Menikahi Adik Kekasihku

"Maafkan aku Kek! Aku janji ga akan ulangi lagi. Aku janji kek!" Jawab Dedi dengan memasang wajah memelas.

Surya menggeplak kepala Dedi dengan pelan. Dia sudah semakin tua dan lemas. Tidak terasa sakit sama sekali buat Dedi. "Kau masih memikirkan Kakekmu, huh?" tanya Surya kesal sekali.

Radit menatap kedekatan mereka yang begitu akrab dan saling menyayangi satu sama lain. Sejujurnya dirinya juga ingin sekali diperlakukan seperti itu oleh Surya. Tetapi tampaknya sangat sulit untuk dia mendekati sang kakek yang sepertinya telah membentangkan jarak yang begitu tinggi di antara mereka berdua.

Radit menghela nafas berat. Entah kenapa tiba-tiba saja rasa sesak itu muncul kembali. Kini terbayang kembali masa kecil mereka yang penuh kebahagiaan. Radit ingat sekali dirinya sering sekali minta diperhatikan oleh Surya. Tapi selalu tak digubris. Surya seperti menolak kehadiran dirinya di keluarga Hartawan.

Saat Surya melihat ke arah Dedi, Surya selalu menatap Dedi dengan lembut dan penuh cinta. Radit iri sekali dengan hal itu. Dirinya selama ini menjalani kehidupan yang selalu kesepian dan kesendirian.

"Aku akan selalu ada untukmu. Jangan khawatir!" Ucapan Maura terngiang di telinga Radit. Kata-kata yang selalu sanggup menenangkan dirinya dalam keadaan apapun.

Radit melihat Dedi dan Surya terlibat dalam percakapan yang hangat. Dirinya berada disana seperti kasat mata. Radit sedih dan kecewa. Diapun akhirnya memilih untuk pergi daripada hatinya semakin sakit.

"Aku sebaiknya mencari Mama saja. Disini aku tidak diharapkan sama sekali," gumam Radit sedih dan terluka hatinya.

Radit hanya melirik sekilas pada Maura. Dia tak berani mendekati Maura. Karena disana ada Surya dan Dedi. Dia tidak mau menambah kericuhan di dalam keluarga mereka dengan kelakuannya. Radit berniat untuk mundur secara teratur. Walaupun hatinya sakit tapi dia harus tahan semua itu.

Radit tidak mau mengalami nasib seperti Rahayu yang diusir oleh Surya karena selalu mengganggu Maura. Maura menatap lekat manik Radit. Ada perih di hatinya tapi dia tidak mampu untuk melakukan apapun karena harus menjaga perasaan Surya dan Dedi sebagai suaminya.

Maura sejak tadi memperhatikan mereka berdua, dia hanya bisa menatap kepergian Radit dengan perasaan bersalah. Dia malu untuk mendekati kakak iparnya. Maura tahu kalau Radit sampai saat ini masih belum merelakan dirinya menikah dengan Dedi.

"Maafkan aku! Bahagialah tanpa aku disisimu! Aku yakin kamu bisa bahagia dengan wanita yang mencintaimu. Aku hanya bisa mencintaimu dalam diam. Hanya bisa melangitkan namamu untuk kebahagiaan hidupmu!" Lirih Maura berucap tanpa suara.

Tanpa terasa air mata meleleh di pipi Maura ketika mengingat kembali kenangan indahnya bersama Radit. Banyak impian dan cita-cita yang mereka rajut atas nama cinta. Tapi Maura sadar kalau semua itu hanyalah masa lalu yang harus dikubur jauh-jauh di sudut hatinya yang paling dalam demi keutuhan rumah tangganya bersama Dedi.

***

Dedi yang baru saja keluar dari ruangan Surya, dia menatap Maura yang bersembunyi di lorong gelap dan menatap kepergian Radit dengan bersimbah air mata.

Dedi tahu kalau Maura dan Radit saling mencintai dan belum bisa saling melepaskan satu sama lain. Tapi dirinya juga tidak mungkin mengecewakan Surya yang berharap dirinya bisa bersama Maura. Dedi juga tidak mengerti kenapa kakeknya melakukan hal seperti itu.

