Wont Let You Go

  " Astaga... Apa-apaan ini ? "

 Selena mendorong dada Leandro saat mendengar pekikan. Kedua matanya membulat saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu.

  " Vi... Vian ? "

  Vivian berjalan memasuki ruangan Selena. Tangannya terlipat di dada, matanya dengan awas menatap kedua orang yang terciduk melakukan perbuatan mesyum di dalam kantor.

 " Jelaskan padaku, apa yang kalian berdua lakukan itu ! " titah Vivian. Ia duduk di atas sofa sambil menghadap ke arah Selena dan Leandro yang masih berdiri kaku.

  Selena menautkan jemarinya, wajahnya terlihat pias. Entah bagaimana ia menjelaskan kepada Vivian. Sementara Leandro nampak santai menghadapi wanita yang tengah duduk di sofa sambil bersedekap.

  " Vian... Ini... Tidak seperti yang kau pikirkan. Tadi itu... " Selena menggigit bibirnya, ia tidak tahu harus menjelaskan apa lagi setelah terciduk berciuman dengan Leandro.

  Sungguh, Selena merasa malu tapi tak sebesar rasa bersalahnya kepada sahabatnya itu.

  " Tadi itu kami berciuman, hal yang wajar dilakukan saat sepasang kekasih bertemu " Leandro berkata dengan santai, membuat Selena melebarkan bola matanya.

  " What ? Kalian sepasang kekasih ? " pekik Vivian tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

  " Iya "

  " Bukan "

  Jawaban berbeda diucapkan oleh Leandro dan Selena.

   " Ck, jadi jawaban mana yang benar ? " cebik Vivian.

  " Jawabanku " jawab Leandro dan Selena bersamaan.

  " Haish ! Kalian ini... " Vivian memutar bola matanya kesal.

  " Jadi jelaskan padaku sebenarnya apa yang terjadi disini ! " seru Vivian dengan tidak sabar.

  " Baiklah, jika kau memaksa aku akan menjelaskannya " sahut Leandro.

  Ia dan Selena akhirnya duduk di sofa.

  " Jadi, wanita ini adalah wanita yang aku cintai. Bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu. Jadi ya sekalian saja, hari ini aku beritahu kebenarannya " papar Leandro dengan santainya.

  " Jadi wanita yang kau maksud itu Selena ? Sahabatku ini ? " selidik Vivian penasaran.

  " Ya " tegas Leandro sambil melirik Selena yang terlihat merasa bersalah.

  Tatapan Vivian mengarah kepada sang sahabat.

  " Jadi kau memiliki hubungan dengannya Selen ? " tanya Vivian, tatapannya memindai wajah Selena yang terlihat gugup.

  " Vian... Aku, minta maaf... "

  Ucapan Selena terhenti saat Vivian memeluknya dengan erat.

  " Ya ampun, Selen... Bisa-bisanya kau menutupi hubunganmu dengan kakakku ? Aku bahagia karena ternyata wanita itu kamu " ucap Vivian gembira.

  " Apa ? Kakakmu ? Maksudnya ? " Selena melepaskan pelukan Vivian lalu menatap bergantian ke arah Vivian dan Leandro.

  " K... Kalian bersaudara ? " tanya Selena lagi.

  " Ya, Vivian ini adikku. Kami saudara satu ibu " jawab Leandro.

  " Kakakku ini, tinggal bersama kakek dari ayah kandungnya sejak lama. Jadi wajar saja jika kau tidak mengenalnya " tambah Vivian.

  " Sekarang kau sudah tahu kan alasan mengapa aku mengatakan jika aku dan Vivian memiliki hubungan. Ya hubungan kami adalah adik dan kakak " ucap Leandro.

  " Memangnya kau pikir aku memiliki hubungan apa dengan kakakku ini ? Ah, jangan bilang kalau kau mengira jika aku memiliki hubungan lain " tebak Vivian yang diangguki oleh Selena.

  " Aku melihat kalian berdua makan malam di restoran Jepang. Kalian begitu akrab dan juga kalian pulang ke apartemen Leandro. Jadi wajar kan kalau aku mengira kalian memiliki hubungan spesial " jelas Selena apa adanya.

  " Ah, jadi karena itu kau menghindariku hem ? " selidik Leandro dengan senyum misterius.

  " I...Itu... Itu karena Vivian mengatakan jika pria yang ia cintai sekarang berada disini dan saat itu kebetulan aku melihat kalian. Jadi aku pikir jika pria itu adalah dirimu dan aku tidak mau menyakiti perasaannya jika aku berhubungan denganmu " Selena menyebutkan alasan mengapa ia menghindari Leandro.

