Sequel "Diandra"
Pernah kecewa dimasa remaja membuat Kristal enggan menjalin hubungan dengan pria manapun. Menurutnya, tidak ada pria yang setia di dunia ini kecuali Papanya.
Kristal beranggapan, dirinya bisa hidup tanpa seorang pria atau pendamping. Kesuksesan dan kebahagiaan yang ia raih sekarang, menurutnya sudah lebih dari cukup. Hingga suatu hari tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Langit, pria tampan yang menyukainya sejak remaja.
"Seperti yang pernah aku ucapkan dulu. Jika dia menyakitimu maka aku akan merebutmu kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
Akankah Kristal mau membuka hati? Atau ia tetap pada pendirian awalnya yaitu hidup sendiri seumur hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Mobil Langit baru saja memasuki halaman rumah. Usai dari rumah sakit, Langit memutuskan tak kembali ke kantor. Dia dan sang istri memilih pulang ke rumah. Kristal kelihatan agak lelah, maka dari itu Langit membawanya pulang.
Ceklek
Grep
"Bang, aku rindu"
Deg
Tidak hanya Langit yang tercengang, Kristal pun tak kalah terkejut dengan suaminya. Seorang wanita tiba - tiba berada di dalam rumah mereka dan memeluk Langit
"Elsa"
Gadis itu mengangguk tanpa melepas pelukannya. Hingga deheman Kristal membuat Langit dan Elsa saling merenggang.
"Dia siapa, Bang?" tanya gadis bernama Elsa tersebut. Senyum manis menghiasi wajahnya
"Kenalkan, aku Kristalia. Istrinya Langit", jawab Kristal sebelum keduluan suaminya yang menjawab
Wajah cerah gadis bernama Elsa itu berubah mendung. Dia menatap Langit dengan tatapan penuh tanya.
"Dia bercanda kan, Bang?" tanya Elsa lirih
"Dia memang istri Abang, Sa"
Elsa menatap Kristal begitu intens, matanya mulai berkaca - kaca. "Bukankah Abang dulu janji mau menikahi aku? Kenapa malah menikahi dia?"
Kristal memutar bola matanya malas. Disaat rumah tangganya lagi adem ayem, kenapa muncul bibit pelakor?
"Sebaiknya selesaikan urusanmu dengannya, Mas! Aku mau tidur"
Langit hendak mengejar Kristal namun Elsa menahannya, "Bang. Katakan kalau kamu cuma ngeprank aku!"
Langit menghela nafas, "Abang memang sudah menikah, Sa. Dan wanita tadi adalah istri Abang"
Hiks Hiks
Elsa mulai menitikkan air mata. Nafasnya tersengal - sengal dengan bahu bergetar naik turun. Langit jadi serba salah. Disatu sisi, istrinya sedang merajuk, di sisi lain ia malah di pusingkan dengan tingkah Elsa.
"Mama mana?" bukan menanyakan bagaimana perasaannya, Langit justru menanyakan keberadaan Mamanya.
Elsavani, adalah anak angkat Mama Maura. Lebih tepatnya, anak dari salah satu karyawan Mama Maura. Ibunya meninggal saat Elsa masih kecil. Dan akhirnya, Mama Maura yang merawat dan membesarkan Elsa.
"M-mama ... Mama masih ada urusan sebentar"
"Ya sudah. Kamu istirahat saja. Aku mau ke atas"
Kesal, jengkel dan marah. Itulah yang Elsa rasakan. Sudah lama ia menantikan momen bertemu dengan Langit. Kakak angkat sekaligus pria yang berhasil mencuri hatinya sedari dia kecil. Jika saja ia tak menuruti perkataan Mama Maura untuk kuliah ke luar negeri, mungkin sekarang dirinyalah yang menjadi istri Langit.
"Pokoknya aku harus merebut Bang Langit bagaimanapun caranya!"
Sementara di dalam kamar
Langit melihat istrinya sedang berbaring membelakanginya. Sepertinya Kristal baru selesai mandi karena wanita itu sudah berganti pakaian santai. Langit tak serta merta menyusul sang istri. Ia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dulu.
Usai mengguyur tubuhnya dengan air dingin dan memastikan dirinya bersih, Langit menyudahi mandinya. Dengan mengenakan pakaian santai, pria itu naik ke atas ranjang menyusul Kristal. Langit tahu, Kristal belum tidur. Namun istrinya itu masih betah membelakanginya.
"Sayang, kamu marah?"
