Sebelumnya, Li Chang Su merupakan tentara wanita yang berbakat. Setelah mendapatkan gelang naga perak dari kakek misterius, dia terpaksa pindah dimensi ke zaman kuno. Dia ditakdirkan untuk menjadi istri raja perang yang terkenal berdarah dingin. Masalahnya, zaman kuno ini dipenuhi dengan binatang mutasi.
Setelah menikah, keduanya berpetualang untuk mencari penyebab dari merajalelanya binatang mutasi. Karena itu, keduanya memiliki kedekatan yang pasti, cinta tumbuh di hati Li Chang Su. Raja Perang yang berdarah dingin itu ternyata mampu patuh di depan istrinya. Memanjakannya di antara pertarungan binatang mutasi.
Bisakah gelombang binatang mutasi ini diatasi? Bagaimana kisah cinta keduanya yang ditakdirkan gelang naga perak berjalan? Akankah semua misteri terungkap?
Jangan lupa ... Ikuti kisah keduanya dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Banyak Berubah
DISKUSI LI CHANG SU dengan Ye Tianli cukup lama. Hingga hari sudah hampir sore. Demi kenyamanan, pria itu membayar semua makanan dan biaya menginapnya. Selain menjadi restoran, tempat ini juga memiliki gedung penginapan. Setidaknya terletak di sayap kanan dan kiri restoran.
Setelah pria berpakaian merah itu pergi melalui jendela, Li Chang Su memegang sekantong kecil perak di tangannya. Dia bukan ingin membayar makanan atau penginapan, tapi membayar dia atas biaya perawatan. Sungguh kebaikan tiada henti. Pria itu berpikir jika dia bodoh?
Huh, tanpa bantuannya, bisnis baru itu mungkin tidak akan berjalan dengan baik di masa depan.
Keluar dari kotak dan menyerahkan sejumlah perak untuk membayar, dia di antar kembali oleh pelayan khusus penginapan. Tanpa sengaja, saat menuruni tangga menuju lantai dasar, dia menyipitkan matanya. Orang lain mungkin tidak akan mengenalinya karena memakai jubah bertudung.
Hanya saja, pelayan penginapan yang diam-diam mengantar dia, sepertinya merasa hawa dingin menerpa tubuh. Sangat dingin. Atau mungkin karena hujan di luar.
Seorang gadis bercadar masuk ke restoran, membawa beberapa orang dan pelayan. Li Chang Su yang sudah satu tahun tidak melihat wanita itu, akhirnya dipertemukan secara tidak sengaja. Rongyu!
Kedua belah pihak tidak akan saling mengenal. Belum lagi, Li Chang Su menjaga profil rendah di kota. Dia sudah mendengar bahwa Rongyu cacat kulit. Wajah hancur dan luka bakar tidak bisa sembuh dengan baik. Setiap kali keluar pasti harus bercadar.
He Ze bercerita jika hukuman gelang naga perak tidaklah main-main. Tapi bagaimana kondisi pria itu sekarang? Apakah sama?
Dia hanya mengeluarkan kerikil kecil dan diam-diam menembakkannya ke lutut wanita itu. Senyumnya diam-diam terbentuk, jelas sangat dingin. Satu tahun tidak bertemu, dikabarkan jika Rongyu telah memasuki Istana Raja Perang sebagai selir. Tapi tidak tahu fakta yang benar. Dia hanya acuh tak acuh.
Kenyataannya, Mu Xianzhai tidak mengijinkan wanita itu memasuki halaman kediamannya. Tinggallah di sayap istana yang cukup jauh. Tampaknya tidak terlalu menyukai keputusan kaisar. Lagi pula, siapa yang tahu pikiran Kaisar Mu?
"Ahh!!"
Rongyu yang memegang cadar untuk menutupi wajahnya pun kaget dan berteriak. Kakinya yang hendak melangkah tiba-tiba saja kaku.
Rasa sakit di lututnya membuat Rongyu tidak bisa menggerakkan kaki. Pada akhirnya terjatuh memalukan. Cadar yang menutupi wajahnya pun juga terlepas. Sehingga semua orang bisa melihat seperti apa penampilannya saat ini. Li Chang Su sendiri yang memperhatikan diam-diam juga terkejut. Sangat parah?
Diskusi orang-orang akhirnya semakin panas. Ada yang menghina dan juga menertawakan diam-diam. Dikatakan bahwa raja perang membenci Rongyu karena membuatnya terhipnotis dan mencelakai calon putri yang dipilih oleh gelang naga perak. Mu Xianzhai menjadikan Rongyu selir hanya untuk melampiaskan kemarahannya.
Li Chang Su benar-benar agak tersesat setelah mendengarkan banyak diskusi orang. Sebenarnya pria itu masih mencarinya gila-gilaan. Berpikir jika dia mungkin akan muncul. Dia tidak memedulikan hal lain lagi dan pergi ke penginapan.
Sementara di restoran, Rongyu yang terjatuh dan merasakan sakit di lututnya pun mengubah wajahnya dari hijau ke putih, lalu merah karena marah. Dia jelas tahu seseorang sengaja mempermalukannya. Tapi apakah itu anak buah Mu Xianzhai. Bisakah pria itu menjadi lembut sehari saja. Sudah setahun, tapi pria itu selalu kedinginan.
Apa yang terjadi di restoran diketahui oleh Ye Tianli, yang kini ada di sisi gedung lain. Memegang kipas lipatnya sambil bersandar di jendela, senyumnya terukir. Kembali ke ibukota tampaknya tidak buruk. Sayangnya, Li Chang Su mungkin memiliki dendam terhadap Rongyu?
