Peringatan! Harap bijak dalam membaca. Ini karya dipersembahkan untuk hiburan emak yang sudah berusia 21+ dan sudah menikah! Dibawa 21 harap jangan baca! Dosa tangung sendiri!
Sequel dari Dipaksa menikahi tuan muda duda
Ashanum Ananda Wijaya terpaksa menerima perjodohan dengan pria yang sama sekali tak ia kenal setelah pergaulan bebasnya diketahui sang papa yaitu Raka Wijaya. Asha harus mengorbankan cintanya menikahi pria sederhana yang bukan tipenya yang tak ada daya tarik sama sekali yang hanya berkerja sebagai guru ngaji di pondok pesantren dan sebagai ob di rumah sakit ternama dikota Malang.
Dibalik kesederhanaannya Asegaf Albramata adalah seorang pengusaha muda yang sukses disegala bidang, namun ia menyembunyikan semuanya karena berbagai alasan.
Asha sangat membenci Ega karena adanya dia, ia harus kehilangan cinta pertamanya.
Nb : Jangan lupa follow ig:Duwi Sukema author ya, agar tahu visual juga novel author lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Rama kecilku
Ega segera mencengkal lengan Asha, "Sha berhenti!"
"Apa sich? Aku mau pulang, aku lelah," bohon Asha.
Ega yang mendengar nada bicara Asha yang berubah dan wajah yang muram ia tahu akar permasalahan dari semua ini.
"Bentar aja ya, aku mau mengenalkan kamu ke semua orang agar mereka tahu jika aku sudah memiliki istri yang cantik bagaikan bidadari," ucap Ega.
"Sudah dech ngak usah gombal gitu, aku ngak percaya lagi sama kamu. Katanya ustad tapi main nyosor kayak bebek pada wanita yang bukan muhrimnya," ketus Asha.
"Maksudnya?"
"Sudah ngak usah bohong, aku sudah tahu semuanya. Kamu pacarnya wanita tadi kan, kamu juga akan menikah dengannya juga," kesal Asha meluapkan semua emosinya yang ada di dalam hatinya.
"Kamu cemburu ya?! Dengar istriku aku dan dia tak pernah ada hubungan apa pun, demi Allah aku tak pernah berbuat zina atau maksiat, jujur aku tak pernah pacarnya selama ini, pacaran bagiku akan membuat luka dihatiku yang amat dalam," jelas Ega.
Pintar sekali sich dia bicara. Dia itu kalau jadi pemain sinetron di kapal terbang pasti banyak yang nonton umpat Asha di dalam hatinya.
"Sudah dech maling apa ada yang mau ngaku," ketus Asha.
"Kalian sedang apa? Umi perhatikan dari tadi kalian debat saja, sudah ayo masuk kita bicarakan di dalam. Tidak enak berdebat disini, tak baik juga mengumbar aib di tempat umum," sahut umi Syarah yang melihat perdebatan Asha dan Ega.
"Umi, maaf," sapa Asha lalu meraih tangan umi untuk mencium tangannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kalian memang masih harus banyak belajar, memang menjalani rumah tangga tak semulus apa yang kita bayangkan bahkan mungkin lebih menyenangkan masa-masa pacaran, tapi kamu harus tahu pacaran akan membuat dosa kita bertambah banyak, tapi kita menikah banyak pahala yang kita dapat," terang umi sambil berjalan masuk ke dalam pendopo.
"Assalamualaikum, ada cucuku yang datang, duduk nak Asha!" sapa Abah Jafar melihat istrinya bersama Asha.
"Waalaikumsalam, Asha baik Bah," ucap Asha.
"Bah, bisa ajak Ega bicara! Umi mau ngobrol sama Asha," perintah umi.
Setelah kepergian Abah dan Ega, umi segera mengintrogasi duduk permasalahan antara Asha dan Ega. Asha pun menceritakan semua masalah yang ia dengar barusan. Umi yang mendengar berita bohong itu pun segera memceritakan semua apa yang terjadi antara Ega dan Afi yang tak pernah ada sesuatu yang istimewa di antara mereka.
"Umi benaran ya umi katakan?" tanya Asha memastikan lagi apa yang barusan ia dengar.
"Umi tak pernah berbohong. Umi sendiri yang selalu mengantar Ega saat bertemu Afi. Keluarga Afi sangat ingin Ega menjadi menantunya karena baginya Ega merupakan calon suami idaman. Asha apa kamu benar-benar sudah menyukainya?"
"Entahlah umi, tapi rasanya di abaikan sakit sekali. Umi apa aku boleh tahu tentang hidup mas Ega dulu," ucap Asha.
