Ustadz Itu Imamku

Sedangkan di jet pribadi milik keluarga Anderaon. Saat ini mereka masih berada didalam pesawat. Mereka anakn menempuh perjalanan selama 15 jam 45 menit. Yang aritinya saat ini mereka akan sampai di Indonesia pada pukul 05:45 WIB di pagi hari.

Saat ini mereka sedang beristirahat didalam kamar yang terdapat didalam jet pribadi itu. Enam jam lagi keluarga Anderson akan sampai di Indonesia.

Kalai yang lain sedang beristirahat, berbeda dengan Brian. Lelaki yang berstatus duda anak satu itu sedang duduk berdua bersama Juan di mini bar ditemani oleh wine yang disediakan oleh pramugari.

"Kau sudah siap untuk bertemu dengannya Bri? Sudah menyiapkan mentalmu?" tanya Juan setelah menyesap wine yang ada digelasnya.

"Siapa yang kau maksud Juan?" tanya Brian acuh.

"Aurellia Abreena" jeda Juan karena ia ingin melihat ekspresi apa yang ditunjukan oleh Brian ketika mendengar nama Breena.

"Aku dengar dia sudah menikah. Benarkah?" lanjut Juan ketika Brian hanya terdiam.

"Iya dia sudah menikah. Siap tidak siap aku harus bertemu dengannya. Bahkan suaminya adalah rekan bisnisku selama ini. Dia juga mempunya saham di AD Grup yang sudah dialihkan menjadi nama Breena" jelas Brian.

"Oohhh. Apa Breena tau?" tanya Juan penasaran.

"Aku rasa tidak. Mungkin nanti ketika meeting dengan para petinggi pemegang saham ia akan ikut bersama suaminya"

"Kalau dengan Nova. Bagaimana?" tanya Juan lagi

"Demi putriku. Aku harus mencari keberadaannya. Quin merindukan Mommy nya. Aku tak ingin menghalangi Quin untuk bertemu dengan Mommy nya" jeda Brian kemudian ia menegakkan duduknya dan menatap kearah Juan yang duduk dehadapannya.

"Apa kau tau dimana keberadaan Nova?" tanya Brian serius.

"Iya. Setelah bercerai denganmu, Nova kembali ke Indonesia. Dia melanjutkan hubungannya dengan lelaki itu. Kau tau dia telah ditipu oleh lelah itu. Dan sekarang setau ku dia membuka resto tak jauh dari kantor pusat Anderson" jelas Juan ia berhenti sejenak dan menyesap wine nya kembali.

"Ditipu? Lelaki itu menipunya? Bagaimana mungkin?" tanya Brian dengan senyum mengejeknya.

"Nova bekerja diperusahaan lelaki itu sebagai sekretaris berkedok selingkuhan. Lelaki itu ternyata sudah memiliki istri dan anak. Ia menelantarkan istri dan anaknya hanya untuk mendapatkan Nova cinta pertamanya dulu. Istrinya tak terimana dan menggugat cerai lelaki itu. Bahkan istrinya juga melaporkan lelaki itu kepololisi atas tuduhan korupsi, penggelapan dana perusahaan. Kau tau perusahaan yang dibangga banggakannya itu ternyata milik istrinya. Semua aset yang telah diberikannya kepada Nova ditarik semua sama sang istri. Nova pun dipecat dan dia membuka resto didekat kantor pusat Anderson. Aku pun tak tau apa tujuannya membuat resto disana. Hanya itu yang ku tau" jelas Juan panjang lebar.

"Thanks info nya Juan. Jadi aku tidak akan susah untuk mencarinya nanti" ucap Brian yang beruntung karena Juan uda memberikannya informasi penting itu.

Demi Quin ia menurunkan egonya untuk bertemu Nova. Semua dia lakukan untuk kebahagian putri kesayangannya.

"Istirahatlah Bri. Perjalanan masih jauh. Jangan terlalu banyak minum. Gue mau kembali ke kokpit dulu" pamit Juan setelah menghabiskan wine nya.

Brian hanya membalasnya dengan mengacungkan jari jempolnya. Ia masih duduk di mini bar jet pribadinya dan kenatap langit malam dari balik jendela.

Enam jam perjalanan yang tersisa tak terasa. Akhirnya jet pribadi yang membawa keluarga Anderson pun telah mendarat dengan sempurna dibandara Soekarno - Hatta, Indonesia.

Entah kesengajaan atau tidak. Jet pribadi milik Anderson terparkir bersebelahan dengan jet pribadi milik Danuarta.

"Daddy, benarkan itu jet pribadi keluarga Danuarta? Mommy nggak salah lihatkan. Apa benar mereka ada di Indonesia saat ini?" tanya Mommy Aletha penasaran.

Karena setau dirinya selama 26 tahun ini, jet pribadi yang bertuliskan Anggita M Danuarta itu tidak pernah terparkir dibandara Soekarno - Hatta.