"Tuan Ye ...," Salah satu anteknya datang untuk melaporkan sesuatu.
"Katakanlah," perhatiannya masih tidak teralihkan dari restoran. Dia melihat sosok berjubah hitam itu semakin jauh ke dalam halaman.
"Beberapa bos ingin bertemu dengan tuannya," antek itu berkata dengan nada pelan.
Barulah pria itu menyipitkan matanya dengan serius. Perdagangan ke luar negara sungguh lebih sulit daripada tahun-tahun sebelumnya. Berkat saran Li Chang Su, mungkin dia bisa menemukan solusi ini. Dia turun dari jendela dan meminta bawahannya untuk menyiapkan segalanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain Istana Raja Perang ....
Suasana yang suram memenuhi ruang belajar Mu Xianzhai. Pria dengan pakaian ungu gelap dan zaoshan bercorak piton itu hanya berdiri memandang ke luar jendela. Hujan tidak berhenti sejak semalam, membuat keadaan di istananya menjadi lebih suram. Belum lagi, dia mendapatkan informasi dari penjaga gelapnya jika Rongyu datang ke restoran dan menjadi malu.
Cangkir teh di tangannya seketika hancur setelah diremas. Mu Xianzhai menjadi lebih dingin selama satu tahun terakhir. Ini terjadi ketika Li Chang Su tidak ditemukan. Untuk melampiaskan kemarahannya, dia membiarkan Rongyu menjadi selir terbuang, menempati sisi halaman paling jauh dari kediamannya.
Hal ini juga berupaya untuk melampiaskan kemarahan Li Chang Su di masa depan. Tapi ... Bagaimana jika gadis itu salah paham nanti? Desas-desus di luar selalu panjang dan tanpa henti. Mulut orang-orang itu tajam. Namun untuk membuktikannya, dia telah berkata di depan banyak orang bahwa Rongyu hanya menjadi selir rendahan untuk menebus kesalahannya kepada calon putri Istana Raja Perang.
Jenderal Rong tidak bisa berbuat apa-apa. Dia awalanya ingin meminta bantuan putra mahkota. Sayangnya, putra mahkota itu selalu berhati-hati dalam tindakan.
Dia khawatir jika ini hanya jebakan Mu Xianzhai untuk menjatuhkan posisinya. Karena itu, Jenderal Rong harus mengigit peluru dan membiarkan putrinya dianiaya sebentar.
"Sepupu, hari ini juga Ye Tianli datang ke ibukota."
Mu Hongzhi datang dan memberi informasi penting. Penjaga gelap mungkin akan kurang mengetahui ini karena pihak lain sendiri sangat pandai bersembunyi.
"Ye Tianli? Bos besar perdagangan nasional itu?"
Suara Mu Xianzhai akhirnya terdengar, sedikit membuat bulu kuduk Mu Hongzhi merinding.
"Ya ... Kudengar dia datang untuk membuka terobosan baru dalam perdagangan skala internasional. Dia akan menemui kaisar nanti," jawabnya seraya menggaruk kepalanya yang sedikit gatal.
"Apakah dia datang hanya untuk itu?" Tanyanya tanpa memedulikan tangannya yang basah akibat air teh dari cangkir yang dipecahkan.
"Ini ...," Mu Hongzhi kebingungan. Tapi ketika dia teringat sesuatu, mungkin akan berguna, "dia pergi ke restoran diam-diam dan bertemu seseorang berjubah hitam. Dari perawakannya, seharusnya itu seorang wanita atau pria kecil."
Kali ini Mu Xianzhai mengerutkan keningnya, "Tidak bisa lihat wajahnya?"
"Sayangnya pihak lain memakai tudung jubah. Sehingga tidak tahu seperti apa wajahnya," dia terlihat menyesal.
Tak berapa lama, Mu Xianzhai merasakan gelang naga perak di sakunya itu bergetar. Dia segera merogoh saku dan memperhatikan jika mata naga itu mengeluarkan cahaya merah samar. Hatinya tidak bisa menahan kejutan. Mungkinkah Li Chang Su ada di ibukota?
Sudah sekian lama gelang naga perak tidak bereaksi, sekarang itu menunjukkan pergerakan. Sayangnya, gelang naga perak masih merajuk, tidak mau dipakai.
Selama ini juga, Mu Xianzhai telah berlatih di ruang tertutup untuk memperbaiki ilmu tenaga dalamnya yang terblokir. Tapi sayang, itu berdampak pada kesehatannya.
Setelah merenung cukup lama, dia akhirnya memuntahkan seteguk darah segar. Wajahnya pucat. Mu Hongzhi terkejut dan buru-buru menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Sepupu, kamu terlalu memaksakan diri untuk membuka jaringan meridian yang terblokir. Ini tidak baik jika terlambat diobati," katanya panik.
"Aku baik-baik saja. Biarkan tabib istanaku meresepkan obat yang biasa kuminum."
Walau Mu Hongzhi enggan, dia masih pergi untuk menjalankan perintah sepupunya.
Dulu, Mu Xianzhai berpikir jika ilmu tenaga dalam tidak terlalu berguna. Maka dari itu, dia hanya fokus pada seni bela dirinya. Tapi siapa yang tahu bahwa dunia ini kejam.
Orang yang ahli dalam ilmu tenaga dalam akan lebih unggul daripada seni bela diri yang dia pelajari. Walau harus menahan rasa sakit akibat efek dari membuka jaringan meridian yang menghambat proses tenaga dalamnya, dia merasa ini sepadan.
Setidaknya di masa depan, dia bisa melindungi gadisnya dengan baik.
terima kasih 💚
semoga selalu sehat dan semangat membuat karya baru 💕