NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Cintapertama
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Manja

Zidan menatap Khansa yang tertidur nyenyak. Hari semakin sore, tapi Zidan tidak tega untuk membangunkan Khansa.

Alhasil Zidan membiarkan Khansa untuk tetap tidur. Sudah seharian ia melihat Khansa begitu gelisah, dan sekarang ia bisa melihat wajah tenang Khansa.

Zidan melihat jam yang ada di dinding yang menunjukan pukul Empat sore. Dan artinya Khansa sudah tidur sekitar dua jam sejak ia memaksa Khansa untuk makan siang.

“Aku akan bangunkan setengah jam lagi,” gumam Zidan lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

Mata Zidan membulat sempurna saat pengumuman beasiswa milik Khansa diumumkan lebih awal. Dengan sangat penasaran, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari normalnya.

Zidan langsung masuk ke dalam websitenya, lalu memasukkan akun milik Khansa. Zidan mengetahui akun milik Khansa yang digunakan untuk mendaftar.

“Aku harap ini sesuai harapannya. Apapun hasilnya pasti ini yang terbaik.” Zidan memejamkan matanya, berdoa agar hasil kerja keras Khansa terbayarkan.

“A-apa?” Lirih Zidan yang menjatuhkan ponselnya hingga tanpa sengaja mengenai Khansa.

“Aww! Ssttt,” lenguh Khansa yang memegang bahunya.

“Eh?!” Zidan menjadi gugup karena sekarang Khansa justru kebangun karena dirinya.

Berkali-kali Khansa mengerjapkan matanya, berusaha untuk menyesuaikan cahaya lampu yang berada tepat di atasnya.

Sekarang mata Khansa susah terbuka lebar, ia bisa melihat Zidan yang tersenyum padanya dengan raut wajah yang panik.

“Kenapa, Zi?” Zidan berusaha terlihat baik-baik aja agar Khansa tidak mencurigainya.

“Aku baik-baik aja, maaf aku tadi terkejut sampai tidak sengaja menjatuhkan ponselku. Apa terasa sangat sakit?” Zidan merasa khawatir karena sebelumnya Khansa mengeluh sakit.

“Tidak apa, aku hanya terkejut aja karena ada sesuatu yang keras mengenaiku.” Zidan mengusap bahu Khansa yang terkena ponselnya.

“Sungguh tidak apa?” Sekali lagi Zidan bertanya untuk memastikan.

Khansa memeluk Zidan, membawanya untuk kembali berbaring di sebelahnya. Meskipun terkejut Zidan mempersilahkan Khansa untuk memeluknya.

“Aku baik-baik aja. Seharusnya aku yang tanya, apakah kamu baik-baik aja? Kenapa kamu terlihat sangat terkejut?” Tanya Khansa penasaran.

Zidan tersenyum, “Aku tidak apa-apa. Bagaimana? Apa sekarang sudah lebih baik?”

“Mmm!” Khansa mengangguk.

Zidan membalas pelukan Khansa yang begitu erat padanya. Bisa dirasakan oleh Zidan jika pelukan Khansa kali ini seolah tidak ingin dilepaskan.

“Buat sementara jangan lepaskan pelukanku,” lirih Khansa dengan nada bicara yang manja.

“Baiklah, kamu bisa memelukku sesukamu.” Dengan senang hati Zidan mengabulkannya, karena Zidan juga menginginkannya. Sangat jarang untuk Khansa manja padanya.

Zidan mencium kepala Khansa berkali-kali karena merasa gemas. Sedangkan Khansa hanya tersenyum tanpa diketahui oleh Zidan. Kali ini Khansa tidak merasa canggung, dan mungkin setelah hari ini ia tidak akan mencegah apa yang akan dilakukan oleh Zidan padanya.

Aku tidak sanggup untuk memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku sangat tidak menyangka dengan hasilnya, aku sangat yakin dengan hasilnya, tapi ternyata diluar dugaanku, batin Zidan yang masih tidak percaya dengan hasilnya.

Zidan tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Khansa saat melihat hasil pengumumannya. Hasil yang diluar prediksi mereka berdua.

“Eh?!” Zidan membelalakan matanya saat Khansa tiba-tiba naik ke atas tubuhnya. Menyandarkan kepalanya di dada bidang Zidan dengan bagian kancing atasnya yang terbuka.

Tanpa sengaja tangan Khansa menerobos masuk, tangannya bergerak kesana dan kemari memegangi dada Zidan. Mengalir begitu aja, tangan Khansa turun ke perut Zidan.

Dengan cepat Zidan menahan tangan Khansa, jika tidak Zidan tidak bisa menahannya. Karena setiap sentuhan tangan Khansa membuat hasratnya meningkat.