"Iya Mom. Steven tadi malam menghubungi Daddy kalau mereka baru saja mendarat di Indonesia"

"Kok tumben Rianti mau menginjakkan kakinya di Indonesia lagi Dad?" tanya Mommy Aletha dengan raut wajah kebingungan.

"Yang Daddy tau selain mereka akan mengahadiri meeting penting bersama para pemegang saham dan acara ulang tahun perusahaan kita. Steven dan Rianti mendapatan kabar baik dari anak buahnya kalau mereka telah menemukan keberadaan Anggi Mom. Itulah kenapa Rianti mau kembali kesini" jelas Daddy Martin.

"Iya uda nanti kita berkunjung kemansion mereka Dad. Mommy uda lama tidak bertemu dengan sahabat Mommy itu. Sekarang ayo kita semua pulang kemansion. Mommy sudah sangat lelah" ajak Mommy Aletha.

"Juan setelah ini Daddy tunggu kamu dimansion" ucap tegas Daddy Martin.

"Siap laksanakan Daddy. Setelah semuanya urusan disini selesai, Juan akan langsung kemansion" ujar Juan kemudian ia menyalami tangan kedua orang tua angkatnya itu.

Rombongan keluarga Anderson pun keluar dari pintu kedatangan. Banyak wartawan yang masih menunggu kedatangan keluarga ini.

Begitu mereka melihat keberadaan Brian dan putrinya didalam rombongan itu pun, dengan cepat para wartawan meliput mengambil video dan foto keluarga Anderson.

Tak sia sia mereka lama menunggu dibandara sampai harus menginap disana. Akhirnya mereka mendapatkam dua berita yang sangat bagus untuk dilaporkan kepada atasan mereka dikantornya.

Sama seperti keluarga Danuarta. Keluarga Anderson pun juga hanya dapat menampilkan senyum setiap para wartawan bertanya pada mereka.

Target mereka adalah kembalinya Brian ke Indonesia.

"Tuan Brian apakah anda kembali ke Indonesia untuk menetap selamanya atau hanya sementara saja?"

"Tuan Brian apakah itu putri anda dengan Nona Nova waktu itu?"

Brian yang mendapatkan pertanyaan seperti itu langsung menutupi wajah putrinya didalam dekapannya. Ia tak ingin wajah anaknya terekspose dimedia.

Begitu pun dengan Rangga, dia juga cepat menutupi tubuh bosnya dari kilatan lampu kamera yang memfoto Brian yang sedang menggendong Quin.

...----------------...

Berbeda dengan Keluarga Danuarta yang dijaga ketat oleh bodyguard. Keluarga Anderson justru enggan untuk dijaga oleh bodyguard. Alasannya mereka tidak mau menjadi pusat perhatian banyak orang.

Sedangkan keluarga Danuarta menggunakan jasa bodyguard karena trauma dengan kejadian Anggi yang diculik saat bayi. Jadi mereka mempercayakan keamanan mereka pada bodyguard.

...----------------...

Diluar bandara seoran pria berusia 32 tahun sedang menunggu kedatang orang tuanya beserta adik dan keponakannya. Dia adalah Ibrahim Anderson. Atau lebih dikenal sebagai Dokter Ibra. Anak sulung Martin Anderson dan Aletha Kanaya.

Ibra menunggu dengan tak sabar. Ia sangat merindukan adik dan keponakannya. Begitu ia meilhat rombongan keluarganya, Ibra dengan cepat langsung berlari menuju adiknya yang sedang menggendong anaknya yang masih tertidur.

"Dek" panggil Ibra antusias. Ia langsung memeluk tubuh adik nya dengan erat.

"Mas" saut Brian dengan mata berkaca kacanya.

"Mas rindu dek. Kenapa baru sekarang kamu mau kembali. Apa kamu sudah tak menganggap Mas mu ini lagi" ucap Ibra yang sudah meneteskan air matanya.

Ia tak peduli banyak pasang mata yang menatapnya sedang menangis. Yang ia tau saat ini ia sangat bahagia adik kesayangannya sudah kembali kekeluarga mereka dan sudah tak terpuruk lagi seperti beberapa tahun yang lalu.

"Maaf... Maafkan Brian Mas" ucap Brian yang sekarang juga sudah ikut meneteskan air matanya.

"Jangan ulangi lagi. Jangan pergi lagi. Mas mau keluarga kita kumpul seperti dulu" pinta Ibra yang dibalas anggukan oleh Brian.

"Quin masih tidur Mas" ucap Brian ketika Ibra melihat keponakannya.

"Mommy Daddy" sapa Ibra sambil menyalami tangan orang tuanya.

"Uda Mas jangan nangis lagi. Adik mu itu tidak akan pergi kemana mana lagi. Kalau ia berniat mau kabur kabur lagi, Mommy akan mengambil anaknya secara paksa biar ikut tinggal sama Mommy" ucap Mommy Aletha bernada ancaman.

"Sudah sudah sekarang ayo kita pulang. Kita harus istirahat lagi" ajak Daddy Martin.

Kemudian keluarga Anderson pun meninggalkan bandara dengan dua mobil yang membawa rombongan mereka.