NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: DF_14

Gleen Fernando, sosok pria yang selalu terlihat ceria, padahal hatinya menyimpan banyak luka. Dari kecil, dia tak pernah mendapatkan kebahagiaan, karena dia adalah korban penculikan saat dirinya masih bayi. Sehingga dia dikira telah mati.

Setelah dewasa, dia tumbuh sebagai seorang penipu ulung, memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu para korban. Kemudian dia bergabung dengan seorang detektif dalam mengungkapkan banyak kasus.

Sebuah insiden saat dirinya dalam melakukan sebuah penyamaran, membuat dia akhirnya bertemu dengan keluarganya yang sesungguhnya.

Siapa sangka dia ternyata adalah seorang pewaris yang telah kembali, dia pasti akan menghancurkan siapapun yang telah terlibat ke dalam peristiwa penculikan atas dirinya dan juga pembunuhan terhadap ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Setelah Alvin, Robert, dan Arsen pergi dari ruangan CEO, Felicia segera menutup pintu kembali. Dia mengusap dadanya, untung saja ke-tiga orang itu tidak curiga kepadanya karena telah menyembunyikan seorang pria di kolong meja.

Felicia hampir saja dibuat jantungnya seakan mau copot ketika dia membalikkan badan, rupanya Gleen sudah keluar dari kolong meja, pria itu tengah duduk di kursi khusus CEO sambil menumpangkan kakinya dengan begitu tenang sambil bersiul.

Sebenarnya Felicia ingin menahan tawa melihat jidatnya Gleen ada yang benjol. Tapi dia harus terlihat angkuh di depan Gleen, agar Gleen tidak ngelunjak.

"Aku rasa situasi sudah aman sekarang, jadi kamu boleh keluar!" Felicia mengusir Gleen, agar pria itu segera pergi dari ruangannya.

"Bagaimana rasanya menjadi CEO?" tanya Gleen, dia masih belum ingin beranjak dari kursi, kemudian dia memutar kursi tersebut, lalu menatap ke arah Felicia yang sedang memandanginya dengan tatapan kesal.

Felicia enggan untuk menanggapi perkataan Gleen, mungkin orang-orang pikir dia hidup bahagia, mengingat dia adalah seorang CEO di Gerrad Group, dan menjadi calon perawis kekayaan yang ayahnya miliki, padahal nyatanya dia tak bahagia, merasakan hidupnya penuh dengan tekanan.

"Lebih baik kamu keluar!" Felicia bersikukuh untuk mengusir Gleen agar enyah dihadapannya.

Gleen malah tersenyum, mengapa Felicia ingin sekali dia takut kepada wanita itu, padahal dia merasa Felicia sama sekali tidak menakutkan untuknya. "Jangan marah seperti itu, kamu malah semakin terlihat cantik dan menggemaskan jika sedang marah."

Felicia menelan saliva mendengar kata gombalan yang Gleen lontarkan, dia tidak tahu harus dengan cara apalagi agar bisa membuat Gleen tidak berani kepadanya.

"Kamu tidak takut padaku?" Felicia berjalan mendekati Gleen yang masih duduk di kursi.

Gleen menggelengkan kepalanya. "Tidak, untuk apa aku takut padamu?"

Felicia duduk diatas meja, dia menumpangkan kakinya, membuat Gleen menelan ludah, melihat paha yang begitu mulus dihadapannya. "Aku adalah Felicia Gerard, aku bisa melakukan apa saja untuk memusnahkan orang sepertimu."

Mungkin maksud Felicia, dia mampu menyuruh sekelompok gangster untuk membuat Gleen kapok dan tidak akan mengganggunya lagi.

"Aku bukan orang yang gampang menyerah, jika aku menginginkan sesuatu, aku harus mendapatkannya. Begitupun sekarang, aku sangat menginginkanmu, karena itu aku akan berusaha keras untuk mendapatkanmu."

Kemudian Gleen segera berdiri, dia mengusap dengan lembut perutnya Felicia, "Karena itu tolong jaga dengan baik calon anak kita."

Felicia menepis tangan Gleen, "Tidak akan ada anak disini."

"Tetap saja kamu harus bertanggungjawab, Felicia. Aku dari dulu selalu berusaha keras untuk menjaga keperjakaanku, dan kamu malah memaksa aku untuk melakukannya."

Felicia ingin memprotes tapi Gleen menyentuhkan jari telunjuknya di bibirnya Felicia, "Karena itu mulai sekarang kamu adalah milikku, dan aku juga milikmu. Karena tubuh kita pernah menyatu."