“Jangan, Sa. Atau aku tidak akan bisa menahannya,” lirih Zidan dengan suara yang tertahan.

Khansa langsung menarik tangannya, lalu kembali memeluk pinggang Zidan dengan kedua tangannya.

Astaga! Kenapa tanganku bisa seceroboh itu si? Bagaimana jika Zidan benar-benar tidak bisa menahannya? Ayolah Sa! Jangan melakukan hal yang sembarangan, batin Khansa yang memperingatkan dirinya.

“Sekarang jam berapa?” tanya Khansa.

“Jam empat lebih,” jawabnya yang seraya mengusap kepala Khansa dengan lembut.

“Apa?!” Khansa melepaskan pelukannya dan langsung duduk. Kepalanya bergerak ke arah jam dinding untuk memastikannya. Benar saja jika sekarang sudah menunjukan jam empat lewat tujuh belas menit.

“Zi! Kenapa nggak bilang dari tadi sih?! Bagaimana kalau waktunya terlewat?” Khansa buru turun dari kasur menuju ke kamar mandi.

“Hahhh–” Zidan kira ia bisa berlama-lama memeluk Khansa, nyatanya baru beberapa saat Khansa yang manja padanya, kini sudah pergi begitu saja.

“Tidak masalah, mungkin nanti malam aku bisa memeluknya. Permulaan yang baik untuk hubungan ini, setidaknya perlahan-lahan Khansa mulai terbuka denganku.”

Zidan mengambil ponselnya yang sejak tadi berbunyi, ia yakin jika itu teman-temannya setelah melihat postingan yang ia buat.

Beberapa hari ini, Naya sering memposting foto mereka di media sosialnya. Banyak komentar yang mengatakan jika dirinya sangat cocok dengan Naya.

Zidan tidak bisa membiarkan hal itu sampai terjadi, karena itu akan membuat Khansa menutup dirinya kembali. Zidan mengambil tindakan dengan memposting tulisan dengan isi klarifikasi jika dirinya sudah tidak memiliki hubungan dengan Naya. Ia juga meminta untuk semua orang berhenti menandai dirinya di komentar yang berhubungan dengan Naya.

Selain itu, dengan tegas Zidan juga memberitahu jika ia harus lebih fokus pada pendidikannya karena tuntutan keluar sebagai alasan yang bisa diterima.

Karena sangat tidak mungkin ia mengatakan jika ia mengakhiri hubungannya dengan Naya karena kehadiran Khansa yang saat ini sudah menjadi istrinya.

Zidan tidak akan membiarkan Khansa menjadi bahan hujatan mereka atas putusnya hubungannya dengan Naya. Apalagi setelah tau bagaimana pertemuan Khansa dengan Naya, yang membuat Khansa merasa tertekan karena menyalahkan dirinya sendiri.

Tentunya Zidan tidak akan membiarkan hal itu lagi. Untuk saat ini jika semua orang tau jika Khansa adalah sepupunya menjadi keputusan yang tepat. Karena itu akan baik untuk Khansa saat sudah masuk ke universitas.

“Aku akan selalu memastikan jika nanti tidak akan ada yang berani menindasmu. Mungkin aku harus bertahan jika aku ataupun kamu yang harus mengenalkan satu sama lain sebagai kakak dan adik sepupu,” gumam Zidan yang merasa sakit saat membayangkannya.

“Zi! Bisa ambilkan handuk yang baru untukku?!” teriak Khansa dari dalam kamar mandi.

“Tunggu sebentar!” Zidan langsung beranjak untuk mengambilkan handuk baru untuk Khansa.

“Handuk? Bukankah ada di dalam kamar mandi?” Zidan mengedikan bahunya menuju ke kamar mandi.

Tok

Tok

Tok

“Sa! Ini handuknya!”

Pintu kamar mandinya langsung terbuka meskipun sedikit, Khansa hanya mengulurkan tangannya, karena tidak mungkin ia membuka pintunya lebar-lebar tanpa menggunakan apapun.

“Kenapa kok minta handuk lagi? Apa handuknya basah?”

“Iya, nggak sengaja terjatuh karena aku buru-buru nariknya.”

“Baiklah, sekarang giliranku untuk mandi. Takut waktunya keburu habis.”

“Tunggu sebentar.”

“Baiklah—”

1
partini
se bar bar apa sih kamu za ,,good kalau seperti itu
partini
waktu yg tepat hemmmm?
keburu masalah yg datang makin ruwet malahan apa lagi ada ini itu
partini
tak kira terucap ga taunya di dalam hati hemmmm Ampe kiamat dia ga bakal tau Hadehhh 🤦🤦🤦
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!