lama, memperjuangkan hubungan mereka, menantang banyak pandangan orang, bahkan menanggung label yang tak ringan. Tapi malam yang ia bayangkan hangat dan bahagia justru terasa dingin dan asing.

Ia mencoba tersenyum, berharap Raka menoleh, tapi tidak ada gerakan apa pun. Raka memejamkan mata pura-pura tidur, padahal pikirannya berputar. Bayangan Widuri muncul lagi di kepalanya. Wajah lembutnya, suaranya yang kalem, caranya menatap dengan sabar. Raka menggigit bibir. Ia tahu apa yang ia lakukan tidak sepenuhnya benar, tapi semuanya sudah terjadi. Ia ingin meyakinkan dirinya bahwa keputusan ini tepat, tapi hatinya menolak percaya.

Rianty akhirnya berbaring juga. Ia membelakangi Raka. Air matanya menetes pelan ke bantal. Tidak karena marah, tapi karena kecewa.

Malam itu berlalu tanpa kata.

Pagi datang dengan cahaya matahari yang menembus tirai jendela. Raka sudah bangun lebih dulu. Ia duduk di tepi ranjang, menatap jam di dinding.

Waktu menunjukkan pukul enam. Ia bangkit pelan, bersiap ke kamar mandi tanpa membangunkan Rianty.

Saat keluar, Rianty sudah terjaga. Ia duduk di tempat tidur dengan rambut masih terurai. “Kamu mau sarapan di bawah?” tanyanya datar.

“Iya,” jawab Raka singkat.

“Aku turun bentar lagi,” ucapnya mencoba tersenyum.

Raka hanya mengangguk, lalu keluar kamar.

Di ruang makan, Mamih Cassandra sudah menunggu. Ia tampak bersemangat, mengenakan daster satin dengan motif bunga. “Selamat pagi, Nak Raka,” sapanya ramah. “Gimana semalam? Istirahat cukup?”

Raka menarik kursi pelan. “Cukup, Mih. Terima kasih.”

Tak lama kemudian, Rianty datang, sudah berpakaian rapi dengan blouse sederhana warna krem.

Meja makan penuh dengan hidangan: nasi uduk, ayam goreng, sambal, dan buah potong. Semuanya disiapkan oleh asisten rumah tangga.

Suasana terlihat normal dari luar, tapi di antara Raka dan Rianty ada jarak yang tidak bisa dijelaskan. Mereka makan tanpa banyak bicara. Sesekali Mamih Cassandra mencoba mencairkan suasana.

Tuan Bramasta muncul tak lama setelah itu, mengenakan kemeja santai. Ia membaca koran sambil duduk di ujung meja. “Sarapan yang banyak. Setelah ini Raka bisa mulai adaptasi kerja di kantor baru, ya. Jangan sampai kelihatan canggung.”

Raka hanya mengangguk. “Iya, Pak.”

Rianty menatap suaminya diam-diam. Ia tahu Raka berusaha menampilkan diri seolah semua baik-baik saja, tapi ekspresinya tak bisa menipu. Raka tampak jauh.

Setelah sarapan selesai, Raka pamit untuk berangkat. Ia tidak menggunakan mobil baru yang disiapkan keluarga Bramasta, tapi tetap memilih motornya sendiri.

“Aku ke kantor lama dulu, Mih, mau pamitan,” katanya singkat.

Cassandra mengangguk, “Baik, hati-hati di jalan.”

Raka berjalan keluar rumah, menyalakan motornya. Suara mesin motor terdengar kecil di halaman luas itu. Dari balik jendela, Rianty memperhatikan. Tangannya menyentuh kaca pelan.

“Pergi aja dulu,” gumamnya lirih, “aku tahu kamu masih belum siap.”

Ia berdiri lama di depan jendela itu. Dari luar, ia terlihat tenang, tapi dalam dadanya ada banyak rasa yang sulit dijelaskan—campuran antara cinta, ragu, dan takut kehilangan sebelum sempat benar-benar memiliki.

Sementara itu, di jalan menuju kantor lamanya, Raka melaju pelan. Udara pagi sebenarnya segar, tapi dadanya terasa sesak. Ia berhenti sebentar di lampu merah, melihat pantulan wajahnya di kaca spion.

Di sana, ia melihat dirinya sendiri—lelaki yang punya dua rumah, tapi tak tahu di mana hatinya tinggal.

Sesampainya di kantor lama, suasana terasa berbeda. Beberapa rekan kerja menyapanya dengan senyum basa-basi. “Pak Raka, selamat ya atas pernikahannya!”

“Terima kasih,” jawabnya singkat.

Ia menemui Pak Darvisan, atasannya yang dulu sekaligus sahabat ayah mertuanya. Darvisan menatapnya lama sebelum berbicara.

“Sudah resmi sekarang, ya? Semoga kamu bahagia, Raka.”

Raka mengangguk. “Terima kasih, Pak.”

Darvisan menepuk bahunya. “Kamu orang baik, Rak. Jangan sampai keputusan besar ini bikin kamu kehilangan arah.”

Kalimat itu menancap di kepala Raka. Ia hanya bisa tersenyum tipis, lalu berpamitan. Saat keluar dari ruangan, pikirannya kembali ke rumah. Ia tahu Rianty menunggunya, tapi hatinya belum siap menatap perempuan itu sepenuhnya sebagai istri.

Di rumah, Rianty duduk di ruang keluarga menatap jam dinding. Waktu sudah hampir siang. Ia membuka laptop, mencoba mengalihkan pikiran dengan pekerjaan, tapi konsentrasinya tak bertahan lama.

Ia menutup layar, lalu memandangi foto pernikahan yang baru saja dikirim oleh fotografer. Wajah Raka di sana tersenyum, tapi senyum itu datar.

Rianty mengusap wajahnya pelan. “Aku akan tetap coba, Rak,” ucapnya pelan. “Mungkin bukan hari ini, tapi suatu saat kamu akan melihat aku bukan sebagai kesalahan, tapi sebagai pilihan.”

Di luar, suara kendaraan lalu-lalang. Rumah besar itu tetap sunyi, meski di dalamnya sudah ada dua orang yang seharusnya membangun kehidupan baru.

Raka dan Rianty kini memang satu rumah.

Tapi hati mereka masih di tempat yang berbeda.

\#tbc

tunggu kelanjutan nya ya

Jangan lupa like komen vote subscribe nya ya readers!!! Papayy

1
Intan Pandini
Ohh jadi sebelumnya pernah di suruh poligami ya sama keluarganya
Intan Pandini
Hmm jadi penasaran sama rianty ini, kira kira siapa ya
Intan Pandini
Shock banget tiba tiba di tanya boleh berbagi suami 😭 aku reflek bakalan ngamok kayak nya 🙏
Delwyn
Ngakak sampe geleng-geleng!
zanita nuraini: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
Kovács Natália
Makin penasaran dengan twist ceritanya.
zanita nuraini: terimakasih sudah mampir cerita author
ditunggu kelanjutan nya ya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!