NovelToon NovelToon
SANTET PEMBUNUH KELUARGA

SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Mata Batin / Iblis
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: janda#hot

"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Kini keadaan rumah tampak sepi, meski beberapa kerabat masih berada di rumah tetap saja semua terasa berbeda.

Semuanya telah masuk ke dalam kamar masing-masing, di ruang keluarga hanya ada Intan dan Rizky sedangkan ibu dan mba Dinda sudah beristirahat di dalam kamar.

Rizky kini tampak sembuh seutuhnya, bahkan bekas luka dan bintik-bintik itu telah lenyap seakan akan tidak pernah muncul di tubuh Rizky.

"Alhamdulilah yah mas Rizky kini telah sembuh seperti sedia kala," ucap Intan.

"Iya dek, mas juga ndak tau kenapa tapi mas merasa sudah tidak di ganggu atau pun bertemu dengan makhluk berkepala kuda itu, mas juga rasa sepetinya makhluk itu tidak mengikuti mas lagi. Usaha bapak untuk mengusir makhluk itu sepertinya berhasil ya dek, semoga saja makhluk itu tidak lagi menggangu kita," ucap Rizky.

"Lah kalau usaha bapak berhasil kenapa bapak harus bunuh diri mas? kenapa? apa bapak udah ndak sayang sama kita mas?" tanya Intan yang kembali berderai air mata.

"Kalau soal itu mas ndak tau dek, mungkin saja bapak setres dengan semua yang terjadi di keluarga kita hingga bapak memutuskan untuk bunuh diri!" ucap Rizky.

Intan tentu menggelengkan kepala nya tidak setuju atas apa yang dikatakan oleh kakaknya itu, Intan sangat mengenal sosok bapak nya seperti apa, ia adalah yang sangat optimis jika ada sesuatu yang terjadi dengan keluarganya bahkan saat mas Setia sakit bapak nya yakin akan mendapatkan obat dan bisa menghilangkan santet tersebut.

"Tidak mas, bapak bukan orang yang mudah putus asa. Intan tau bapak seperti apa mas, setiap ada masalah bapak lah yang selalu berpikir positif, tidak pernah sekalipun bapak menyerah sebab menurut bapak setiap masalah pasti ada penyelesaiannya, jadi mana mungkin bapak bunuh diri karena alasan seperti itu mas! Itu tidak mungkin!" ucap Intan.

"Entahlah dek, mas juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga kita. Baru saja mas bernafas lega saat bapak mengatakan bahwa keluarga kita terbebas dari santet tersebut tidak akan ada lagi yang meninggal karena santet itu, kata bapak semuanya sudah ia tangani tapi kenyataannya bapak malah meninggal dengan cara bunuh diri!" ucap Rizky yang bingung dengan apa yang terjadi pada keluarga nya.

"Mas, coba deh bicara sama ibu sepertinya ibu tahu segalanya tentang yang terjadi dengan keluarga kita!" ucap Intan.

"Tapi keadaan Ibu saat ini sedang tidak baik-baik saja dek! Kita tunggu sampai ibu membaik yah dek, mas akan coba tanyakan pada ibu secara perlahan semoga saja ibu mau memberitahu kita tentang apa yang terjadi pada keluarga kita saat ini," ucap Rizky.

Intan hanya mengangguk setuju atas ucapan kakanya itu, saat ini memang keadaan sang ibu masih sangat terpukul dengan kepergian bapaknya jadi untuk sementara waktu belum bisa untuk di tanyai.

Beberapa hari pun telah berlalu, teror santet itu tampak berhenti. Berarti pak Bimo berhasil mematahkan Santet tersebut. Namun meski begitu, Intan memilih untuk berhenti sekolah ia fokus untuk membantu ibu dan mas Rizky sedangkan Dinda memilih untuk tetap melanjutkan kuliahnya ia tidak ingin putus di tengah jalan.

Tampaknya rumor mengenai keluarga Intan yang di santet telah hilang di kalangan para warga sebab sebelumnya usaha mereka tampak sepi karena rumor santet tersebut.

"Silahkan di pilih ibu-ibu!" ucap Intan melayani para pembeli di tokonya.

Meskipun begitu Bu Wati masih belum bisa diajak bicara mengenai apa yang terjadi pak Bimo, Bu Wati seolah-olah menutupi semuanya.

Namun nasib sial kembali menimpa keluarga mereka, hal yang menyakitkan sepertinya tidak mau hilang dari keluarga nya.

"Ibu, Dinda berangkat ke kampus dulu yah," ucap Dinda berpamitan.

"Iya nduk kamu hati-hati yah, kuliah yang rajin," ucap Bu Wati.

"iya Bu, Dinda akan rajin belajarnya biar lebih cepat wisudanya," ucap Dinda sambil mencium tangan ibunya.

Hari ini di kampusnya tengah mengadakan kegiatan yang mengharuskan mahasiswanya untuk tetap berada di kampus, Dinda memilih untuk menginap di kosan pacarnya dari pada harus menempuh jarak yang lumayan jauh antara rumah dan Kampusnya namun ia menipu ibu nya dengan berkata akan menginap di kosan sahabatnya.

