Kisah ini menceritakan seorang gadis manis bernama Azizah yang diperebutkan oleh beberapa laki-laki. Parasnya yang memang cantik dari lahir, membuat orang yang dekat demagnnya merasa suka dan nyaman. Apalagi Azizah memiliki sifat yang baik dan lemah lembut. membuat hati para laki-laki yang ada di dekatnya menjadi sebuah rasa sayang. Perjuangan para laki-laki masih terus bergulir hingga salah satu dari mereka mendapatkan cintanya Azizah. Ikuti terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lifalifo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Siapa Vin?? Manis banget ya yang ceweknya. " Tanya Andini kepada Davin. Ia sejak tadi hanya diam memperhatikan.
"Oh, itu abang io dan Azizah. Abang io itu seorang dokter, kalau Azizah juga dokter. Kalau nggak salah sih ia saat ini jadi asistennya abang io. Dan sedang mengambil spesialis. " Ujar Davin menjelaskan.
"Ooohhh, berarti mereka orang-orang hebat dong Vin. Para tenaga medis. Keren. " Andini mengacungkan jempol nya.
"Suatu hari esok aku akan menceritakan siapa mereka kepadamu Din. " Batin Davin.
Andini tidak bertanya lagi, tapi ia memendam setuju pertanyaan tentang orang-orang yang ia temui tadi. Ia akan bertanya kepada Davin, namun takut mengganggu suasana mereka. Akhirnya Andini hanya diam dan memendam pertanyaan-pertanyaan tersebut.
"Silahkan,,,,, " Ucap seorang pelayan membawa pesanan mereka. Sekaligus membuyarkan lamunan keduanya. Baik Davin atau pun Andini memang sama-sama terhanyut ke dalam lamunan mereka.
"Silahkan menikmati. " Ucap pelayan tersebut.
"Eh iya mbak, terimakasih banyak. " Ucap Davin.
"Ayo Din kita makan. Sepertinya enak banget nih. Kentang goreng nya renyah loh ini. "
Davin yang merasakan Andini ada kejanggalan di dalam hatinya, berusaha mengalihkan pembicaraan mereka terhadap makanan yang mereka pesan.
"Din,,,,, " Panggil Davin.
"I-iya Vin, kenapa?? " Andini berusaha menguasai dirinya. Ia tidak mau terlihat aneh dihadapan Davin.
"Kamu kepikiran apa sih Din?? Kok jadi mendadak diam begini. Apa kamu kepikiran abang io dan Azizah tadi?? " Tanya Davin terus terang. Davin yang memang pada dasarnya tidak suka basa-basi langsung melontarkan pertanyaan seperti itu kepada Andini.
"Mmmmm,,,, sebenarnya sih iya Vin. Aku penasaran siapa mereka. Biarpun sudah kamu jelaskan tadi tapi kenapa kok aku belum puas ya. Masih ada rasa ingin tahu begitu Vin. Tapi kalau kamu keberatan untuk bercerita aku juga tidak memaksa kok Vin. Maaf ya. " Ujar Andini.
Ia memang yang ingin mendapatkan hatinya Davin merasa harus lebih menekan egonya. Ia benar-benar tidak mau menyakiti hati orang yang didambakan itu. Biarlah ia merasa sedikit kecewa, asalkan Davin tetap baik-baik saja terhadap dirinya.
"Kok malah minta maaf sih Din. Kamu ini baiknya kelewatan loh. Aku akan ceritakan sama kamu semuanya, tapi sambil makan ya. Kasihan tuh makanannya kalau dianggurin. Mubadzir loh. " Kata Andini yang diangguki oleh Andini. Wanita cantik itu juga tersenyum manis kepada Davin.
"Jadi begini Din, mereka itu adalah.......... "
Davin pun menceritakan. Mulai dari menceritakan tentang abang io. Dan juga selanjutnya ia menceritakan tentang Azizah. Sosok Azizah yang sebenarnya semua Davin ceritakan tanpa ada yang ketinggalan.
"Jadi kamu dan Azizah,,,,,,,, " Ucapan Andini ia jeda.
"Awalnya sih iya, bahkan sejak kami kecil kami selalu bersama sehingga rasa itu tumbuh. Tapi semua sudah menjadi masa lalu Din. Rasa itu insyaallah sudah hilang dari sini. " Ujar Davin berusaha meyakinkan Andini. Ia sebenarnya takut jika Andini berubah fikiran terhadapnya akibat kejujurannya kali ini. Tapi ini lah resiko sebuah kejujuran.
