Seorang wanita bernama Tania dijodohkan dengan teman masa kecilnya bernama Ikrar Abraham. Mereka berdua sama - sama saling mencintai. Namun, mereka mulai terpisah saat Ikrar melanjutkan pendidikannya di luar negri.
Saudara tiri Tania yang menginginkan semua milik Tania termasuk Ikrar, lelaki yang dijodohkan Tania, berusaha memisahkan mereka berdua. Bahkan demi melancarkan niat jahatnya itu. Ia dan ibunya mengusir Tania dari Rumah besarnya.
Saat Ikrar kembali untuk menikahi Tania, ia sudah tidak mendapatkan Tania di rumah besar keluarga Tania. Demi perjodohan antar keluarga, Ikrar harus bertunangan dengan Belinda, saudara tiri Tania.
Sementara Tania kini hidup sebagai wanita miskin yang tidak punya apa - apa.
Untuk mendapatkan uang biaya hidupnya, ia harus bekerja apa saja bahkan ia rela mengubah penampilannya menjadi wanita culun saat mulai bekerja sebagai asisten Ikrar. Tidak sampai disitu saja, Ikrar bahkan sering menghina dirinya sebagai wanita bodoh, pengganggu dan wanita penggoda.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Tania sampai ia harus menyembunyikan jati dirinya dari semua orang?
Apa yang akan dilakukan Ikrar saat ia tahu kalau wanita yang sering ia hina adalah wanita yang sangat ia cintai?
Simak yuk.
IG: @dewimutiawitular922
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Apa kau tidak percaya padaku?
Keesokan paginya.
Tania terbangun dari tidurnya sepanjang malam. Ia membuka matanya secara perlahan – lahan, kemudian melihat langit – langit kamar Ikrar yang terlihat asing baginya. Ia pun menggerakkan kepalanya melihat sekeliling kamar, yang menyadarkan dirinya kalau sekarang ia berada di kamar Ikrar. Ia bangun dari tempat tidur Ikrar, dan tanpa sengaja kain yang menempel di dahinya jatuh di depannya.
“Apa semalam aku demam, dan dia yang merawatku semalam?” gumam Tania sambil memegang kain di depannya itu.
Tania menundukkan kepalanya dan menyadari kalau pakaiannya sekarang sudah di ganti dengan pakaian yang lain.
“Pakaianku. Apa dia yang menggantinya?” kata Tania dengan ekspresi kaget melihat pakaiannya. Ia mengira kalau Ikrar yang sudah mengganti pakaiannya.
Sementara Ikrar yang sejak tadi berada di ruang ganti, berjalan keluar dari ruangannya itu. Ia baru saja selesai mandi dan berganti pakaian di dalam ruang gantinya.
“Kau sudah bangun?” tanya Ikrar saat ia berjalan menghampiri Tania yang masih duduk di atas tempat tidurnya.
Tania menoleh melihat Ikrar dengan ekspresi terkejut, kemudian berkata: “Sejak kapan kau disini?”
“Aku baru saja selesai mandi, dan ganti baju di dalam,” jawab Ikrar tersenyum melihat Tania.
Tania menatap Ikrar dengan tatapan tak percaya. Ia mengira kalau Ikrar bukan hanya sekedar mandi di kamar mandinya, melainkan juga tidur di kasur yang sama dengannya, bahkan sudah berani mengganti pakaiannya ketika ia tidak sadar.
“Tenanglah. Aku benar – benar hanya ganti baju di dalam. Tadi malam aku tidur di sofa. Aku tidak melakukan apapun padamu!” kata Ikrar kembali ketika ia sadar dengan tatapan Tania yang seakan tidak percaya dengan ucapannya tadi.
Tania memalingkan wajahnya ke depan, tidak ingin melihat Ikrar yang berdiri di samping tempat tidurnya.
Ikrar yang melihat Tania diam saja dan tidak membalas ucapannya, membuat ia langsung duduk di tepi tempat tidur, kemudian menyentuh dahi Tania untuk memeriksa demam Tania. Apa sudah turun atau tidak?
Tania terlihat kaget saat tangan Ikrar menempel di dahinya. Ia kemudian menoleh melihat Ikrar dengan heran.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Tania.
“Aku memeriksa demammu. Tadi malam kau demam tinggi. Dan pakaianmu itu, Manda yang menggantinya. Aku sama sekali tidak melakukan apapun padamu,” kata Ikrar, kemudian berdiri dari tempat duduknya. “Ayo turunlah, kau harus sarapan!”
Tania masih terdiam tak menjawab ucapan Ikrar. Ia masih marah dengan perlakuan Ikrar yang memukuli Galang tanpa berpikir panjang.
“Tania ... ayo. Kau harus makan sedikit!” ajak Ikrar kembali yang saat itu masih berdiri di samping Tania.
Tania menghela nafasnya mendengar Ikrar yang terus mengajaknya bicara, kemudian berkata: “Aku tidak lapar!”
“Kau harus makan, Tania. Kau tidak makan apa – apa tadi malam!” kata Ikrar.
