Belenggu Hasrat Sang Mafia

Episode 31 : Wajahmu terlihat sangat naif.

***

Pagi hari telah menyingsing, Kiara merasa tubuhnya serasa ditimpa benda berat, “Ahh, baru pagi tetapi kenapa tubuhku terasa berat dan pegal? seperti ada sesuatu yang berat sedang menindihku,” keluh Kiara belum membuka matanya.

Saat ia membuka matanya dia melihat sebuah tangan menindih dirinya, dan dia sedang ada di dekapan seorang pria berbadan bidang.

“Aaaahhh!” dia berteriak dan hendak melepaskan dirinya, tetapi baru juga ia hendak menyingkirkan tangan itu, dia sudah ditarik lagi ke posisi yang sama.

“Ck, berisik sekali, baru juga pagi, diamlah sebentar!” ucap Alexander tanpa membuka matanya, dia tetap memejamkan matanya.

Otomatis Kiara langsung menutup mulutnya dan menahan nafasnya, selain saat dia tidak sengaja mabuk baru kali dia tidur dengan lelaki, apalagi lelaki itu adalah lelaki yang baru ia kenal.

“Duh, adegan macam apa ini? kenapa aku bisa berada di kasur, sedangkan tadi malam aku mengingat aku tidur di atas sofa, apa dia menggendong aku? aaa!” sembari menutup mulut dan menahan nafasnya yang berat, Kiara membayangkan yang aneh-aneh, apalagi sekarang Alexander tidak mengenakan pakaian atas saat dia tidur.

“Tahan Kiara, tahan sebentar, daripada kau menerima sumpah serapah di pagi hari, lebih baik menahannya dan membayangkan dia adalah batu, hmmm!” gumam Kiara mengepal tangannya dan mencoba menahan rasa malu yang sudah diatas ubun.

Satu menit, lima menit, sepuluh menit dan beberapa puluh menit setelahnya Alexander tidak kunjung bangkit dan melepaskannya, malah seiring waktu dekapannya semakin erat membuat Kiara sedikit sesak.

“Aduh sudah hampir siang, aku harus pergi bekerja, jika seperti ini aku bisa dipecat, aku harus memikirkan cara agar bisa menyingkir dari dia!” gumam Kiara memikirkan cara terbaik agar bisa lepas dari dekapan Alexander Grey.

“Tu … tuan, sudah hampir siang, bisakah melepaskan aku dulu, aku harus pergi bekerja,” Kiara akhirnya memberanikan dirinya untuk bersuara setelah mengalami konflik pribadi sebentar.

Dia tidak boleh terus-terusan tidur, hari ini adalah hari minggu jadi dia memiliki pekerjaan untuk membagi-bagikan brosur di pusat kota, apalagi gaji dari tempat pekerjaan paruh waktunya yang ini lebih besar dibandingkan yang lain, jadi dia tidak boleh kehilangan pekerjaannya itu.

“Bekerja? untuk apa bekerja lagi? kau sudah bekerja untukku, jadi kau sudah tidak boleh bekerja untuk orang lain lagi! aku tidak suka membagi barang milikku!” ketus Alexander Grey tanpa membuka matanya dan tangannya masih mengerat di pinggang Kiara.

“Ta ... tapi Tuan, jika Kiara tidak bekerja, bagaimana Kiara bisa membayar kuliah? biaya makan? biaya beli ini itu, dan ....

Belum sempat Kiara melanjutkan ucapannya.

“ Srek!”

Alexander bangkit, dia menekan tubuh Kiara, matanya yang sudah membuka menatap tajam, Alexander tidak mengenakan baju atasnya jadi Kiara otomatis menutup matanya.

“Aku penasaran, apakah kau memang bodoh atau berpura-pura bodoh! apakah kau tidak dengar? kau sudah bekerja untukku! yang artinya 24 jam penuh kah harus bersedia melayani aku, tuanmu! jika kau tidak setuju apakah kau mau aku membakar tempat kerjamu itu ha?” ucapannya benar-benar serius.

“Cih, mau sampai kapan sih dia ini menahanku!” gumam Kiara tidak berkutik.

Nada suara Alexander Grey sudah menekan, jadi demi menghindari masalah yang lebih besar Kiara akan tetap diam.

***