"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Ndak apa-apa Indah, kamu kan kuliahnya di luar kota dan kamu juga harus bekerja untuk kedua orang tuamu dan makasih yah kamu Ndak melupakan aku. Aku pasti akan datang di pernikahanmu nanti," ucap Intan sambil tersenyum.
Indah pun tersenyum, ia tidak mungkin melupakan sahabat satu-satu nya ini. Jika bisa membantu ingin sekali ia membantu sahabatnya ini namun saya apa lah dirinya yang cuma manusia biasa yang juga tidak bisa melawan santet mengerikan ini.
"owalah keasikan mengobrol sampai lupa memberikan kamu minuman ndah, kamu mau minum apa?" tanya Intan yang kini sudah berdiri hendak mengambil minuman.
"Eh Ndak usah Tan, aku lanjut aja deh soalnya masih banyak undang yang harus aku antar meski bisa menyuruh orang untuk antarkan tapi untuk temen sendiri aku lebih memilih mengantarnya langsung, hitung-hitung sambil silahturahmi hehe," ucap Indah.
"Yah, kamu udah mau pergi toh! aku kira kamu akan mampir lama disini padahal aku masih mau ngobrol lama sama kamu!" ucap Intan sedih.
"Maaf yah Tan, lain aku akan datang dan kita bisa mengobrol banyak. Aku janji," ucap Indah.
"Baiklah kalau begitu ndah," ucap Intan.
"Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu, lain kali pasti kita akan bertemu lagi...jangan kangen yah," ucap Indah berpamitan sambil tersenyum menggoda sahabatnya itu.
"Iya Indah, aku pasti akan kangen sama kamu. Hati-hati yah, sampaikan salam ku kepada keluarga dan calon suamimu," ucap Intan sambil melambaikan tangannya.
"Dada Intan sayang, jangan lupa datang yah. Aku pengen lihat kamu di pernikahanku nanti," ucap Indah yang juga melambaikan tangan.
"Siap dong," jawab Intan
Indah kini pergi, melangkah menjauh tampak kembali menyebarkan undangan kepada teman-temannya yang lain.
Ingin sekali ia menikah seperti sahabatnya itu tanpa harus terbayang bayang ketakutan akan teror santet namun semuanya harus sirna karena kekejaman santet yang terus menghantui mereka.
****
Hari yang di nanti pun tiba, dimana acara pernikahan Indah pun diadakan. Tampak cukup sederhana, tidak terlalu mewah namun tetap khidmat suasananya.
Namun Intan harus menghadapi beberapa komentar buruk tentang keluarganya, sebab santet yang melanda pastinya banyak menghadirkan kabar miring yang belum pasti kebenarannya namun sudah di besar-besarkan.
"Eh, itu kan Intan, teman SMA kita dulu!" ucap salah seorang teman Intan.
"Iya benar, kenapa dia di undang juga sih? bawa sial entar, ya kan ya?" ucap yang lain menimpali.
"Iya benar, semua keluarganya kan mati dengan cara yang mengenaskan, pasti karena dia nih kan tinggal dia sendiri yang masih hidup. Kakaknya yang kedua juga menghilang entah kemana, aku yakin sih pasti udah mati juga!" ucap temannya itu
"Iya sih, dia kayanya yang jadi pembawa sial dalam keluarga nya. Jangan dekat-dekat deh, awas kita ikutan sial," ucap yang lainnya.
Teman-teman Intan terus saling bersahutan mengatai hal buruk tentang Intan dan keluarganya. Tentu Intan hanya bisa bersedih tanpa bisa membalas perkataan teman-temannya itu, bahkan ia bertanya tanya pada dirinya sendiri apakah benar dirinya pembawa sial bagi keluarga nya? Namun dengan segera ia menepis semua itu karena dirinya tidak mengetahui asa usul tentang santet yang terus meneror keluarganya.
"Heh kalian ini! bukannya berempati malah berbicara buruk tentang Intan dan keluarga nya. Dia sekarang udah yatim piatu jangan malah membuat dirinya hidupnya semakin buruk dong, ingat loh doa anak yatim piatu itu cepat terkabul kalian mau dia doain kalian yang buruk-buruk? Jangan asal bicara makanya!" tegur salah satu temannya yang juga kesal mendengar ucapan teman-temannya yang lain.
