NovelToon NovelToon
Secret Murder

Secret Murder

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:849
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kasus pembunuhan yang dirahasiakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Soul of Kopi (Kopi Kematian)

Pete seorang barista yang bekerja di kedai kopi milik temannya. Usaha warung kopi yang diberi nama Soul of Kopi.

Pete bekerja sendiri di kedai kopi kecil yang baru beberapa bulan yang lalu buka. Teman Pete yang merupakan pemilik tempat usaha tempatnya bekerja sedang sibuk sekolah bisnis di luar negeri.

Untuk mengurus segala keperluannya Pete bekerja sendiri. Pete akan menghubungi temannya yang berada di seberang lautan yang jauh sana jika ada keperluan yang penting saja. Dan sebaliknya Pete akan dihubungi jika ada urusan penting lainnya.

Soul of Kopi buka di tempat yang cukup strategis. Dekat dengan gedung perkantoran dan juga pusat perbelanjaan.

Kedai kopi yang menyewa ruko di sebelah tempat berjualan makanan cepat saji yang lain.

Soul of Kopi buka dari jam sebelas pagi sampai tutup pukul delapan malam.

Yang dijual adalah minuman kopi dengan perpaduan beraneka macam rasa. Bukan jenis minuman kopi yang klasik.

Tidak ada espresso, americano, latte, atau pun cappuccino yang dijual di kedai Soul of Kopi.

Yang Pete buatkan untuk para pelanggannya adalah kopi rumput laut, kopi kelapa muda, kopi kayu manis, kopi rambutan dan kopi buah naga.

Semuanya adalah kopi hitam yang dikawinkan dengan aroma wangi dan rasa manis yang segar.

Varian rasa kopi ini tidak terlalu cocok jika dinikmati menghadap senja dengan mengenang memori yang haru.

Akan lebih pas jika dibawa pergi bersama untuk menemui aktivitas yang ceria.

Para pembeli biasanya ramai di jam makan siang dan di waktu sore menjelang petang.

Terkadang ada juga yang datang malam-malam ketika Pete sudah mau menutup kedai kopi.

"Kopi hitam satu",

"Maaf tidak jual kopi hitam di sini",

"Ini silahkan daftar menunya",

"Kalau begitu beri aku kopi buah naga satu",

"Silahkan tunggu sebentar",

Seorang pembeli datang di waktu jam malam yang sebentar lagi mau tutup. Pria dewasa dengan setelan kemeja kantoran.

Orang itu memesan kopi buah naga setelah sebelumnya mencari kopi yang lain.

"Segar",

"Aku menyukainya",

"Buatkan aku masing-masing rasa satu untuk ku bawa pulang",

"Silahkan tunggu sebentar",

Pete membuat kopi semua varian rasa yang ia jual. Masing-masing satu untuk dibungkus.

"Silahkan",

"Terimakasih",

Keesokan harinya pria dewasa dengan setelan kemeja kantoran itu datang lagi. Di jam yang hampir mirip.

Kali ini ia memesan lebih banyak lagi untuk dibawa pulang. Tapi hanya satu macam.

"Barista... ",

"Buatkan aku kopi rambutan dua puluh gelas untuk aku bawa pulang",

"Silahkan tunggu sebentar",

Setelah mendapatkan pesanannya pria itu sama seperti kemarin pergi berlalu begitu saja tanpa banyak bicara.

Pete sebagai seorang penjual suka melayani pembelinya dengan ramah. Mengajak ngobrol sambil menunggu Pete menyelesaikan kopi racikannya.

Tapi berbeda dengan pria tadi. Yang lebih pendiam dan tampak misterius.

Keesokan harinya kedai kopi Soul of Kopi tempat Pete bekerja kedatangan pembeli yang tidak biasa.

Selain membuatkan kopi Pete juga harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh seorang petugas.

Beberapa orang petugas membawa Pete ke ruangan interogasi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

"Apa yang sebenarnya terjadi officer?",

"Bacalah ini Pete",

Ditemukan sekelompok orang yang meninggal dunia akibat keracunan.

Ditemukan di tempat kejadian perkara gelas-gelas kopi dari merek Soul of Kopi 20 kopi rambutan.

"Apa kamu mengenalinya Pete?",

"Ya officer 20 kopi rambutan itu dibeli dari tempat ku",

"Beruntung yang datang pada acara malam kemarin hanya lima belas orang",

"Lima orang lainnya selamat dan masih hidup karena tidak jadi berangkat",

"Mereka tidak jadi meminum kopi yang sudah disiapkan yang dibeli dari kedai kopi tempat mu bekerja sebagai seorang barista",

"Apakah kamu menambahkan racun di 20 gelas minuman itu Pete?",

"Tentu saja tidak officer",

"Aku hanya membuat kopi rambutan sama seperti biasanya",

"Kami sudah memeriksa semua gelas termasuk lima gelas kopi yang masih utuh, di dalamnya ada kandungan racun berbahaya yaitu sianida dengan dosis yang membunuh",

"Sumpah demi Tuhan itu bukan perbuatan ku officer",

"Tenang Pete kami tahu bukan kamu orang yang melakukannya",

"Lalu siapa yang melakukannya?",

"Kami menduga orang yang melakukannya adalah orang yang membeli semua kopi itu di tempatmu",

"Apakah kamu masih bisa mengenalinya jika kami tunjukkan wajahnya kepada mu Pete?",

"Ya officer aku masih bisa mengenali orang itu",

Pete diajak ke kamar mayat. Di sana ada lima belas korban yang meninggal akibat keracunan kopi rambutan sianida.