Tania sudah bosan mendengar Ikrar terus mengajaknya untuk makan. Dengan terpaksa ia menuruti kemauan Ikrar. Ia pun menyingkirkan selimut yang masih menutupi kedua kakinya, kemudian turun dari kasur.
Sebuah senyuman bahagia tampak terukir di wajah lelaki tampan itu ketika ia melihat Tania yang akhirnya menuruti kemauannya.
Ia berjalan mengikuti Tania dari belakang untuk keluar dari kamarnya. Mereka berdua melangkah menuju meja makan yang sudah di penuhi makanan kesukaan Tania.
Ikrar memang sengaja menyuruh pelayan barunya itu untuk memasak semua makanan kesukaan Tania.
Saat mereka berdua berada di meja makan, Ikrar segera menarik kursi untuk Tania sambil tersenyum memandang Tania. Dan Tania terdiam sejenak melihat ekspresi Ikrar itu dengan pandangan heran.
“Ada apa, kenapa kau melihatku seperti itu? Ayo duduklah!” pinta Ikrar yang melihat Tania tak kunjung duduk di kursinya.
Tania pun akhirnya duduk di kursi yang di tarik Ikrar dengan wajahnya yang terlihat terpaksa.
Setelah melihat Tania duduk, Ikrar mulai melangkah ke kursi sebelah, tepat di depan Tania. Ia segera duduk di kursi, dan kembali berkata: “Ayo makanlah. Ini semua makanan kesukaanmu!”
Ikrar kemudian menyendok salah satu makanan kesukaan Tania ke piring Tania, sedangkan Tania masih heran melihat Ikrar. Ia masih belum bisa mempercayai lelaki itu. Ia ragu pada Ikrar, apa perhatian yang di tunjukkan Ikrar adalah tulus atau hanya pura – pura baik padanya? Dan semua pikiran itu ada karena perbuatan Ikrar sendiri selama ini.
“Sebenarnya, kenapa Anda melakukan ini?” tanya Tania.
Ikrar langsung menarik kedua sudut bibirnya, menghentikan senyumannya yang sejak tadi tampak di wajahnya. Ia berubah berwajah serius di depan Tania ketika ia mendengar Tania bicara begitu padanya.
“Apa maksudmu?” tanya Ikrar mengerutkan keningnya.
“Apa Anda tidak bisa mengerti dengan maksud pertanyaanku tadi. Aku bilang, kenapa Anda melakukan ini?” tanya Tania kembali.
Ikrar menghela nafasnya dengan kasar, dengan wajahnya yang berubah kesal mendengar Tania yang masih menganggap dirinya sebagai orang lain, bahkan tidak mempercayai dirinya sekarang.
“Apa kau tidak percaya padaku?” tanya Ikrar.
Tania diam tidak menjawab pertanyaan Ikrar, bahkan ia tidak memandang mata Ikrar yang membuat Ikrar mengerti kalau Tania benar – benar tidak percaya padanya.
“Sebenarnya hal apa yang kau lalui selama ini sampai kau tidak bisa percaya padaku, Tania?” kata Ikrar kembali dengan suaranya yang terdengar tegas.
Tania lagi – lagi tidak menjawab pertanyaan Ikrar. Ia masih diam, kemudian berdiri dari tempat duduknya.
“Kau mau kemana? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi!” kata Ikrar melihat Tania yang meninggalkan tempatnya.
Tania menghentikan langkahnya yang baru berjalan tiga langkah dari kursinya, dan menoleh melihat Ikrar, kemudian berkata: “Aku mau pergi dari sini,”
Tania kembali berjalan setelah menjawab pertanyaan dari Ikrar.
“Tunggu!” teriak Ikrar sambil berdiri dari kursinya, kemudian berjalan menghampiri Tania. “Kau tidak bisa pergi dari sini Tania. Kau tidak bisa pergi dari rumahku!” teriak Ikrar kembali untuk menghentikan Tania yang ingin keluar dari rumahnya.
Tania tidak peduli dengan Ikrar yang berteriak padanya, malah ia terus berjalan menuju lift rumah Ikrar, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat dua pengawal sedang berjaga di depan pintu lift rumah Ikrar.
“Maaf nona, Anda tidak bisa pergi dari sini. Tuan Muda melarang Anda keluar!” kata salah satu pengawal rumah Ikrar.
Tania menoleh melihat Ikrar yang sudah berjalan mendekatinya. Ia menatap Ikrar dengan tatapan marah, kemudian berkata: “Apa yang sudah kau lakukan. Kau mau mengurungku disini!”
“Aku sengaja menyuruh mereka berjaga di sana agar tidak ada orang yang bisa masuk ke rumah ini!” kata Ikrar.
Itu salah satu alasan Ikrar menempatkan dua pengawal di rumahnya. Dan alasan utama Ikrar menyuruh mereka berjaga karena ia tidak bisa membiarkan Tania pergi dari rumahnya.
.
.
.
Tunggu up selanjutnya ya sayang2ku yang cantik dan ganteng. Kanjeng Ratu belum selesai nulis full baru setengah. Kalau selesai nulis hari ini aku up lagi nanti, tapi kalau ngga terpaksa besok upnya. Episode selanjtnya insyaallah sudah sayang2ngan mereka. heheheh......
.