NovelToon NovelToon
Sengketa Di Balik Digital

Sengketa Di Balik Digital

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Di tengah duka yang belum usai, tahta digital Sasha mulai retak. Kematian sang kekasih, Bara, yang seharusnya menjadi akhir dari sebuah cerita cinta, justru menjadi awal dari mimpi buruknya. Sebagai CEO tunggal super-aplikasi raksasa Digital Raya, ia tak punya waktu untuk meratap. Dari ruang rapat yang dingin, keluarga yang seharusnya menjadi pelindung kini menjelma menjadi predator, mengincar mahakarya yang mereka bangun bersama.

Namun, ancaman tidak hanya datang dari dalam. Saat serangan siber global mengoyak benteng pertahanan DigiRaya, Sasha terpaksa bersekutu dengan sosok yang paling ia hindari: Zega, seorang peretas jenius yang sinis dan memandang dunianya dengan penuh kebencian. Aliansi penuh percik api ini menyeret mereka ke dalam labirin digital yang gelap.

Di antara barisan kode dan serangan tak kasat mata, Sasha menemukan sesuatu yang lebih mengerikan: serpihan kebenaran yang sengaja ditinggalkan Bara. Sebuah bisikan dari balik kubur yang mengisyaratkan rahasia kematiannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Umpan dan Pelanggaran Fisik.

Cengkeraman prajurit Express Teknologi di pergelangan tangan Sasha terasa seperti belenggu baja, panas dan dingin secara bersamaan. Ia bukan sekadar teknisi; ia adalah pemburu terlatih, dan penyamarannya hampir sempurna. Di tengah hiruk pikuk persiapan konferensi, momen penangkapan ini hanya berlangsung beberapa detik, tetapi bagi Sasha, waktu terasa melambat.

“Kau membuat perjalanan kami ke Bali ini sangat mudah, CEO Sasha,” desis Riksa, matanya bersinar dingin di balik kacamata berlensa tebal. Ia mulai menarik Sasha menuju pintu servis yang tersembunyi.

Reaksi Sasha bukanlah panik, melainkan kejengkelan yang membara. Dia baru saja menahan rasa sakit kopi panas yang menyiram blazernya, dan dia tidak akan membiarkan dirinya ditangkap dalam hitungan menit setelah tiba. Dorongan adrenalin memberinya kekuatan yang tak terduga.

Sasha tidak melawan tarikan itu. Sebaliknya, ia melangkah maju, berpura-pura menyerah. Kemudian, dengan kecepatan yang dipelajari dari Bara saat berlatih bela diri untuk pertahanan diri, ia menghentakkan tumitnya ke sepatu Riksa. Saat pria itu tersentak kaget, Sasha menggunakan momen itu untuk memutar pergelangan tangannya, mengaitkan lengan Riksa dengan gerakan memutar yang cepat, dan mendorong nampan kopi yang kosong di tangan Riksa ke wajahnya.

Riksa mendengus kesakitan dan melepaskan pegangannya. Sasha tidak menunggu. Ia menukik ke bawah, meluncur di bawah lengannya, dan melesat ke koridor sibuk yang mengarah ke ruang pers. Ia mendengar Riksa berteriak dalam bahasa Inggris yang kental, "Dia kabur! Tutup area panggung!"

Sasha berlari, paru-parunya terbakar, dan bau kopi yang sudah dingin melekat di pakaiannya. Dia mencari tempat untuk bersembunyi. Dia berbelok tajam ke gudang penyimpanan yang berisi peralatan audiovisual. Di dalamnya gelap dan sempit, dipenuhi kabel gulung dan tripod.

Ia menjatuhkan diri di balik tumpukan kotak speaker, tangannya gemetar. Dia harus menghubungi Zega, tetapi dia tahu, komunikasi yang terlalu lama dapat dilacak. Ia mengeluarkan arloji yang dimodifikasi Penyu, sebuah alat komunikasi darurat yang terenkripsi.

Ia mengirimkan satu kode darurat kepada Penyu: [HIT. BICC L4. THEY KNOW.]

Respons Penyu datang hampir instan: [RISK LOW. TINGGALKAN. LAKUKAN MISI. Z: MASUK.]

Pesan singkat itu adalah perintah. Sasha harus melanjutkan perannya sebagai umpan, meskipun risikonya meningkat sepuluh kali lipat. Mereka telah mengantisipasi kedatangannya. Sekarang, dia tidak bisa hanya berjalan ke panggung; dia harus menciptakan kekacauan yang cukup besar untuk mengalihkan perhatian dari Zega.

Sasha memeriksa arlojinya lagi. 45 menit tersisa hingga jadwal baru Paman Hadi.

...****************...

Di lokasi yang berjarak tiga kilometer, Zega merasakan getaran halus di pergelangan tangannya. Pesan dari Penyu—peringatan singkat dan tajam. *Sasha sudah terdeteksi.*

Zega, yang menyamar sebagai pengantar makanan dari katering konferensi dengan tas ransel thermal yang diisi peralatan retas, berdiri di pintu masuk layanan Hotel Mandala. Hotel ini adalah benteng. Di lobi utama, ia bisa melihat setidaknya empat pria bersetelan jas mahal dengan komunikator tersembunyi. Lantai atas, tempat server berada, dijaga ketat.

