Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 29
"Maaf, Bu. Tapi biaya pengobatan Denis selama di rawat di ruang ICU bukan kami yang membayarnya." Azka mencoba menenangkan Amrita agar tidak mengomel di depan Yoga. Jangan sampai karena ulah sang Ibu, rahasia yang selama ini mereka yang selama ini mereka simpan terbongkar begitu saja.
''Jadi siapa yang membayarnya?" tanya Amrita menatap Bella dan Azka secara bergantian."
"Ya, Aku! Bukan putra Ibu."
Mendengar pengakuan Erinna, Amrita langsung tersenyum meremehkan. Dia menatap Yoga yang berada di belakang Erinna dengan tatapan acuh, tentu dia ingin membuat pria itu merasa ilfil kepada Erinna. Lagi pula, dari mana Erinna mendapat uang sebanyak itu jika tidak melakukan jalan pintas untuk mendapatkan uang.
"Apa kamu sungguh jual diri? kamu mengkhianati putraku dengan pria ini. Dasar wanita j4la4ng kamu. Sudah syukur putraku mua menikahi gadis pembawa sial sepertimu. Tapi kamu! Kamu malah mengkhianatinya."
Bella dan Azka langsung membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan Amrita. Mereka menatap Yoga dengan tatapan ketakutan, bagaimana jika pria itu mengetahui semuanya? apa mungkin pria itu mau menjaga rahasia mereka? Namun, pria itu bukan orang sembarangan, jadi tidak mungkin dia mau terlibat dalam masalah mereka.
"Dasar wanita j4l4ng! Sudah sukur Kak Azka mau menikahimu. Lagi pula pria mana yang mau membeli tubuh busukmu itu?" Aruna tidak mau membuang kesempatan, tentu dia juga ingin membuat nama Erinna terlihat buruk di depan Yoga.
"Seharusnya kalian yang malu. Kalian adalah Nenek dan bibi Denis, tapi dimana kalian saat Denis terbaring di rumah sakit. Jangankan membantu soal biaya, melihatnya saja kalian tidak pernah. Jadi, jangan salahkan caraku mendapatkan biaya untuk pengobatannya. Tapi! Salahkan etika kalian masing-masing." Erinna menatap tajam ibu mertua dan adik iparnya itu, seakan telah muak akan ucapan mereka yang terus merendahkannya.
''Erinna! Sudahlah. Cepat ambil barang-barang Denis, waktu kita enggak banyak. Sebentar lagi pesawatnya akan berangkat." Yoga mencoba menenangkan Erinna, dan sama sekali tidak perduli dengan situasi yang ada di sana. Dia melirik jam tangannya dan melihat waktu keberangkatan Denis tinggal satu jam lagi. Dia tidak ingin membuang waktu yang tersisa untuk meladeni orang yang tidak penting seperti mereka. Lebih baik dia menghabiskan waktu yang tersisa bersama Denis, karena sudah di pastikan mereka akan berpisah dalam waktu yang lama.
Mendengar ucapan Yoga, Amrita langsung menatap tajam pria itu. Dari sikap dan perlakuan Yoga kepada Erinna, wanita itu sudah bisa melihat hubungan yang tidak biasa di antara mereka. Tentu sebagai seorang Ibu, dia tidak terima jika putranya dikhianati. Apalagi ini menyangkut Denis cucunya, jadi dia juga berhak untuk menentukan yang terbaik untuk anak itu.
"Siapa kamu? Kamu tidak berhak ikut campur masalah keluarga kami." Amrita menunjuk wajah Yoga penuh amarah.
"Siapa bilang aku ngak berhak? Aku adalah calon suami Erinna, dan Denis adalah putraku. Jadi, aku berhak ikut campur tentang mereka. Apalagi menyangkut kesehatan Denis," ucap Yoga dengan tegas. Tatapannya tajam, sehingga membuat Amrita langsung terdiam tanpa kata.
"Ma_maksud kamu apa?" tanya Azka menatap Yoga tidak percaya.
"Aku ingin kita pisah, Mas. Aku sudah mengurus semuanya.''
Bagaikan di sambar petir di siang bolong, kaki Azka terasa lemah seakan tidak sanggup lagi untuk menopang tubuhnya. Dia menatap Erinna dengan tatapan penuh penyesalan, tentu dia tidak ingin melepaskan Erinna begitu saja. Tanpa dia sadari, air matanya menetes membasahi wajahnya, sebagai bukti jika dia tidak rela melepaskan wanita itu dari kehidupannya.