Dia merupakan anak yang baik, meski intan tidak terlalu dekat dengannya tapi Intan senang karena selain sahabatnya indah masih ada dirinya yang membela Intan.
Hingga acaranya selesai, Intan pun kembali ke rumahnya namun ia terus memikirkan perkataan teman-temannya hingga ia sulit untuk memejamkan matanya.
****
Waktu kembali berlalu, kini tak terasa Intan hidup sendirian selama sepuluh tahun berikutnya. Usianya kini sudah menginjak tiga puluh tahun, yang mana bisa di bilang ia menjadi perawan tua. Ia benar-benar tidak mau menikah karena bayangan ketakutan terus menghantuinya, ia takut apa yang menimpa keluarga nya akan terjadi juga pada dirinya. Ia masih terus menggeluti usaha yang di tinggalkan oleh orang tuanya sehingga ia masih memiliki penghasilan untuk kehidupannya sehari-hari, tabungan yang ia miliki bekas peninggalan ibunya masih tersimpan rapi sehingga ia masih bisa melanjutkan hidupnya, hingga suatu pagi Intan di kejutkan dengan suara ketukan pintu yang sangat keras dan suara laki-laki terus memanggil namanya.
"Tok...tok..tok..Intan buka pintunya dek," ucap suara itu dari luar
Hal itu tentunya membuat Intan bingung, siapa yang mengetuk pintu rumahnya dan terus memanggilnya dengan sebutan adek.
"Ia tunggu sebentar!" teriak Intan dari dalam.
Intan segera berlari, juga was-was takut jika yang berada di balik pintu adalah seorang perampok tapi ia seperti mengenal suaranya, segera ia membuka pintu dan terlihat lah sosok di balik pintu tersebut.
Tampak Intan mengenal sosok tersebut namun badannya kini tampak begitu kurus, bajunya lusuh dan kusut bahkan seperti orang yang tidak pernah mandi. Baju yang sama di pakai saat menghilang dulu, dimana Intan sangat hafal karena ini merupakan baju kesayangannya.
"Mas Rizky, astaga mas!" teriak Intan.
Tubuhnya tampak sempoyongan, intan tentu dengan sigap langsung membawanya masuk dan mendudukkannya di sofa. Terlihat sosok itu sangat kepayahan lebih tepatnya seperti mayat hidup, bukan seperti mas Rizky yang ia kenal dahulu.
"Ya Tuhan mas, mas Rizky kenapa hiks... kenapa bisa jadi kaya gini sih?" tanya Intan sambil menangis.
"Dek, maafin mas yah karena sudah ninggalin kamu sendirian," ucap Rizky dengan pelan.
"Iya mas Ndak apa-apa yang penting sekarang mas sudah kembali," ucap Intan.
"Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mas kemana aja selama ini? Aku udah nyari kesana kemari untuk mencari keberadaan mas?" tanya Intan
"Maafin mas yah dek, kamu pasti kesepian yah?" tanya Rizky yang mencoba meraih adiknya.
Seketika Intan reflek mendekat dan memegang tangan kakanya sedikit melepas rindu.
"Iya mas, selama ini Intan hidup sendirian, kesepian meski terkadang ada mbok yang datang membantu untuk bersih-bersih tapi mbok juga Ndak nginap disini setelah bekerja ia akan pulang. Sebenarnya mas kemana selama ini? Cerita sama Intan sama Intan mas, ada apa sebenarnya?" tanya Intan memaksa kakaknya untuk memberitahu kebenarannya.
Dengan kencang, intan terus menggoyang goyangkan tubuh kakanya berusaha untuk mendapatkan jawaban yang sudah lama tertunda itu.
"Maafkan mas dek, tapi boleh izin kan mas untuk mandi terlebih dahulu dan mas juga lapar," ucap Rizky, Intan hanya bisa pasrah dan menganggukkan kepalanya untuk menyetujui permintaan kakaknya itu.
Ssuai judulnya,,,, apakah semua nya akan mati😔😔