“Kau sudah larut, Nak,” ujar seorang penjaga keamanan besar saat Zega mencoba melewati pintu layanan. Pria itu menghalangi jalan, tatapannya tajam, jauh dari ramah.

“Maaf, Tuan,” Zega berusaha terdengar seperti kurir yang tertekan. “Ini pesanan darurat untuk ruang rapat di lantai 12. Mereka bilang bos besar akan kelaparan jika terlambat.”

Penjaga itu meraih tas termal Zega. “Kami harus memeriksanya. Standar keamanan Express Teknologi.”

Jantung Zega berdebar. Dia tidak bisa membiarkan mereka memeriksa tasnya. Di dalamnya bukan hanya nasi goreng, tetapi juga adaptor kunci fisik, laptop custom, dan alat pembuka kunci digital.

“Tentu saja, Tuan,” kata Zega, menyerahkan tas itu dengan sikap pasif. Saat penjaga itu mengambil tas, Zega mengaktifkan perangkat EMP mini di sakunya—alat yang dirancang untuk mengganggu sinyal frekuensi radio jarak pendek.

Saat penjaga itu memindai tas tersebut, lampu merah kecil di pemindai tangannya berkedip-kedip. Komunikator di telinga penjaga itu mengeluarkan bunyi statis yang mengganggu. Penjaga itu mengerutkan kening.

“Sialan, gangguan sinyal lagi. Cepat masuk. Pastikan kau tidak berhenti di lantai mana pun selain lantai 12.” Penjaga itu melambaikan tangan, ingin cepat menyingkirkan Zega.

Zega mengangguk, napas lega yang nyaris tak terdengar. Ia melewati pos keamanan, mengambil lift staf, dan menekan tombol ke lantai 12. Namun, ia tahu server 'Final Code' tidak ada di sana. Penyu sudah mengkonfirmasi, Express Teknologi selalu menyimpan data sensitif di lantai teratas—lantai 20, yang hanya bisa diakses dengan kunci otorisasi tingkat tinggi.

Di lantai 12, Zega keluar, berpura-pura mencari ruangan. Saat pintu lift tertutup, ia mengeluarkan perangkat *override* kecil. Ia mengaitkannya ke panel kontrol lift dan memasukkan kode 20. Layar lift berkedip, lalu perlahan naik lagi. Ini adalah tindakan berisiko, tetapi tidak ada waktu untuk naik tangga.

Saat lift berhenti di lantai 20, pintu terbuka, memperlihatkan koridor yang mewah dan hening. Dua penjaga bersenjata berdiri di depan sebuah pintu ganda baja. Di atas pintu itu terdapat logo kecil Express Teknologi dan tulisan: 'Pusat Data Lokal – Akses Terbatas'.

Zega menempel di dinding di sudut koridor, mengamati. Penyu mengiriminya peta digital lantai tersebut. Ruang server itu kedap suara, dan di sekelilingnya terdapat sensor gerak dan kamera termal.

Ia memegang liontin kunci Bara, benda kecil yang kini terasa seperti bom waktu di tangannya. Dia harus masuk. Dan dia harus melakukannya dalam waktu kurang dari 15 menit jika dia ingin Sasha punya amunisi sebelum Paman Hadi menyelesaikan pidatonya.

...****************...

Kembali ke BICC, Sasha telah membersihkan noda kopi sebisa mungkin di toilet staf. Ia mengambil napas panjang, memasang kembali senyum percaya diri yang ia latih selama bertahun-tahun sebagai COO. Dia adalah CEO DigiRaya, dan dia akan bertindak seperti itu.

Ia menemukan Direktur Acara, seorang wanita paruh baya yang sibuk dan stres, di belakang panggung, memarahi seorang teknisi tentang penempatan mikrofon.

Sasha mendekatinya, suaranya tegas. “Maafkan saya, Nyonya. Saya CEO Digital Raya, Sasha. Saya perlu bicara dengan Anda sekarang tentang perubahan jadwal yang mendadak ini.”

Direktur Acara itu, Karen, melirik ID palsu Sasha, lalu wajahnya yang familier dari berita. “CEO Sasha? Saya kira Anda tidak akan datang. Tuan Hadi tidak menyebutkan Anda.”

“Tentu saja dia tidak. Ini kejutan,” Sasha berbohong dengan lancar. “Karena perubahan mendadak, Paman Hadi meminta saya untuk memberikan pengantar singkat sebelum dia naik. Hanya dua menit. Ini untuk menjaga integritas perusahaan di mata pers, mengingat isu warisan. Anda tidak ingin skandal muncul di tengah presentasi penting, kan?”

Karen tampak ragu-ragu, tetapi ancaman ‘skandal’ dan ‘integritas’ di depan klien besar sudah cukup. “Baiklah. Dua menit, tidak lebih. Setelah Tuan Ethan Cole selesai berbicara, Anda bisa naik sebelum Tuan Hadi. Tetap di area VIP. Anda akan dipanggil dalam 10 menit.”

