Dark romance dewasa.
Ayahnya yang seorang Adipati, difitnah dan seluruh keluarganya Kirana dibunuh. Kirana berhasil meloloskan diri dari maut bersama dayang kesayangannya yang bernama dayang Sumi. Di dalam pelariannya, Kirana singgah di Dukuh Seti dan Kirana secara tidak sengaja menyembuhkan seorang wanita di dukuh Seti. Wanita itu ternyata seorang ronggeng. Kirana akhirnya tinggal bersama ronggeng itu dan terpilih jadi ronggeng selanjutnya. Kirana terpaksa bersedia karena jika menjadi ronggeng dia diijinkan masuk ke pendopo agung. Dia ingin membunuh orang pertama yang memfitnah ayahnya dan orang itu tinggal di pendopo agung. Namun, dia justru dikejutkan dengan adanya penggerebekan dan dia menjadi tawanannya Mahapatih Lingga yang dingin dan kejam. Bagaimana nasib Kirana selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkam
Lingga melesat masuk ke dalam kamarnya Kirana lewat jendela kamar mandi. Lalu dia berjalan menuju ke ranjangnya Kirana sambil terus memijit kepalanya dan mendesis. Tubuhnya terasa sangat panas, kepalanya berdenyut-denyut, dadanya bergemuruh, dan benaknya dipenuhi hal yang tidak pantas untuk ia pikirkan sebagai Mahapatih dan putra raja yang memiliki martabat.
Lingga terduduk di tepi ranjangnya Kirana dan mengusap lembut pipi Kirana sambil menggeram, "Bangun dan tusuk aku dengan keris pemberianku tadi! Shhhhh! Kepalaku sakit dan kenapa kamar ini lebih panas daripada kamarnya Jingga?" Mahapatih gagah perkasa itu mengusap bulit keringat yang mengalir di pelipisnya lalu mengibaskan tangan di depan wajahnya, "Sshhhhh! Panas sekali. Dasar Jingga brengsek! Apa yang sudah ia berikan padaku?" Laki-laki itu kemudian memukul-mukul pelipisnya dengan geraman kesal.
Lingga kemudian menjatuhkan wajahnya ke dada Kirana dan seketika menggeram kesal pada dirinya sendiri karena pengendalian dirinya atas Kirana terkoyak sudah. Juniornya pun menggeliat liar di bawah sana. "Brengsek! Jangan sekarang! Aku tidak ingin memaksa Kirana dan........" Gumaman Lingga dibungkam dengan tusukan benda runcing dan dingin di lehernya.
"Bangun dan jauhi aku atau aku akan tusuk leher kamu sampai tembus, b*j*ng*n!" Desis Kirana.
Lingga mengangkat kepalanya dan tatapannya bersirobok dengan dua bola mata indah yang dipayungi bulu mata lentik nan cantik.
"Kamu?! Kenapa kamu ke sini lagi?!" Kirana membeliak kaget dan refleks menjauhkan ujung keris dari leher Lingga. Dia sejatinya tidak tega membunuh orang apalagi saat dia menemukan orang itu adalah Lingga. Dia sejujurnya memiliki banyak kata terima kasih untuk Lingga kalau saja Mahapatih tampan di depannya itu bukan seorang b*j*ng*n yang sudah berulangkali melecehkan sampai merenggut segel kesuciannya secara paksa.
Namun, Lingga menarik tangan Kirana yang masih menggenggam keris pemberian darinya lalu mengarahkan ujung keris ke lehernya dan menggeram dengan napas menderu, "Tusuk saja! Jingga istri pertamaku memberiku sesuatu, aku tidak tahu apa itu dan aku sangat ingin menerkam kamu saat ini. Tusuk aku kalau kamu tidak ingin aku terkam!"
Kirana membeliak kaget dan tangannya mendadak tegang.
Lingga memaksa tangan Kirana untuk bergerak menusuk lehernya.
Kirana menahan tangannya dengan sekuat tenaga saat ia melihat ada darah Lingga yang menetes di pundak Lingga.
"Jangan!" Kirana memejamkan mata lalu melemparkan keris itu ke sembarang arah.
"Kenapa tidak menusukku?" Desis Lingga dengan suara serak dan mata sayu menahan gairah yang sudah hampir jebol untuk dia pertahankan.
Kirana membuka matanya lalu menatap tajam dua bola mata Mahapatih tampan itu dan berkata, "A....aku tidak bisa melakukannya"
"Kenapa? Apa karena kamu juga mencintai aku, Kirana?" Lingga mengusap pipi Kirana dan mengabaikan rasa perih di lehernya.
Kirana memalingkan wajahnya.
Lingga langsung menjepit dagu Kirana dan menarik pelan wajah mungil tirus perempuan pujaan hatinya untuk berkata ke perempuan itu sambil menatap indah bola mata gadisnya, "Kenapa?" Suara Lingga terdengar semakin serak dan pria tampan itu merangkak pelan naik ke ranjang dan mengungkung tubuh rampingnya Kirana.
