EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
FB: Erna Liasman
IG: Erna Less22
Melisa adalah agen rahasia yang terkuat, sayangnya ia malah mati di tangan sang kekasihnya karena atas perintah ketua agennya.
Namun, ia di beri kesempatan kedua hidup di tubuh seorang wanita lemah yang mati akibat jatuh dari tangga.
Di saat kesempatan kedua ini lah ia pun membalaskan dendamnya kepada kekasih dan ketua agen rahasia itu, dan juga membalas mereka yang menyiksa pemilik tubuh yang ia tinggali itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana hubungan ia dan sepupunya? Yuk simak kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Plak!
Sebuah tamparan keras itu mendarat di pipi Mila membuat yang melihatnya terkejut dan melongo.
"No-Nona." Bi Ena terbata-bata.
"Kau pikir bisa seenaknya menindas orang, kau bukan tandingan ku, jadi jangan pernah coba-coba melakukan sesuatu di luar batas," ucap Grameisya.
"Bi, cepat ganti baju dan bawa kembali makanan ku, aku tunggu di kamar. Aku nggak mau lagi ada yang menghambat mu, atau mereka ku patahkan seperti kayu lapuk," ucap Grameisya.
"Baik Nona," jawab Bi Ena mengangguk.
Grameisya pun berjalan menuju kembali ke kamarnya.
Mila memegang pipinya yang panas diam dan mematung.
"Mama, Mama kenapa nggak di lawan balik?"tanya Yessy mendekati Mamanya.
Mila menatap Yessy. "Kau tidak melihat perubahan besar pada dirinya?! Dia terlihat aneh, dari matanya ia dingin dan kejam. Sangat berbeda dirinya yang sebelumnya, penakut dan tidak berani menegakkan kepalanya. Apa gara-gara kepalanya terbentur itu membuat otaknya konslet dan merubah dia menjadi seperti ini?" tebak Mila.
"Iya ya Ma, dia sampai berani menampar Mama dan tiba-tiba menjadi kuat, berarti beneran saat terjatuh dan dia mendapatkan sesuatu di dalam mimpinya gitu," pikir Yessy.
"Ini semua gara-gara kamu! Jika ingin menyiksanya kenapa nggak pake cara lain aja sih, lihatlah sekarang dia sudah berubah dan berani melawan kita," ucap Mila kesal menatap putrinya lalu pergi masuk ke dalam kamar.
"Ya mana aku tahu kalau dia tiba-tiba menjadi berubah seperti ini, kenapa dia nggak mati saja? Dengan begitu tidak ada yang menyusahkan kita," ucap Yessy mengangkat bahunya dan berlenggok menuju ke dalam kamarnya.
Para pembantu di dapur pun mereka berbisik-bisik tentang kejadian itu.
"Sejak kapan Nona Grameisya yang penakut itu berubah menjadi kuat? Ini sangat aneh," ucap mereka bertanya-tanya.
"Mungkin akibat kepalanya terbentur tadi mungkin ya? Aku rasa kepala yang berisi ketakutannya pecah dan akhirnya timbullah keberaniannya," ucap mereka menebaknya.
"Hey! Ada apa ini?" tanya seorang pemuda yang bernama Defli, ia adalah anak Ema, menantu kedua keluarga besar Andes Muda.
"Tidak ada Tuan muda," jawab mereka menundukkan kepala.
"Kalau tidak ada buatkan aku camilan, teman-teman ku datang bertamu," perintah Defli.
"Baik Tuan muda," jawab pembantu itu.
Grameisya menyeka mulutnya dengan tissue setelah habis makan.
"Bi Ena, aku ingin keluar jalan-jalan, temani aku agar aku tidak tersesat," ajak Grameisya.
"Eh, iya, baik Nona." angguk Bi Ena.
'Haishhhhh, sepetinya Nona benar-benar lupa ingatan, sepetinya Nona harus di periksa ke dokter, tapi … Kalau ia ingat lagi, takutnya ia menjadi Nona penakut lagi, ia seperti ini sudah cukup bagus agar tidak di tindas lagi. Tidak apa-apa Nona melupakan ku, asalkan dia baik-baik saja,' batin Bi Ena antara sedih dan bahagia sambil menatap punggung Nona yang berjalan di depannya.
Mereka berdua pun berjalan untuk menuju pintu utama dan melewati ruang tamu, di mana di sana para teman-teman Defli sedang berkumpul.
"Eh, siapa itu?" tanya salah satu teman Defli saat melihat Grameisya lewat.
"Oh, dia Grameisya gadis penakut itu," jawab Defli dengan santainya.
"Dia? Aku gangguin boleh?" tanya temannya.
"Terserah kamu, lumayan buat hiburan juga," ucap Defli terkekeh.
"Hey Nona Grameisya," sapa teman Defli sambil tersenyum.