Sasha berhasil. Ia masuk ke area VIP yang sunyi, di mana ia bisa melihat Ethan Cole, CEO Express Teknologi, sedang berbicara di panggung utama, memuji kemitraan baru dengan perusahaan teknologi lokal. Sasha memposisikan dirinya di belakang tirai beludru, menghadap panggung. Dia adalah umpan yang sempurna.

Dia melirik arlojinya. Zega hanya punya 10 menit. Dia harus mendapatkan sinyal sebelum dia dipanggil.

Tiba-tiba, arloji Zega bergetar. Sasha dengan cepat melihat ke bawah.

Bukan sinyal [CODE FOUND], melainkan pesan darurat dari Penyu:

[Zega TERDETEKSI di lantai 20. Mereka mengunci pintu utama. Dia terjebak di koridor. Mereka datang.]

Darah Sasha terasa dingin. Zega tidak akan berhasil tepat waktu. Jika dia naik sekarang, dia hanya akan mengekspos dirinya tanpa amunisi.

Di panggung, Ethan Cole menyelesaikan pidatonya dengan tepuk tangan meriah. Karen memberi isyarat kepada Sasha. "Giliran Anda, CEO. Dua menit!"

Sasha melangkah keluar dari balik tirai. Ia melihat Paman Hadi, yang berdiri di samping panggung, menyeringai padanya. Senyumnya penuh kemenangan, seperti ia tahu Sasha telah datang ke kandang singa.

Sasha melangkah ke podium. Lampu sorot menyilaukan. Ratusan pasang mata tertuju padanya. Dia harus mengulur waktu. Dia tidak punya data Bara, tetapi dia punya kemarahan. Ia mulai berbicara, suaranya sedikit bergetar tetapi penuh otoritas.

“Selamat pagi. Saya Sasha, CEO Digital Raya. Saya berdiri di sini hari ini, bukan untuk memuji kemitraan, tetapi untuk memperingatkan Anda semua.”

Paman Hadi, terkejut, berbisik kepada Karen. “Apa yang dia lakukan? Ini bukan pidatonya!”

Sasha mengabaikannya. “Beberapa dari Anda mungkin tahu, dua minggu lalu, tunangan saya, Bara, co-founder DigiRaya, meninggal dalam sebuah kecelakaan yang tragis. Tetapi saya di sini untuk mengatakan: Itu bukan kecelakaan. Itu adalah pembunuhan, yang dirancang oleh orang-orang yang duduk di ruangan ini, yang ingin mencuri warisan digital kami!”

Ruangan itu meledak dalam bisikan. Kamera pers berkerumun. Sasha telah menciptakan badai yang ia butuhkan.

Di saat yang sama, tiga kilometer jauhnya, Zega tidak bisa bergerak. Kedua penjaga di depan pintu baja itu sudah menerima peringatan tentang penyusup di lantai 20. Mereka menarik senjata, berjongkok di balik pilar beton.

Zega menyadari satu hal: dia tidak bisa melakukan peretasan secara diam-diam lagi. Waktu sudah habis. Dia harus menciptakan gangguan fisik, memaksa masuk, dan menancapkan kunci itu ke server.

Dia meletakkan tas ransel termal di lantai, mengeluarkan alat pendobrak digitalnya, dan mengambil liontin Bara. Dia berlari kencang menuju pintu baja itu, tahu bahwa tindakannya akan memicu alarm paling keras di seluruh hotel.

Di BICC, Paman Hadi melompat ke panggung, merebut mikrofon dari Sasha. “Cukup! Dia berhalusinasi! Ini adalah serangan terhadap reputasi perusahaan!”

Sasha menarik napas. Ia telah mengulur waktu dua menit. Sekarang, dia harus bertahan.

Paman Hadi menoleh ke arahnya, matanya penuh kebencian. “Tangkap dia! Dia melanggar batas, dia buronan!”

Saat dua petugas keamanan bergegas menuju panggung, telepon tersembunyi Sasha bergetar hebat. Itu adalah Penyu. Sasha melihat pesannya. Hanya satu kata:

[BREAKING.]

Zega berhasil masuk, tetapi itu berarti alarm telah berbunyi di Hotel Mandala. Sekarang, giliran Sasha untuk menghadapi badai yang ia ciptakan.

Di panggung, Sasha menatap mata Paman Hadi, tekadnya kembali. Tiba-tiba, layar LED raksasa di belakang panggung yang tadinya menampilkan logo Express Teknologi, berkedip-kedip. Sinyal video dan audio terputus. Kemudian, layar itu menyala kembali, menampilkan hitungan mundur digital yang kejam: 00:00:59.

Sasha tahu apa itu. Itu adalah penghitung waktu yang diatur Zega—waktu yang tersisa sebelum 'Final Code' diaktifkan. Dan di bawah hitungan mundur itu, sebuah pesan teks berwarna merah menyala muncul di layar:

"DIGITAL RAYA (DIGIRAYA) : PRIVASI ATAU KEHANCURAN?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!