Kirana terhenyak.kaget melihat tubuh gagah perkasa laki-laki itu ada dia atasnya.
Lingga membuka bajunya dan melemparkannya ke sembarang arah tanpa memalingkan wajahnya dari wajah cantik cintanya.
Kirana menelan ludahnya dengan kasar lalu berkata, "Apa yang kamu lakukan...... hmpppth!"
Mulut Kirana dibungkam mulut Lingga lalu pria tampan itu bergumam di atas bibir Kirana, "Sudah terlambat untuk lari, Kirana"
Kirana memejamkan mata dan entah apa yang membuatnya menyampirkan kedua lengannya di pundak pria gagah perkasa dan tampan itu sambil bergumam, "tapi kamu harus bertanggung jawab dengan benar nanti"
Lingga menyeringai senang,"Aku akan bertanggung jawab sesuai apa yang kamu inginkan," lalu tangannya menarik tali baju tidurnya Kirana kemudian mencium kulit pundak Kirana yang putih mulus. Pria itu semakin menggila kala ia mereguk harum melati yang sudah membuat candu di leher gadisnya. Tangan pria tampan dan gagah itu meremas dada Kirana sambil memainkan lidahnya di telinga perempuan cantik itu.
"Aahhhhh, ahhhhh, Kangmas Lingga........"
Lingga menghentikan gerakan lidahnya di telinga Kirana lalu menegakkan wajahnya untuk menatap gadisnya dan menyemburkan, "Kamu memanggilku apa?"
Kirana mengerjap dengan wajah bego.
"Kamu memanggilku apa?" Lingga mengusap lembut bibir merah alaminya Kirana yang tampak basah akibat dari ulah liarnya.
Kirana berkata dengan suara serak, "Aku memanggilmu Kangmas Lingga, maaf aku tidak sengaja"
Lingga mengecup bibir manis kesukaannya lalu berkata, "Panggil lagi!"
"Hah?!"
"Panggil Kangmas Lingga lagi!"
Dada Kirana dan Lingga menderu hebat kala jantung kedua insan itu berdegup kencang. Tubuh mereka penuh peluh kala gairah terus melesak di dalam tubuh mereka berdua.
Kirana memalingkan wajahnya cantiknya yang merona menggoda dan berucap lirih, "Kang....Kangmas Lingga"
Lingga tersenyum senang lalu bibir pria itu mencari bibir gadisnya dan langsung ia pagut dengan gemas. Ciuman panas pun dimulai dan lidah saling membelit dibarengi gerakan tangan Lingga di puncak dada perempuan cantik itu. Malam yang dingin tidak bisa menembus panas di dalam kamarnya Kirana. Kirana melenguh pasrah kala ia melihat baju tidurnya dilempar oleh Lingga ke lantai kamarnya.
Punggung Kirana melengkung ke atas saat bibir Lingga bermain asyik di buah Chery merah muda. Kirana bahkan memekik keras tanpa ia sadari saat pria tampan itu memberikan gigitan-gigitan kecil.
Lingga kembali mencari bibir Kirana saat ia menilai gadisnya sudah cukup mengambil napas. Ciuman panas kembali terulang dan lidah saling mendesak dengan irama Tango.
Kirana dan Lingga menegang saat pintu kamarnya Kirana ada yang mengetuk dan suara Gandi menggema di gelap malam, "Kirana, apa kamu sudah tidur?"
Lingga menyusupkan wajahnya ke leher Kirana dan bergumam sambil memberikan gigitan kecil di leher perempuan cantik itu, "Jangan dijawab!"
"Ahhhh!!!!" Kirana memekik lirih dan membenamkan kuku jari-jarinya ke punggung Lingga.
Ketukan kembali terdengar dan suara Gandi menyusul, "Kirana, aku bawakan salep untuk luka kamu. Apa kamu sudah tidur?"
Kirana bersuara lirih dengan seraknya saat Lingga memainkan puncak dadanya, "Dia akan terus mengetuk pintu kalau tidak aku jawab"
Lingga menarik bibirnya dari puncak dada perempuan cantik itu lalu meremas dada Kirana sambil menggeram lirih, "Apa kamu mau mengundangnya masuk?"
Kirana menggelengkan kepala dengan pelan dan sorot mata sayu. Dirinya sudah benar-benar dikuasai oleh gairah.
Lingga mengecup bibir Kirana lalu menyesapnya singkat kemudian berkata, "Jangan dijawab kalau begitu"
"Kirana, Istriku. Buka pintunya! Tolong buka pintunya!" Gandi kembali bersuara dan kali ini berbarengan dengan suara ketukan di pintu kamar yang terbuat dari kayu jati tua.
Kirana menarik tengkuk Lingga lalu memagut bibir laki-laki tampan dan gagah itu sambil bergumam, "Aku tidak akan menjawabnya"
Lingga menyeringai senang di atas bibir Kirana.
😄