"Yakin sudah hilang?? " Tanya Andini mengerutkan dahinya.
"InsyaAllah, atas ijin Allah sudah tidak ada rasa itu lagi di dalam sini Din. Dan itu membuatku bahagia. Sebab aku bisa menggantikannya dengan seseorang yang insyaallah jauh lebih baik. " Ucap Davin dengan tegas. Ia berusaha memasang wajah setegas mungkin supaya Andini percaya kepadanya. Percaya akan kejujuran yang saat ini ia ungkapkan.
"Duh jadi penasaran nih siapa ya yang bisa menggantikan Azizah di hatimu. Pasti perempuan itu beruntung banget. Jadi kepo nih. " Kata Andini sedikit bercanda. Suasana memang sedikit tegang. Jadi Andini sedikit mencairkan suasana.
"Dalam waktu dekat aku akan melamar wanita itu. Wanita cantik wajahnya juga hatinya. Aku sudah mempersiapkan dari kemarin. Dan orang tuaku sudah mempersiapkan semuanya. Kami akan datang ke rumah nya. " Davin berucap sambil membayangkan. Betapa bahagianya ia nanti saat melamar Andini.
"Duh duh duh,,, aku kok jadi deg-degan ya Vin. Hahahahahaaa" Tawa renyah Andini. Hatinya berkecamuk, penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Davin. Tapi setahunya, selama ini Davin hanya dekat dengannya.
"Hahahahaa,,, kamu lucu sekali sih Din. Jadi gemes pengen nyubit pipimu. " Davin sudah mengangkat tangannya.
"Eitssss,,,, enggak boleh. Bukan muhrim. " Kata Andini sambil menutup wajahnya. Davin pun menurunkan tangannya.
"Bersyandaaaa,,,,, bersyanda,,,,,, " Kata Davin dengan gayanya yang kocak. Persis seperti anak-anak muda jaman sekarang yang mengucapkan kata itu.
"Hahahahhaaa..... " Tawa mereka berdua.
Sementara itu di sebuah mobil mewah, Azizah nampak murung. Ia menekuk wajahnya sehingga Davio pun menjadi salah tingkah. Ia bingung harus berbicara apa kepada Azizah yang sedang murung. Lebih baik diam daripada merusak mood Azizah yang memang sudah rusak. Fikir Davio.
Tidak lama berselang, mobil mewah itu tiba di sebuah kos-kosan yang lampu-lampunya masih menyala terang. Sebab baru jam delapan malam. Semua penghuni kos juga masih lengkap. Belum ada yang tertidur.
"Terimakasih banyak ya bang. " Ucap Azizah lalu ia keluar dari mobil Davio. Bahkan Azizah tanpa menunggu jawaban dari Davio. Orang yang sudah mengantarkannya pulang.
Sampai di kamar kos, Azizah baru sadar bahwa ia melupakan Davio. Padahal Davio lah yang tadinya membuat ia kembali senang. Gara-gara bertemu dengan Davin dan Andini, membuat Azizah sampai melupakan orang yang begitu baik terhadapnya. Untung saja Davio baik hati. Kalau tidak, pasti sudah marah ketika Azizah dengan seenak hatinya keluar dari mobil dan melenggang masuk ke dalam rumah kos.
"Astaghfirullah,, aku merasa bersalah banget kepada abang io. Kenapa juga aku seperti ini. Kak Davin kan sudah bahagia dengan wanita itu. Lagipula aku yang menolaknya. Tapi kenapa sekarang malah aku seperti ini sih. Aku bersalah banget sama abang io. Pasti ia marah kepadaku. " Ujar Azizah pada dirinya sendiri.
"Aku harus minta maaf kepada abang io. Aku nggak mau ia marah kepadaku. Abang io sudah terlalu baik selama ini. Aku harus mengirim pesan permintaan maaf kepada abang io. "
Azizah pun mencari tasnya yang tadi ia lempar ke sembarang arah. Ternyata tas itu tergeletak di tepi ranjang tempat tidur. Azizah lalu mencari HP nya, setelah bertemu ia lalu membuka aplikasi pesan dan mencari kontak Davio.
