Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
malam harinya Salwa sedang duduk diatas tempat tidur sambil membaca buku yang dia ambil dari ruang kerjanya.
Jam segini bima juga belum pulang tadi dia kirim pesan ke Salwa kalau dia pulang telat.
Pukul setengah sepuluh malam bima baru pulang dia langsung masuk kamar,diatas tempat tidur Salwa masih membaca.
"kenapa belum tidur ini sudah malam?"tanya bima saat mendekat kearah Salwa dia juga mencium pucuk rambut Salwa.
"nanggung ini mau selesai"jawab Salwa.
"kamu udah makan?".
"sudah".
"ya udah kalau gitu aku mandi dulu".
Salwa hanya mengangguk dia mau turun menyiapkan baju untuk bima tapi di tahan bima dia akan ambil sendiri.
Beberapa menit kemudian bima keluar dari kamar mandi dia melihat Salwa sudah tertidur bima kemudian ikut tidur disamping Salwa.
Baru saja membaringkan tubuhnya Salwa berbalik menghadapnya dan memeluk bima dengan erat.
Bima kemudian ikut memeluk Salwa dia juga mencium dahi Salwa dan ikut tertidur.
Paginya Salwa terbangun masih dalam keadaan memeluk bima Salwa mau melepas pelukannya tapi di cegah bima.
"aku mau bangun,aku kebelet om"kata Salwa.
Bima melepas pelukan Salwa sedangkan Salwa turun dan berlari ke kamar mandi,bima mendudukkan tubuhnya dan bersandar di ranjang.
Salwa keluar dari kamar mandi rambutnya di ikat asal dia juga sudah cuci muka.
Salwa keluar menuju dapur disana dia melihat Mak Nor yang sedang masak Salwa ikut membantu masak bahkan dia sendiri yang masak.
Masakan sudah jadi dan sudah di tata di meja makan Salwa kemudian kembali ke kamar dia mau mandi.
Salwa mau membuka pintu kamar tapi sudah keduluan bima dia sudah terlihat rapi.
Bima kemudian menunggu Salwa di meja makan tak lama Salwa sudah datang dan ikut duduk di sebelahnya.
"kalau kamu masak setiap pagi pasti aku akan gemuk"kata bima.
"tapi itu nggak akan ku lakukan aku masak kalau aku mau saja kan ada Mak Nor yang memasak"kata Salwa.
"emangnya kamu nggak mau memasak untuk aku?".
"enggak"jawab Salwa dengan santai"ajukan bukan pembantumu".
"bagus deh kalau begitu aku nggak mau kamu kecapekan lagian aku masih bisa bayar art untuk melayani mu kamu cukup duduk diam dan tinggal perintah".
"nanti sore aku mau mampir ke rumah mbk Jihan aku janjian pergi belanja sama dia"pamit Salwa saat dia mau berangkat kerja.
"iya aku nggak bisa temani aku ada kerjaan,ini untuk kamu"kata bima dia memberikan sebuah kartu ke Salwa.
"nggak usah aku masih punya uang"tolak Salwa.
"terimalah kartu ini tanpa batas kamu bisa gunakan sesukamu dan menghabiskannya"paksa bima dan menaruh kartu itu ditangan Salwa"aku berangkat dulu".
Setelah kepergian bima Salwa ikut berangkat tak lama dia sampai diparkiran perusahaan dia turun bersamaan mawar juga turun dari mobil suaminya.
Salwa dan mawar masuk ke dalam kantor bersama di lobby mereka berpapasan dengan sandra.
Sandra sengaja menabrak bahu Salwa dan hampir jatuh kalau tidak di pegang mawar.
"kamu apaan sih jalan nggak pakai mata"bentak mawar.
Sandra tidak pedulikan mawar dia malah mendekat ke arah Salwa.
"kamu itu karyawan magang jangan sok kecantikan"kata Sandra sambil tersenyum sinis.
"emang ini kantormu sehingga kamu bicara begitu CEO disini saja nggak mempermasalahkannya"tantang Salwa.
"kamu berani melawan ku".