"Assalamualaikum Bu," ucap Dinda menelpon ibunya.

"Walaikumsalam nduk, kamu belum pulang nak ini sudah jam berapa?" tanya Bu Wati.

"Iya Bu, Dinda lagi ada kegiatan di kampus sampai malam Bu, jadi Dinda mau meminta ijin untuk nginap di kosannya Citra, Dinda takut jika harus pulang terlalu malam," ucap Dinda.

"Baiklah kalau begitu nduk tapi kamu beneran menginap di kosannya Citra kan nak, ibu takut kamu kenapa-kenapa nantinya?" tanya Bu Wati memastikan.

"Tenang aja Bu, Ndak perlu khawatir. Ya udah Bu, Dinda matikan teleponnya yah Bu, assalamualaikum," ucap Dinda.

"Iya nduk, walaikumsalam," jawab Bu Wati.

"Siapa Bu yang nelpon?" tanya Rizky.

"Itu nak, adik kamu Dinda katanya ia tidak akan pulang malam ini karena di kampusnya sedang mengadakan kegiatan jadi dia meminta izin untuk menginap di kosan si Citra," jawab Bu Wati.

"Mungkin kegiatan nya sampai malam Bu, jadi dari pada Dinda balik nya tengah malam lebih baik Dinda nginap aja di kosannya Citra," ucap Rizky.

"Iya nduk tapi kok perasaan ibu ndak enak yah!" ucap Bu Wati.

"Udah lah Bu, ibu ndak perlu terlalu mengkhawatirkan Dinda, aku yakin Dinda bisa menjaga dirinya," ucap Rizky menenangkan ibunya.

"Iya nduk," ucap Bu Wati.

Saat ini di kosan Denis terjadi pertengkaran hebat antara Dinda dan Denis.

"Brakkkk...Dasar sialan!" teriak Denis membanting gelas.

"Tega kamu mas hiks...tega kamu sama aku, selama ini aku percaya sama kamu tapi apa yang aku dapatkan kamu malah selingkuh dengan perempuan itu!" ucap Dinda sambil menangis.

"Aku itu udah bosan sama kamu! Lagian yah aku mau sama kamu itu karena duit kamu aja, aku sama sekali ndak ada perasaan sama kamu!" ucap Denis.

"Apa kamu bilang mas? Kamu ndak ada perasaan sama aku terus selama ini yang kita lakukan itu apa mas? Bahkan aku sampai merelakan keperawananku untukmu mas!" ucap Dinda.

"Hah! Dasar kamunya aja jadi cewe gampangan! Cuma di rayu dikit aja kamu udah tergoda dan aku ndak pernah memaksa kamu untuk tidur denganku kan kamu sendiri yang menyerahkan diri kamu!" ucap Denis.

"Plak!"

"Kamu!....berani-beraninya kamu menampar ku!" ucap Denis setalah tangan Dinda mendarat dengan keras di pipi nya.

"Kamu memang pantas mendapatkan itu mas! ingat mas aku menyimpan semua bukti tentang kamu yang mengkonsumsi dan menjual narkoba dan sekarang aku akan menyerahkan bukti itu ke kantor polisi!" ucap Dinda mengancam.

"Apa kamu bilang? berani yah kamu sekarang! Mau melaporkan aku ke kantor polisi hah itu tidak akan pernah terjadi!" ucap Denis sambil menampilkan senyum yang mengerikan.

Marasa akan ada bahaya Dinda bergegas berlari keluar dari dalam kamar kosan tersebut namun sayang langkahnya kalah cepat dengan Denis. Denis menariknya dengan kasar lalu menyeretnya untuk kembali masuk kedalam kamar.

"Sini kamu, dasar perempuan ndak tau diri! Kamu mau melaporkan aku ke polisi hahaha! Itu tidak akan pernah terjadi!" ucap Denis membanting tubuh Dinda keatas tempat tidur.

"ahhhh! Sakit mas! Lepaskan aku atau aku akan teriak!" ancam Dinda.

"hahaha berteriak lah Dinda, teriak lah sekeras mungkin karena tidak akan ada yang akan mendengar teriakanmu!" ucap Denis.

"Tolong...tolong aku..tolong..!" Dinda berteriak dengan keras.

"Hahaha semuanya percuma sayangku, kamar ini sudah ku pasang dengan peredam suara tak akan ada satu pun yang akan mendengar teriakanmu!" ucap Denis.

Dinda mengambil teleponnya dan berusaha menelpon ibu nya namun dengan cepat Denis mengambil handphone nya dan menghancurkan nya. Sirna sudah harapan Dinda untuk terbebas dari laki-laki psikopat itu, ia semakin takut melihat sang kekasih yang kini seperti orang tidak ia kenal lagi.

************

1
Mericy Setyaningrum
santet emang serem Kak
janda#hot: dah lama terjadi kakak,,waktu masih SMA,om ku sendiri yang nyante aku dan keluarga. aku di buatnya jadi kaya orang gila
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!