Kisah perjalanan seorang manusia yang di anggap biasa bahkan lemah hingga mampu menjadi seorang penguasa alam semesta...
Satu hal yang selalu ia yakini adalah...
Tak perlu menjadi orang lain yang terlihat sangat hebat untuk membuktikan diri...
Cukup menjadi diri sendiri apa adanya dengan penuh tekad dan semangat juga perjuangan menggebu maka apapun yang ingin di capai akan tercapai...
Dan juga tak perlu membanggakan segala pencapaian tersebut sebab itu hanyalah anugrah, cukup diri sendiri dan orang yang tulus yang mengetahuinya jangan orang lain...
Sebab orang lain hanya mengetahui hasil dan tak menghargai proses yang dijalani...
orang lain hanya sebatas memanfaatkan pencapaian diri kita tanpa mau tau apa yang terjadi...
Ciptakanlah duniamu sendiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kangduda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Ibu
Kediaman Fan An.
Fan Zu dan rombongannya yang menghilang secara tiba tiba sekarang berada tidak jauh dari rumahnya dulu, rumah yang sangat ia rindukan dan meski telah 5 tahun lebih ia tinggalkan tapi tidak ada yang berubah, itu sungguh pemandangan yang indah dengan masih di kelilingi oleh bambu yang sejak dulu memang itu kesukaan ayahnya.
Perlahan dia mendekati rumahnya itu setelah merasakan aura ibu dan adiknya, dengan kebahagiaan dia memasang wajah senyum berseri seri seraya menghantarkan langkah kakinya menuju rumahnya. Dia tertawa karena mengetahui ibunya menjadi waspada dan bergegas menghampiri adiknya untuk di bawa masuk ke dalam rumah, sebuah ide muncul di benaknya untuk mengerjai ibunya.
Langkahnya terhenti di depan pintu rumahnya dan mengetuk pintu tersebut,
Tokkk...tok... tok
"Aku tau ada orang di rumah, jangan sembunyi atau ku hancurkan pintu ini," ucapnya sambil cekikikan.
Tapi tak ada sahutan apapun yang membuat dia kembali tertawa namun tidak mau membesarkan suara, dia mengulang lagi mengetuk pintu rumahnya berulang kali sambil berkata hal yang sama.
Hal itu membuat Ibunya yang berada di dalam rumah tambah khawatir, kenapa tidak. Kenal dengan aura itupun tidak apalagi dengan orangnya, lagi itu adalah hal sangat janggal karena ada yang bertamu ke rumahnya di saat suaminya tidak ada, selama ini tidak pernah terjadi. Bahkan teman dekat suaminya saja selama suaminya tidak ada, maka tidak berani menginjak halaman apalagi mengetuk pintu.
Fan Zu merasa bahwa aksinya ini telah membuat ibunya serta adiknya sangat ketakutan, dia menghentikan aksinya dan kembali mengetuk pintu. Tapi saat hendak mengaku bahwa yang datang adalah dirinya Fan Zu, dua aura dengan kecepatan sangat cepat melaju ke arahnya dan dalam hitungan 4 tarikan nafas 2 sosok muncul di belakangnya.
"Nak, kau siapa? Apakah kamu yang sebelumnya mengaku sebagai keponakan kami Fan Zu di pintu masuk wilayah tengah?," tanya Fan Kim langsung setelah mereka tiba.
"Paman Kim!." Teriak Fan Zu. "Salam paman kim, salam paman Kokcu," lanjutnya lagi memberi salam dengan hormat kepada Fan Kokcu dan Fan Kim.
"Nak, coba jelaskan siapa kau sebenarnya dan apa maksudmu datang kesini?," tanya Fan Kokcu baik.
"Paman, wajar jika kalian melupakan aku yang telah menghilang kurang dari 6 tahun di dalam hutan kematian dan juga aku minta maaf sebelumnya dengan kejadian di pintu masuk. Aku melakukan hal demikian karena aku tidak ingin adanya kekacauan saat hari pertama aku kembali," ucap Fan Zu memberi pengertian kepada kedua pamannya tersebut.
"Memang benar kalau keponakan kami hilang di hutan kematian tapi jangan mengira bahwa kami berdua akan percaya begitu saja jika kau mengaku sebagai keponakan kami," kejar Fan Kim dengan perkataan.
"Atau jangan jangan kau salah satu pembuat onar yang selama ini meresahkan itu dan kesini hanya ingin membalas dendam kepada keluarga saudara An? Hah, jangan pikir kau akan berhasil," tebak Fan Kokcu.
"Paman, aku memang Zu'er yang kalian kenal, jika aku adalah pembuat onar maka aku tidak akan masuk lewat pintu tapi mencari jalan masuk lain dan tentunya aku tidak akan menampakkan diri kepada para penjaga pintu masuk." Fan Zu menjelaskan.
"Begini saja paman, kita tunggu ibuku membuka pintu dan akan aku buktikan bahwa aku benar adalah Fan Zu," ucapnya lagi memberikan ide pembuktian diri kepada kedua pamannya sebab dia terlalu malas untuk berdebat.
Sedangkan didalam rumah, Yue Xi yang mendengar nama anaknya Fan Zu di sebut sebut membuatnya penasaran dan segera melangkah untuk membuka pintu. Sekarang rasa khawatirnya agak berkurang karena tahu bahwa Fan Kim dan Fan Kokcu ada diluar setelah mendengar suara mereka berdua.
Yue Xi yang membuka pintu membeku dan mematung melihat di depan pintu ada seorang pemuda dengan seekor kucing di kepala tertidur, di pundak kanannya terdapat seekor elang abu abu dan di samping kirinya ada seekor anjing berbulu lebat dan berwarna putih seputih susu.