"Lebih baik kamu tanyakan saja pada dia, umi tak berhak mengatakan yang sebenarnya. Kamu harus tahu jika Ega sangat mencintai kamu dari sebelum kamu menikah," jelas umi.
"Maksud umi apa? Aku dan mas Ega tak pernah bertemu, kita ketemu saja saat kita ijab kabul," jawab Asha bingung dengan apa yang di ucapkan umi.
"Kamu ingat tidak saat kamu kecil, saat penculikan kamu. Kamu di selamatkan oleh laki-laki yang membawa kamu kabur dari penyekapan itu."
Asha mengingat kejadian masa lalu yang kurang lebih 13 tahun lalu, dimana ia mengalami penculikan saat ia sedang menikmati liburan sekolahannya ditaman bermain.
Saat malam hari ia disekap oleh beberapa orang berbadan besar, saat tengah malam ada seorang anak laki-laki yang berusia sama dengan Nathan yang mengendap-endap menyelamatkannya.
"Kamu jangan bicara! Aku orang baik, aku akan menyelamatkan kamu dari sini," lirih Rama.
Asha kecil itu pun menuruti semua ucapan orang yang berniat menolongnya. Hingga beberapa hari mereka tinggal bersama di rumah Rama, mereka yang semakin dekat mengucapkan janji suatu saat nanti jika dewasa akan saling menjaga dan mencari satu sama lain.
Saat mereka berpisah kembali ke rumah orang tuanya masing-masing Rama kecil itu mengucapkan cinta monyet sebaliknya Asha juga mengucapkan janji akan menikah dengan Rama kecil.
Umi Syarah yang melihat Asha melamun segera menepuk pelan pundaknya.
"Sha, kamu baik-baik saja," kata Umi khawatir.
"Jadi mas Ega itu Rama cinta kecilku itu umi?!" tanya Asha yang tak percaya akan semua kejadian ini.
"Iya nak, itu Rama kecil kamu. Dia sudah lama mencari kamu, dan selalu mengawasi kamu dari jauh, ia sangat mencintaimu. Saat itu orang tuamu kesini ingin mencarikan kamu jodoh maka umi dan abah langsung memutuskan Ega yang pantas menjadi pendamping kamu," jelas umi.
Jika dia sudah tahu keberadaanku mengapa ia tak langsung menghampiriku saja? Kenapa juga harus begini, dia pasti tahu jika aku dan Dion pacaran sudah melebih batas wajar. Dia pasti memandangku wanita rendahan.
"Umi, apa sudah selesai bicaranya?" tanya Ega pada umi yang merasa mereka bicara sudah hampir tiga jam bersama.
"Umi ini kalau sudah keasyikan ngobrol lupa jika tadi ada acara di depan," ucap Abah.
"Maaf bah, umi sedang kangen sama cucu umi yang cantik ini. Gimana lancar acaranya?" tanya Umi.
"Lancar umi," jawab Ega. "Umi, kami mau pamit ya sudah malam, Asha besok harus magang juga," ajak Ega untuk mengajak Asha pulang.
"Kamu tunggu saja di luar bentar umi ada sedikit hal yang ingin umi sampaikan pada Asha," perintah Umi.
Setelah melihat Ega keluar, tinggal umi, Asha dan Abah yang berada di dalam ruangan itu.
"Sha, jika suatu saat kamu benar-benar mencintai suamimu apa adanya. Datanglah kesini ada yang ingin umi sampaikan padamu, jika kamu tahu lebih dulu maka jangan pernah marah. Dia melakukan semua itu demi kebaikan, umi tahu segalanya tentang Ega dari ia kecil hingga ia dewasa saat ini," jelas Umi.
"Umi, aku sudah mulai mencintai mas Ega, tolong umi katakan saja sekarang," mohon Asha yang sangat penasaran tentang apa yang disembunyikan umi dan Ega.
"Belum saatnya kamu tahu nak, sudah kamu pulanglah! Suami kamu sudah menunggu diluar," ucap Abah.
"Kamu pasti akan bahagia bersama suamimu, apa pun keadaan suamimu terimalah apa adanya dia. Dia orang yang sangat mencintaimu," ucap umi lagi sambil memeluk Asha dengan erat.
Asha masih mencerna setiap perkataan umi, apa maksud itu semua itu, tapi kini ia tak terlalu memikirkan hal itu yang terpenting Ega suaminya hanya mencintai dia seperti ucapan tiga belas tahun lalu dan ucapan anak kecil tadi hanyalah isu belakang.
Sedangkan Ega yang sedang duduk di luar menunggu Asha dengan hati yang was-was, ia sangat takut jika Asha masih marah padanya.
bersambung...