"Aku tahu kalau ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Kakek masalah Radit. Oleh karena itu dia selalu saja memperlakukan kami berdua berbeda sejak kecil. Apa kira-kira rahasia itu ya? Aku sungguh penasaran sekali!" Gumam Dedi pelan dan memilih pergi dari rumah.

Dedi merasakan sesak di dadanya melihat Maura yang menangis karena Radit. Hatinya pilu luar biasa melihat istri yang dia usahakan untuk dia cintai masih menyimpan perasaan untuk mantan kekasihnya. Celakanya mantan itu adalah kakaknya sendiri.

"Apakah benar yang dikatakan oleh Radit? Bahwa aku telah merampas calon istrinya yang dia cintai? Apakah di sini aku yang salah? Tapi di mana letak salahku? Aku juga korban di sini. Aku harus merelakan cinta yang aku miliki untuk Niken." Sesal hati Dedi mulai mempertanyakan dirinya sendiri yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya Maura.

Dedi semalam suntuk melamun di taman belakang. Dia tidak tahu kalau dari kejauhan ada Niken yang terus menatap ke arahnya. Tetapi Niken tidak berani untuk mendekat pada Dedi. Karena Niken mengingat pesan yang disampaikan oleh bibinya untuk tidak menggangu suami orang lain. Niken merasa kasihan pada Dedi yang terlihat begitu tertekan.

"Aku harap kau bahagia dengan pernikahanmu dan Maura. Aku rela melepas persahabatan kita kalau itu bisa memberikan kebahagiaan untukmu. Aku ga mau memberikan kesulitan untuk kamu dengan kehadiran diriku disisimu!" Lirih sekali Niken berucap. Nyaris tanpa suara.

Niken kemudian pergi dari mansion keluarga Hartawan. Dia yang awalnya mau menemui Halimah akhirnya harus mengurungkan niatnya. Niken sudah mengetahui perihal ponsel Dedi yang direbut oleh Surya karena Surya yang tidak menginginkan sahabatnya itu masih berhubungan dengan dirinya.

Niken menekan dadanya yang sesak. Dia harus merelakan persahabatannya bersama Dedi dan melupakan nya mulai sekarang.

Niken berpikir untuk pindah kota agar tidak harus melihat atau bertemu dengan Dedi tanpa sengaja. Dia takut hatinya merasa sedih karena kehilangan sahabat terbaik yang pernah dia miliki seumur hidupnya.

Saat Niken hendak masuk ke kamarnya, sayup-sayup Niken mendengar percakapan ayahnya dengan Rahayu di telpon. "Aku akan menculik Maura lagi. Kamu jangan khawatir." janji Bejo pada Rahayu pada akhirnya.

Bejo tidak tahan dengan tangisan Rahayu yang sekarang telah diusir oleh Surya. Dia sejenak melupakan hati nuraninya demi membahagiakan mantan istrinya. Bejo menghela nafas berat. Ada rasa sakit yang dia rasakan setiap kali melihat Maura. Niken mendekati Bejo tapi dia urungkan saat melihat Rudi masuk ke kamar Bejo dengan wajah penuh amarah.

***

Malika yang tahu kalau Rahayu dalam kesulitan akhirnya memanfaatkan hal itu untuk menolongnya. Rahayu ditampung di apartemen Malika. Dia selalu menggunakan Rahayu untuk membuat Radit datang ke rumahnya.

Rahayu yang tahu kalau Malika mencintai anaknya akhirnya memanfaatkan Malika sebaik mungkin. "Kamu mencintai anakku?" tanya Rahayu sambil menatap tajam ke arah Malika yang antusias sekali berbicara dengan dirinya.

Rahayu tahu kalau Malika sama seperti dirinya di masa lalu yang sanggup untuk menghalalkan segala cara demi bisa mendapatkan lelaki yang dia cintai.

"Mari kerjasama denganku untuk menghancurkan Maura!" Ajak Rahayu sambil tersenyum kepada Malika yang tentu saja menyambut ajakan tersebut dengan penuh semangat. Dia melihat ada harapan dirinya bisa bersama dengan Radit melihat Rahayu yang mau menerima dirinya dengan baik.