"Kamu sedang bercanda 'kan, Sayang? Kita sudah menjalin hubungan selama sepuluh tahun. Kenapa kamu ingin mengakhirnya begitu saja?" tanya Azka menggenggam tangan Erinna.
''Kenapa kamu tidak tanyakan pertanyaan itu pada dirimu sendiri, Mas?" Erinna tersenyum getir sambil menepis tangan Azka. "Keputusanku sudah bulat, Mas. Aku sudah mengajukan gugatan ke pengadilan agama. Jadi, kamu harus menerima keputusanku, suka ataupun tidak."
Erinna melangkahkan kakinya menuju kamar mereka untuk mengambil barang-barangnya dan Denis. Sedangkan Azka, dia masih berdiri di tempat mencoba mencerna ucapan Erinna. Dia masih belum percaya jika kata-kata itu keluar dari mulut Erinna, wanita yang selalu berdiri di sampingnya sejak awal dia meniti karir. Saat dia lulus Kuliah, Erinnalah yang membantunya untuk melamar kerja di perusahaan keluarga Bella. Namun, siapa sangka jika perjuangannya berakhir dengan pengkhianatan.
"Erinna!" Azka mencoba mengejar Erinna, berharap wanita itu bisa berubah pikiran.
"Azka! Turuti keinginan Erinna, atau aku akan membongkar rahasia kalian," ucap Yoga menghentikan Azka.
Mendengar ucapan Yoga, Bella langsung menggenggam tangan Azka dan menatap pria itu penuh permohonan. "Sayang! Biarkan saja. Kamu masih memiliki aku dan calon anak kita."
Tidak tinggal diam Amrita dan Arunna juga mendekati Azka mencoba untuk menenangkannya. "Biarkan saja dia pergi. Tidak ada gunanya lagi dia berada di sini, kamu sudah punya Bella, dia juga sedang mengandung putra kalian. Jadi, untuk apa lagi wanita j4l4ng itu. Kamu sudah memiliki segalanya, kamu tidak pantas bersanding dengan wanita seperti itu."
"Ibu benar, Kak. Bukankah karir kakak bagus setelah bertemu dengan Kak Bella, jadi kesuksesan kakak sekarang karena dukungan Kak Bella, bukan wanita itu. Lagi pula, dia sudah mengkhianati kakak. jadi, untuk apa lagi kakak pertahankan pernikahan kalian," ucap Aruna.
"Tapi kenapa selingkuhannya setampan ini? padahal dia biasa saja. Jauh lebih baik aku jika di bandingkan dari segi manapun," batin Aruna menatap penampilan Yoga.
Melihat Erinna keluar dengan membawa koper, Yoga dengan sigap membantu wanita itu. Dia mengambil alih koper itu dan bersiap untuk membawanya keluar.
"Sudah selesai?" tanya Yoga tersenyum kecil.
Tentu dia merasa sangat bahagia mendengar keputusan Erinna, padahal wanita itu tidak pernah bercerita jika dia ingin menggugat suaminya itu. Namun, Yoga sama sekali tidak mempermasalahkan itu, karena akhirnya dinding penghalang antara mereka telah runtuh secepat ini, tanpa harus mengotori tangannya.
"Sudah!" ucap Erinna mengangguk kecil lalu melangkahkan kakinya keluar.
"Erinna! Selangkah saja kamu melangkahkan kakimu keluar dari rumah ini. Maka, jangan pernah berharap untuk kembali." Azka menatap Erinna dengan tatapan penuh amarah. Dia yakin jika wanita itu hanya ingin mengancamnya saja. Dia tahu betul jika Erinna sangat mencintainya, bahkan rela melakukan apapun agar bisa terus bersamanya.
Semua orang yang ada di sana langsung menatap Erinna, termasuk Yoga. Amrita dan Aruna menatap wanita itu dengan tatapan acuh, mereka sangat yakin jika ini hanyalah trik wanita itu untuk mempermainkan perasaan Azka. Lagi pula, mana mungkin pria seperti Yoga mau menampung wanita seperti Erinna, apalagi dia memiliki anak yang penyakitan seperti Denis.
Sedangkan, Erinna hanya diam mendengar ucapan pria itu. Dia menatap Azka dan keluarganya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, tidak lupa dengan mata memarah yang menyimpan mengingat semua perlakuan keluarga itu. Dia menyimpan semua ingatan kelam di rumah itu tanpa ada yang tertinggal sedikitpun.
"Maaf, Mas. Enggak ada sedikitpun niat di hatiku untuk kembali ke rumah ini. Tidak akan ada wanita yang mau kembali ke lobang penderitaan yang sama untuk kedua kalinya."
Bersambung....
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