"kenapa aku harus takut kita sama-sama karyawan"kata Salwa dan berjalan dia juga menyenggol pundak Sandra dengan keras.
Di tempat yang tidak terlalu jauh bima tersenyum melihat Salwa yang nggak mudah di bully.
Bima dan Danang pergi ke ruangan nya bima juga mengirim pesan isi pesan tersebut cuma tanda oke.
Dan langsung dibaca Salwa tapi tidak di balas karena Salwa tidak paham dengan pesan yang di kirim bima.
Salwa mulai bekerja begitupun bima mereka sama-sama serius dalam bekerja hingga waktu makan siang Salwa belum juga makan.
Bima mencoba menghubungi Salwa tapi nggak diangkat,bima memanggil Winda menyuruhnya memberikan makan siang untuk Salwa.
Winda sudah ada didepan Salwa dia langsung memberikan makan siang ke Salwa saat Winda mau bilang kalau makanan itu dari bima Salwa memotong perkataan nya karena disitu ada karyawan lain.
Winda kemudian pamit pergi Salwa kembali duduk dan membuka makanan itu.
"kamu saudara Bu Winda sal?"tanya mawar.
"iya"jawab Salwa bohong.
"pantesan beliau kirim makanan untuk kamu tapi makanan ini seperti makanan pak bima,setiap makan siang pasti OB membelinya kok bisa sama"heran mawar dan membuat Salwa tersedak.
Mawar memberi minum ke Salwa mawar juga menyuruh Salwa hati-hati.
"kenapa harus antarkan makan siang kesini dicurigai kan jadinya"keluh Salwa dalam hatinya.
"sal ini bawa ke CEO kalau sudah selesai makan"perintah atasannya.
"kenapa harus aku terus yang memberikannya?"protes Salwa.
"karena karyawan lain pada takut disuruh menemui pak bima hanya kamu yang berani bahkan kemari kamu jadi orang yang pertama keluar dari ruangan pak bima tanpa di marahin"jelas atasannya itu"kamu antarkan saja nanti aku kasih nilai a untuk kamu".
Salwa memandangi karyawan lain dari muka semuanya memohon agar Salwa mau.
Salwa berdiri dan berjalan ke arah ruangan bima berada.
Salwa langsung masuk dia tidak mengetuk pintu dulu padahal di dalam ada Danang.
Bima menyudahi pembicaraannya dengan Danang dan menyuruh Danang keluar.
"ada apa kenapa mukamu kesal seperti itu?"tanya bima ikut duduk di sebelah Salwa.
"aku kesal ke kamu kenapa jadi atasan yang menakutkan sehingga karyawan mu pada takut jadinya aku yang di tumbalkan untuk menemui mu"keluh Salwa dengan kesal"lagian tadi juga ngapain kirim makan siang untukku di curigai kan aku jadinya".
Bima tidak langsung menjawab dia tersenyum dan meraih tangan Salwa untuk digenggamnya.
"apa kamu malu kalau karyawan tahu kita ada hubungan,apa aku sehina itu sehingga kamu nggak mau mengakui aku".
"bukan gitu maksudku".
"aku memang sudah tua dan kamu masih muda kamu pasti malu".
"nggak gitu aku kan sudah bilang aku butuh waktu".
"waktu sampai kapan?".
"sampai aku bisa jatuh cinta ke kamu"jawab Salwa mantap sambil menatap bima langsung.
"apa sampai sekarang belum ada rasa itu?".
"aku belum yakin"jawab Salwa jujur.
"ya udah kalau begitu kita jalani pelan-pelan saja"kata bima"kamu perlu apa kesini?".
"nih"jawab Salwa memberikan laporan ke bima.
"kalau begini aku akan buat karyawan yang satu divisi sama kamu semakin ketakutan sama aku agar kau yang sering datang kesini"kata bima sedikit menggoda.
"jangan galak-galak nanti semakin tua"keluh Salwa sambil memukul lengan bima dengan pelan.
Bima menandatanganinya setelah itu Salwa pamit keluar.