"Ka-kamu si-siapa?," tanya Yue Xi terbata sebab dia merasa asing dengan wajah dan tampilan pemuda tersebut.
Tanpa menjawab, Fan Zu lalu membuka kancing bajunya lalu menampakkan dada sebelah kanannya. Disana terdapat tanda lahir sebesar telapak tangan orang dewasa, lalu setelah Fan Zu memperlihatkan dada kanannya, dia berbalik membelakangi ibunya. di punggung sebelah kanannya juga ada tanda lahir sama besar dengan tanda lahir yang terdapat di dada sebelah kanannya tadi, tanda lahir ini seakan menembus dari dada kanan sampai ke punggung atas sebelah kanan Fan Zu. Tanda lahir tersebut juga berbentuk pulau dengan dikelilingi cahaya, spontan hal tersebut membuat Yue Xi menegang mengingat tanda lahir anaknya Fan Zu.
"Apakah ibu masih ingat yang ibu ceritakan tentang fenomena saat aku lahir?," tanya Fan Zu kepada ibunya.
Sambil berkata demikian Fan Zu melangkah mendekati ibunya dan ambruk berlutut di hadapan ibunya, setelah itu dia menyentuh kaki ibunya dengan membungkuk menyentuh tanah.
Hal itu membuat naluri seorang ibu pada Yue Xi terenyuh dan sukses membuatnya bergetar, apalagi setelah mendengar lanjutan perkataan Fan Zu yang semakin membuatnya tidak tahan.
"Ibu pernah bercerita kepadaku waktu aku berumur 5 tahun bahwa ketika aku lahir terdengar gemuruh di langit yang sangat lama dengan percikan petir warna emas menyambar ke berbagai arah, ketika itu juga terdengar raungan naga yang sangat keras menyelimuti seluruh wilayah yang membuat semua orang merinding serta ada terdengar su-" Perkataan Fan Zu tertahan tidak sempat lanjutkan karena Yue Xi ibunya memotong.
"Cukup Zu'er, jangan lanjutkan. Ibu percaya itu kamu sudah jangan di lanjutkan. Berdirilah nak sini peluk ibu," ucap Yue Xi yang segera meraih tubuh Fan Zu yang sedang bersujud di kakinya, dengan air mata yang berlinang dia memeluk erat Fan Zu. Luapan segala rasa yang selama ini dia pendam dan tahan akhirnya pecah tak terbendung lagi, anak yang selama ini ia rindukan akhirnya dapat ia peluk lagi. Sungguh merupakan sebuah mimpi yang terwujud di hadapannya, tangis sesunggukan mewakili ribuan kata dan rasa.
"Ibu sangat bersyukur kamu baik baik saja nak, alangkah bahagianya ayahmu mengetahui kepulanganmu, hah ayo nak masuk sini aku akan mempekenalkanmu dengan seseorang yang ibu jamin akan membuatmu sangat senang," ucap Yue Xi gelagapan, air mata masih belum ia hapus dari wajah cantiknya karena terhanyut dalam kebahagiaan.
Sedangkan Fan Kokco dan Fan Kim merasa heran akan yang terjadi, sebab mereka seperti di anggap angin lalu dan di tinggalkan begitu saja tanpa sepatah kata. Selain itu mereka masih tidak percaya bagaimana secepat itu Yue percaya dengan perkataan pemuda barusan, rasa anehpun menyelemuti perasaan mereka seperti ada yang masih janggal.
Lalu mereka masuk kerumah yang tidak lama Fan Jiang menyusul mereka masuk kedalam rumah, karena Fan Jiang setelah mendapat laporan dari komandan Wu langsung bergegas ke rumah Fan An. Di dalam ruangan mereka bertiga segera melakukan tindakan untuk mencoba membuktikan kecurigaan yang masih ada di dalam pikiran mereka.
"Saudari Xi, apakah menurutmu tidak ada yang sedikit janggal?" tanya Fan Kim kepada Yue Xi.
"Apanya yang janggal saudara Kim?," tanya balik Yue Xi
"Tidak kau rasakan bahwa kemungkinan pemuda ini berbohong kepadamu saudari?," tanya Fan Kim.
"Cukup saudara Kim, aku sangat percaya kepadanya bahwa dia benar benar Fan Zu yang asli. Karena hanya aku dan Fan An yang tau kebenarannya," ucap Yue Xi tegas dengan sedikit emosi karena menyinggung keakuratan apa yang di katakan Fan Zu.
"Paman, apakah paman bertiga masih ingat jika dulu aku tidak dapat berkultivasi dan siapa yang melindungiku setiap kali ada yang menganiaya aku? apakah paman sekalian juga ingat saat aku sering kali menyusahkan paman bertiga, serta pernah menyembunyikan pakaian paman Jiang saat mandi? atau paman Kokcu, apa paman ingat saat aku tidak sengaja menabrak paman saat paman sedang me-," penjelasan Fan Zu di potong lagi oleh Fan Kokcu karena tidak ingin aibnya terbongkar.
"Cukup Zu'er, sekarang aku percaya," ucap Fan Kokcu sedikit gelagapan.
"Iya Zu'er paman juga percaya," sambung Fan jiang.
Akhirnya mereka bertiga sekarang percaya bahwa pemuda di hadapan mereka benar Fan Zu yang asli, kebahagiaan akhirnya ikut mereka rasakan karena mereka juga berharap keselamatan Fan Zu selama ini. Meskipun terkadang Fan Zu bertingkah nakal kepada mereka, namun sebenarnya mereka juga menyayangi Fan Zu seperti anak mereka sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sedekahnya gaes hehehe
sangat ber kelas
sukses author .....
cukup 1 - 2 halaman saja
pasti sma pmbaca jg pda di skip g di baca ....
kurang jauh jg maen nya author ini