[Abang io, aku mohon maaf banget ya sebab tadi mengacuhkan abang. Padahal abang sudah susah-sudah antar aku pulang. Sekali lagi maaf ya bang. Tolong abang jangan marah sama aku ya. ] pesan dikirim.
Davio belum sampai apartemennya. Karena jalanan malam ini lumayan ramai. Padahal tidak malam minggu, namun kita besar tersebut seolah tidak pernah tidur. Ramai selalu.
Mengetahui HP nya bergetar tanda ada pesan masuk, Davio melihat. Namun matanya masih fokus menyetir. Keselamatan berkendara adalah hal yang utama.
"Mana mungkin aku bisa marah kepadamu Zah. Bahkan aku akan berusaha menjaga hatimu supaya selalu baik-baik saja. " Ucap Davio saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Azizah. Karena masih dalam perjalanan, Davio memutuskan untuk tidak membalasnya dulu. Ia menyimpan HP nya kembali ke tempat semula. Rencananya ia akan membalas nanti jika sudah sampai rumah.
"Tumben baru pulang bang. Biasanya sebelum magrib sudah di rumah. " Sapa kaze saat abangnya bari saja masuk. Apartemen mereka memang sudah seperti rumah. Di dalamnya pun tertata rapi seperti sebuah rumah. Makanya mereka lebih suka menyebut rumah ketimbang apartemen.
"Abang habis nongkrong sama Azizah. Katanya ia suntuk karena tugas kuliahnya. Makanya abang ajak ia minum jus dulu. Baru pulang. Macet jiga tadi di jalan. " Jelas Davio pada Kaze.
"Aduh bang kenapa nggak kasih pesan aku sih, tahu gitu aku nyusul kan. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Azizah bang. " Protes Kaze. Jika seperti ini, Kaze persis seperti anak kecil.
"Hehehehe, maaf dek. Abang nggak kefikiran ngajakin kamu. Lagipula abang fikir kamu juga belum pulang. Kan beberapa hari ini kamu pulangnya malam terus. Jangan marah ya. " Kata Davio.
Mereka lalu mengobrol lama sampai Davio lupa jika ada pesan dari Azizah yang harus dibalas.
"Tuh kan bener abang io marah sama aku. Pedanku saja tidak ia balas. Cuma dibaca saja. Aduh,, gimana ini. Aku nggak mau abang io marah. Apa aku telpon saja ya. Tapi ini sudah jam sembilan lebih. Aku takut mengganggu istirahat nya abang.
Dengan hati yang gelisah akhirnyaa Azizah pun tertidur sambil memegang HP nya. Sementara Davio pun juga tidur dengan nyenyak setelah mengobrol panjang dengan adiknya. Sudah lama memang Davio tidak ada waktu untuk berbicara banyak dengan adiknya tersebut. Kesibukan masing-masing membuat waktu mereka tidak banyak untuk sekedar berbicara.
Pagi ini, Azizah buru-buru untuk berangkat. Ia membeli sebuah coklat di minimarket sebelum ia masuk ke ruang prakteknya bersama dengan Davio. Azizah akan memberikan coklat tersebut kepada Davio sebagai tanda permintaan maafnya.
"Abang,,,, assalamu'alaikum.... " Ucap Azizah yang selalu datang setelah Davio duduk manis di kursi kerjanya. Azizah sudah berusaha keras untuk datang lebih dahulu, namun tetap saja kalah pagi dengan dokter tampan itu. Davio memang paling disiplin dan rajin bangun pagi.
"Wa'alaikumsalam Zah. Tumben pagi sekali. Biasanya lima belas menit lagi kamu baru datang. Hehehehe. " Kata Davio sambil tertawa kecil.
Azizah mendekati meja Davio. Ia sedikit malu untuk mengungkapkan permintaan maafnya secara langsung.
"Bang,,,,, ini aku kasih coklat. " Kata Azizah sambil menjulurkan sebuah coklat yang ukurannya lumayan besar itu kepada Davio.
"Co-coklat?????? Dalam rangka apa Zah kamu kok tumben ngasih abang coklat. " Alis Davio bertaut. Heran dan juga bingung.
"Mmmmmmm,,,,,,,,,,,,, "
Azizah malu-malu....
*********
jangan2 ntar azizah milih bang io malah/Angry//Angry//Angry//Angry/
lanjut thor makin seru
ndang gage/Angry/