Wajah Felicia nampak memerah mendengar perkataan Gleen, dia pun menepis jari telunjuknya Gleen. "Apa kamu tidak mendengar percakapan aku dan calon suamiku tadi, sebentar lagi aku akan menikah dengan calon suami aku?" Felicia memamerkan jari manisnya yang telah dilingkari sebuah cincin pertunangan.

Gleen malah tertawa, Alvin hanya mendapatkan cincin, sementara dia telah mendapatkan keperawanan Felicia. "Tetap saja aku yang paling beruntung karena aku orang yang pertama kali bisa tidur denganmu. Kamu tahu artinya apa? Itu karena kamu tidak mencintai calon suamimu itu, dan kamu malah terpesona dengan ketampananku."

"Saat itu aku sedang mabuk."

"Tapi kamu sadar bahwa pria yang sedang bersamamu adalah aku, seorang Gleen Fernando."

Felicia menghela nafas, ternyata pria dihadapannya ini lebih cerewet darinya, sehingga dia nampak kebingungan harus berkata apa lagi.

"Apa kamu tidak membenci aku? Karena aku sudah menjebloskan kamu ke dalam penjara?" Felicia merasa curiga apa mungkin Gleen berusaha untuk mendekatinya karena dendam padanya.

"Untuk apa aku membencimu, karena aku memang pantas mendapatkan hukuman atas perbuatanku. Berkatmu akhirnya aku bisa bertemu dengan kedua sahabatku."

Felicia nampak menganga, baru kali ini ada orang yang sangat bersyukur telah dijebloskan ke dalam penjara. Pria dihadapannya itu memang sangat aneh.

"Tapi aku tidak ingin berurusan lagi denganmu, Gleen Fernando. Aku ingin hari ini adalah pertemuan terakhir untuk kita." Felicia mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

Gleen sama sekali tidak merasa sakit hati dengan ucapan Felicia, dia semakin mendekatkan jaraknya pada Felicia yang masih duduk diatas meja, "Kamu yakin tidak ingin bertemu denganku? Padahal aku memiliki pendapat yang sama denganmu, aku sangat merasa yakin bahwa temanmu itu mati karena dibunuh."

Felicia membelalakkan matanya begitu mendengar perkataan Gleen.

Gleen memasukkan kartu namanya ke dalam saku kemejanya Felicia, "Hubungi aku jika kamu membutuhkan bantuanku, aku pasti akan membantumu dalam mengungkapkan kasus kematian temanmu itu."

Setelah berkata seperti itu Gleen pun membawa nampan diatas meja dan membawa gelas kotor disana, dia berjalan dengan santai keluar dari ruangan CEO tersebut.

Gleen tersenyum kecut, karena pada akhirnya sang mangsa akan datang sendiri padanya. Jangan sebut dia Gleen Fernando, jika dia tidak memiliki banyak cara untuk membuat sang target untuk terus terhubung dengannya.

Sementara itu Felicia nampak bimbang, di satu sisi dia tidak ingin bertemu dengan Gleen lagi, tapi di sisi yang lain, dia ingin mendapatkan titik terang tentang kematian temannya itu.

1
Vea Love
/Heart/
Dwi Oktaviani
reaksi alami.. naluri anak dan ibu yah...
Dwi Oktaviani
Luar biasa
Dwi Oktaviani
Lumayan
Irwandy 16
bagus sekali ceritanya
Datu Zahra
top
Irwandy 16
seru jln ceritanya dan juga menarik ada sedihnya juga
RORO RATIH
Luar biasa
Ignatius Sumardi
Sinmong toto..
Ignatius Sumardi
Kecewa
Ignatius Sumardi
Buruk
Ignatius Sumardi
Bagus, bahasanya lugas.....
Arie Chrisdiana
jgn bodoh kmu Felicia masak seorang CEO yg paling tdk punya pendidikan tinggi bisa dibodohi dg begitu mudahnya oleh org lain
Ignatius Sumardi
Tetaplah teguh pd prinsip.
Aceng Saepudin
Luar biasa
Arie Chrisdiana
ayo Thor kmu hrs bergerak cpt utk menangkap pelakunya aq sdh ndak sabar nich pingin tak becek2 jd penyetan
Endah Putra Arda
Kecewa
Endah Putra Arda
Buruk
Deni Santosa
coba kata NGGAK ganti dengan kata TIDAK /Pray/(cuma sebatas saran)
indi tresna
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!