NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 30

"Amara..."

Ibu Amara yang baru saja pulang dari pasar merasa terkejut, karena mendapati putrinya masih tertidur nyenyak, padahal sudah pukul setengah delapan pagi, itu berarti Amara sudah terlambat datang ke kampus.

"Amara..." panggil Ibunya lagi dengan mengguncangkan tubuh Amara.

Ibunya memegang kening anaknya masih normal, namun ia heran karena tidak pernah sebelumnya Amara bangun kesiangan kecuali di sengaja, karena Amara disiplin selalu menghidupkan alarm.

Amara membuka matanya, ia merasa pusing, karena pukul setengah lima baru bisa tertidur.

"Kamu sakit nak?" tanya Ibunya

"Aku hanya merasa pusing Bu." jawab Amara

"Biar aku minta ijin pada dosen pembimbingmu."

"Jangan Bu." potong Amara cepat, ia cemas jika ibunya menelpon maka Ibunya akan tahu yang sebenarnya jika dirinya sedang menjalani masa skorsing.

"Amara... Aku rasa tensi mu mulai rendah lagi, jadi sebaiknya kamu istirahat dulu. Lagi pula kamu sudah terlambat datang." kata Ibunya.

Ibu Amara mengira jika Amara akan tetap nekat masuk, karena Amara adalah tipe gadis yang pantang untuk tidak masuk sekolah. Bahkan dulu pernah pingsan karena terlalu memaksakan diri untuk masuk sekolah.

"Nanti saja aku minta ijin sendiri Bu." jawab Amara kembali berbaring.

Akhirnya ibunya mengalah, walau ada rasa curiga karena terlihat Amara merasa gugup. Ibunya menyuruh Amara sarapan, dan akan di belikan obat di apotik namun Amara menolak, ia akan beli sendiri setelah sarapan, karena ia juga hendak periksa tekanan darah. Karena Ibunya juga harus bekerja, akhirnya Ibunya berangkat kerja, meninggalkan Amara sendiri karena Amar juga sudah berangkat bekerja. Bahkan Amar mengira jika Amara sudah berangkat lebih dahulu, karena Ibunya juga tidak ada karena pergi ke pasar, dan Amar juga terlambat bangun.

Setelah Ibunya pergi, Amara bangun duduk termenung di sisi ranjang. Ia merasa sangat bersalah saat ini, di tatap seluruh isi kamar, ia menyadari jika dirinya hanya anak orang miskin,dan sekarang ia sudah mengecewakan orang tuanya. Amara kembali menangis mengenang dirinya di skorsing, dan kemungkinan bisa di drop out. Ia mengusap air matanya dan hendak ke apotik untuk membeli obat pusing, dan sekalian periksa tekanan darahnya, agar ia bisa berpikir lebih jernih lagi, dalam menentukan sikap kedepan.

Sama halnya dengan keluarga Amara, di lantai atas pun Mars juga baru bangun, bahkan ia sampai tertidur di sofa dengan masih memegang gelas, bekas ia menikmati wine untuk menenangkan pikiran. Mars menyelesaikan mandi, dan merapikan diri, ia berencana ke kampus untuk menegur Clara.

Mars menuruni tangga di halaman menuju mobilnya, ia membuka pintu mobilnya namun ia melihat Amara sedang berjalan sendirian di sisi jalan, terlihat Amara tidak baik baik saja, karena Amara hanya menguncir rambutnya dengan sembarang, wajahnya begitu pucat dan sembab.

"Amara..." panggil Mars dengan memegang lengan Amara namun lagi lagi Amara menepisnya ketika mengetahui jika itu adalah Mars.

"Amara aku minta maaf. Walau aku tidak tahu dimana letak salahku, aku minta maaf." ucap Mars, karena Mars juga bingung, dirinya tidak tahu masalah apapun, namun Amara menghakimi dirinya, seakan dirinya terlibat di dalamnya.

Amara masih diam saja, tidak mau melihat Mars. Ia justru melanjutkan jalannya tanpa memberi jawaban pada Mars.

"Amara, aku sudah meminta maaf, aku sudah memberimu ruang untuk menenangkan diri. Tapi kenapa kamu masih seperti ini?" ucap Mars frustasi dengan sikap Amara yang sangat membuatnya gila.

"Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu, Mars. Jadi tolong kamu pergilah." kata Amara dengan lemah, saat ini hatinya masih bingung, di tambah tubuhnya yang tidak sehat, membuatnya enggan untuk berbicara.

Mars melihat tangan Amara sedang membawa obat dari apotek, membuat hatinya sedih dan lebih baik mengalah lagi membiarkan Amara berjalan meninggalkan dirinya.

Mars kembali ke mobilnya dan mulai melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi, ia ingin segera sampai dan menemui Clara.

Sampai di kampus Mars memarkirkan mobilnya, dan mulai memasuki pintu utama, ia bisa melihat Clara sedang tersenyum kearahnya, dan ada Bara di samping Clara.

Clara terlihat sangat gembira melihat Mars yang keluar dari mobil sendirian tanpa menggandeng Amara lagi. Clara menginginkan jika hari hari berikutnya akan seperti itu.

"Pagi Mars." sapa Clara dengan terlihat sumringah.

"Clara, apa yang kamu lakukan pada Amara kemarin?" tanya Mars serius menatap wajah Clara. Sedangkan Clara yang terlihat begitu sumringah tadi, mulai perlahan luntur dan terlihat kecewa.

"Jawab Aku Clara?!!" perintah Mars dengan wajah yang lebih serius, membuat Clara sedikit ketakutan.

"Bukankah aku sudah memberitahu mu. Dengar Mars..."

"Kamu yang harus mendengarkan aku Clara. Tidak ada yang bisa mengatur hidupku, sekalipun itu orang tuaku, terlebih itu adalah kamu. Jadi jangan mengusik hidupku terlalu jauh, atau aku yang akan keluar dari hidupmu." jawab Mars masih dengan wajah serius membuat Clara kecewa dan sedih

"Mars...." sela Bara menengahi

"Jangan menyuruhku sabar Bara, karena kesabaranku hilang, jika itu menyangkut Amara." jawab Mars tanpa memalingkan pandangan dari Clara.

"Aku tahu Mars, tapi tidak seharusnya kita harus seperti ini." jawab Bara menengahi

"Jadi harus seperti apa Bara? Aku harus bersikap biasa saja ketika kekasihku di tindas oleh temanku. Aku harus memaafkan Clara, sedangkan Amara sedih dan juga sakit karena masalah ini. Dan haruskah aku menerima begitu saja kekasihku di skorsing selama satu minggu karena ulahnya?" jawab Mars dengan sedikit kesal juga kecewa dengan sikap Clara.

Clara menangis mendengar ucapan Mars untuknya, kali ini kata kata Mars begitu dalam bagi Clara, ia sangat mencintai Mars, sedangkan sekarang Mars memarahinya demi wanita lain, hati Clara sangat terluka saat ini.

"Mars, aku tidak tahu jika Amara akan di skorsing. Aku juga tidak menyangka jika masalah ini akan panjang. Aku akan minta maaf pada Amara, tapi tolong jangan menghakimiku seperti ini." jawab Clara.

"Menjauhlah dari Amara itu lebih baik." jawab Mars berdiri dan hendak pergi.

"Mars... Tunggu. Jangan bersikap seperti ini, kita adalah teman, aku akan melakukan apa pun perintahmu asal jangan membenciku." pinta Clara ikut berdiri, namun Mars hanya berhenti sejenak tanpa menoleh, kemudian setelah Clara selesai bicara barulah melanjutkan jalan tanpa menjawab lagi.

"Mars....." panggil Clara sedikit kencang, air matanya mulai menetes dan dengan segera ia hapus.

Bara merangkul Clara, dan mereka kembali duduk. Bara membelai rambut Clara dengan lembut, namun pikirannya pada Mars. Bara juga baru menyadari, jika perasaan Mars bisa sedalam ini pada Amara, bahkan melebihi posisi Clara dan dirinya di hati Mars.

"Menurutmu apakah Mars akan sungguh membenciku Bara?" tanya Clara dengan menghapus air matanya. Dan Bara hanya diam tidak menjawab, karena ia sendiri tidak tahu jawabannya.

Bersambung.....

1
Rusi Erviana
Bagus ceritax thor semangat d tunggu Bab selanjutx 😊👍👍💪💪
Yunsa: Terima kasih kak ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!