  " Pria yang dia cintai memang berhubungan denganku, karena dia adalah asistenku " sebut Leandro.

  " Hah ? Tuan Mark ? Benarkah itu Vian ? " Selena merasa penasaran.

  " Hem... Itu benar. Terima kasih kakak karena kau sudah menceritakan rahasiaku " ucap Vivian sambil merengut.

 " Sama-sama, adikku sayang. Bukankah sudah seharusnya sahabatmu ini mengetahuinya supaya tidak ada lagi kesalahpahaman " tukas Leandro melirik Selena yang hanya bisa menahan malu.

 " Kita harus merayakan hal ini, kak. Ayo bawa Selena ke rumah. Mama dan papa pasti senang " ucap Vivian semangat.

  " Kau mau, baby ? " tanya Leandro menatap Selena yang sejak tadi hanya mendengarkan obrolan mereka.

  " Emm... Itu... Sebenarnya... "

  " Kenapa ? Kau keberatan ? " tanya Leandro lagi.

" Tidak, bukan begitu. Aku hanya... takut mereka tidak akan menerimaku " jawab Selena lirih.

" Ya ampun, Selen. Orangtuaku pasti akan menerimamu dengan tangan terbuka. Mereka sudah mengenalmu dengan baik. Aku yakin mereka setuju dan akan mendukungmu bersama kakakku " ucap Vivian.

" Tapi, aku rasa ini terlalu cepat. Bahkan aku dan kakakmu belum mengenal lama dan aku belum yakin dengan hubungan kami... "

" Kau belum yakin, tapi aku sangat yakin dengan hubungan ini. Dengar Elen, aku sangat serius dengan hubungan kita. Bukankah sudah ku katakan jika aku mencintaimu sejak bertemu denganmu ? " Leandro memotong perkataan Selena.

" Kau masih meragukanku setelah apa yang aku lakukan selama ini ? " tambah Leandro menatap lekat Selena. Ia bisa melihat keraguan di mata Selena.

" Andro... Aku sudah pernah gagal dalam pernikahan padahal aku sudah mengenal lama Nathan. Lalu apa jadinya kita yang baru saling mengenal... "

" Aku sudah mengenalmu sejak lama, Elen. Pertemuan pertama kita bukan pada saat kita menghabiskan malam bersama. Pertemuan kita yang pertama saat kau masih remaja. Apa kau ingat ? Waktu itu, aku menjemput Vivian ke sekolah. Dia mengenalkanku padamu, tapi aku tidak mengucapkan apapun saat itu. Itu karena aku jatuh cinta padamu. Dan sejak saat itu, aku hanya mau dirimu " jelas Leandro.

Tak hanya Selena yang tercengang mendengar penuturan Leandro. Bahkan sang adik pun merasa shock mendengar hal itu. Vivian sampaj menutup mulutnya karena terkejut mendengar pengakuan sang kakak.

" Jadi kakak jatuh cinta pada Selena sejak saat itu ? Oh my god ! Bisa-bisanya kakak menutupi hal ini dariku. Padahal kan aku bisa membantu kakak untuk mendapatkan Selena " heboh Vivian.

" Selen, kau harus menerima kakakku ini. Dia sudah menunggumu selama ini. Apa masih kurang pengorbanannya ? Sekarang aku mengerti kenapa dia selalu menolak wanita yang akan dijodohkan dengannya. Itu karena dia menunggumu. Oohhh... Sweet sekali kan kakakku " tambah Vivian lagi sambil menekan dadan tempat jantungnya berada.

Kedua mata Selena beradu dengan mata Leandro. Ia bisa melihat cinta dan ketulusan yang besar disana. Selena menghela nafas panjang lalu mengembusnya perlahan.

" Aku takut kegagalan itu terulang lagi. Aku hanya ingin memantapkan hatiku untuk bisa menerimamu sepenuhnya... "

" Aku akan menunggumu sampai kau siap. Hanya saja untuk menikahimu, aku tak ingin menunggu lagi. Maaf ! Tapi aku memaksamu untuk segera menikahiku. Jadi Elen, maukah kau menikah denganku ? " tanya Leandro yang kini telah mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah berisi cincin berlian.

" Woow... " Vivian bertepuk tangan dengan antusias.

" Ayo terimalah Selen ! Tolong jangan membuat kakakku kecewa. Aku tahu, kaupun memiliki perasaan untuknya " ucap Vivian penuh harap agar Selena menerima lamaran sang kakak.