Kondisi lima belas mayat yang belum semuanya selesai diperiksa itu diperlihatkan kepada Pete.

"Siapa diantara mereka yang membeli 20 kopi rambutan di tempatmu?",

"Apakah ada yang kamu kenali Pete?",

"Tidak ada officer",

"Orang yang kemarin membeli kopi di kedaiku tidak ada diantara mereka",

Ternyata penyelesaian kasus ini masih terus berlanjut.

Selanjutnya Pete diminta untuk menggambarkan sketsa wajah pria dewasa yang membeli 20 kopi rambutan di kedai Soul of Kopi tempat Pete berjualan. Terduga utama pelaku pemberi minuman beracun.

"Terimakasih atas kerjasamanya Pete",

"Kami akan menghubungi mu jika kami memerlukan bantuanmu lagi",

"Jika kamu melihat orang itu langsung hubungi kami",

"Sekarang kamu boleh pulang",

"Terimakasih officer",

Mimpi apa semalam bisa-bisanya ada kejadian mengerikan seperti ini tersangkut melibatkan dirinya. Pete tidak habis pikir.

Di lain tempat. Di lokasi kejadian ditemukannya lima belas orang yang mati menjadi korban keracunan kopi rambutan sianida.

Tempat itu berada di dalam sebuah kamar hotel dengan ruangan yang luas. Diketahui sekelompok orang itu merupakan teman satu komunitas.

Di malam kejadian itu ada enam belas orang yang masuk ke dalam kamar secara rame-rame.

Terlihat dari rekaman kamera CCTV ada beberapa orang yang membawa tas plastik. Salah satu isinya diduga adalah 20 minuman kopi yang sudah dicampur dengan sianida.

Setelah beberapa jam berlalu satu orang yang keluar dari dalam kamar itu pergi meninggalkan hotel. Sosok itulah yang dicurigai sebagai tersangka utama.

Sayang tidak diketahui aktivitas apa yang mereka lakukan di dalam kamar hotel. Enam belas orang laki-laki di dalam satu ruangan yang sama. Karena di dalam kamar itu memang tidak dipasang kamera pengintai.

Identitas para korban bisa diketahui dengan kartu identitas yang ada di setiap dompet para korban. Tapi tidak dengan aktivitas dan alasan kenapa mereka berteman. Karena tidak ditemukan ponsel atau bukti digital sama sekali. Semua ponsel korban diambil oleh pelaku.

Beberapa bulan kemudian

"Barista... ",

"Buatkan aku kopi rambutan",

"Berapa?",

"Cukup satu gelas saja untuk ku",

"Silahkan tunggu sebentar",

Pete sangat gugup.

Seorang pembeli datang di waktu jam malam yang sebentar lagi mau tutup.

Pria dewasa dengan setelan kemeja kantoran.

Pete mengenali siapa orang ini.

"Segar",

"Aku sangat merindukannya",

"Buatkan aku satu gelas lagi untuk ku bawa pulang",

"Silahkan tunggu sebentar",

Pete berusaha untuk terlihat bersikap senormal mungkin.

"Silahkan",

"Terimakasih",

Sesudah membayar. Orang yang paling dicari-cari oleh para petugas itu pergi berlalu begitu saja.

Pete menghubungi petugas yang dua bulan yang lalu menemuinya.

"Halo Pete",

"Dia datang officer",

"Dia siapa?",

"Orang yang membeli 20 kopi rambutan",

"Apa kamu sekarang sedang mengikuti orang itu Pete?",

"Ya aku sedang mengikutinya",

"Tunggu kami sampai di sana jangan dekati orang itu",

"Dia bisa sangat berbahaya",

Pete menunggu sampai para petugas datang.

"Pete... ",

"Officer... ",

"Dimana orang itu?",

"Dia masuk ke toilet umum",

"Seperti apa penampilan nya?",

"Dia memakai kemeja lengan panjang berwarna hitam",

"Celana jeans berwarna putih",

"Wajahnya berkumis tebal",

"Perutnya sedikit buncit",

"Sudah berapa lama?",

"Sekitar sepuluh menit",

"Terimakasih Pete sekarang biar kami yang mengurusnya",

"Kamu tunggu di sini",

Para petugas menemukan orang yang selama ini mereka cari-cari.

Tersangka kasus pembunuhan dengan racun kopi rambutan sianida yang menewaskan lima belas orang korban.

Ditemukan di toilet umum dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Bunuh diri dengan ironi meminum racun yang sama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!