Sungguh, Kristal kesal bukan main. Kenapa Langit masih bertanya? Bukankah semua istri akan marah jika suaminya tiba - tiba di peluk wanita lain, didepannya pula.
Langit memeluk istrinya dari belakang, mencium aroma tubuh Kristal yang membuatnya candu bukan kepalang.
"Urus dulu wanita itu. Baru kamu bisa mendekati aku!"
Bukannya menurut, Langit justru semakin mengeratkan pelukannya. "Aku dan Elsa tidak ada hubungan apapun. Dia itu adik angkat aku"
Kristal berbalik dan tersenyum sinis, "Adik yang memiliki perasaan pada Abangnya? Begitu maksudmu?!"
Langit ingin tertawa namun ia tahan, Kristal terlihat menggemaskan jika sedang marah.
"Aku senang kamu cemburu"
"Tidak ada yang cemburu, Tuan Langit!"
Langit menciumi leher sang istri, "Terima kasih karena sudah mencintaiku"
"Dasar tidak jelas!"
Langit tertawa renyah, "Jangan marah - marah. Ingat, kamu sedang hamil. Tidak baik untuk kesehatan kamu, Sayang"
Kristal tidak menggubris. Ia meninggalkan suaminya menuju alam mimpi.
🌻🌻🌻
Kristal baru saja terbangun, dan saat melihat jam diatas nakas, sudah jam lima sore. Rupanya ia tertidur cukup lama. Wanita cantik itu segera membersihkan diri.
Usai merias wajahnya natural serta mengenakan dress rumahan, Kristal segera turun ke bawah.
"Ck. Pemalas! Bukannya menyiapkan makan malam. Malah enak - enakan tidur!" cibir Elsa
Kristal memutar bola mata malas, ia tak mengindahkan cibiran Elsa lalu pergi ke dapur
"Eh, Sayang. Kamu sudah bangun?" tanya Mama Maura
"Kapan Mama datang? Kenapa tidak mengabariku dulu?"
Mama Maura mendekati menantunya, memeluk lalu mencium pipi Kristal dengan sayang. Meski awal pertemuan mereka tidak terkesan baik, namun Kristal tahu jika mertuanya itu begitu baik dan pengertian
"Mama bahkan tidak mengabari Langit kalau mau datang. Anggap saja kejutan"
Kristal membalas pelukan mertuanya, "Mama masak apa?"
"Benar - benar tidak tahu diri! Bagaimana bisa membiarkan mertuanya yang memasak!" Elsa lagi - lagi mencibir
"Sa, jaga sikap kamu" teguran Mama Maura membuat Elsa berdecak kesal
Kristal tersenyum mengejek kepada gadis itu,
"Mas Langit kemana?"
"Langit bilang ada urusan sebentar. Paling sebentar lagi pulang. Kamu duduk dulu ya, Sayang. Masakan Mama sebentar lagi selesai"
"Biar aku bantu, Ma"
Mama Maura menggeleng, "Tidak usah, Sayang. Kamu duduk manis aja. Lagian tinggal dikit lagi siap kok"
Kristal mengangguk pasrah, "Aku mau ke belakang dulu ya, Ma"
"Iya"
Kristal berjalan menuju ke halaman belakang rumah. Ada gazebo yang menghadap ke kolam renang. Begitu nyaman untuk tempat bersantai.
"Aku heran, kenapa Bang Langit mau pada wanita malas sepertimu!" seperti tidak ada lelahnya, Elsa terus saja mencari - cari kekesalan Kristal
"Itu karena dia mencintaiku!"
Elsa tertawa sinis, "Bullshit! Bang Langit pasti hanya tergoda sesaat padamu!"
Merasa jengah, Kristal menatap balik Elsa tak kalah tajam, "Coba kamu bercermin! Dan lihat perbedaan antara kita berdua! Kita berbeda jauh, Elsa!"
"Cih! Jangan sombong karena Bang Langit mau menikahimu! Ingat, sejak awal dia milikku. Dan sebentar lagi, dia akan kembali padaku!"
Bukannya kesal mendengar apa yang Elsa katakan, Kristal justru semakin mendekati bibit pelakor rumah tangganya. "Kamu harus ingat satu hal, El! Sekarang, besok, lusa atau kapanpun itu, Langit akan tetap menjadi milikku! Dan aku tidak akan melepaskannya apapun yang sudah menjadi milikku, khususnya suamiku!"
Elsa mengerang kesal, "Kita buktikan saja"