NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Revan melangkah pelan ke ruang tamu. Matanya langsung tertuju pada anak-anak yang sedang berlarian dan saling berebut mainan: Juna, Kula, dan Dewa. Tapi, sang istri tak tampak di mana pun. Juna, kakak si kembar, justru duduk tersenyum lebar sambil menyemangati keributan kecil itu. "Ayo pukul, La!" teriaknya sambil tertawa. 

Nakula tanpa ragu melempar boneka Ayana ke kepala Dewa yang tengah duduk dekat Alicia, yang asyik menatap layar gadgetnya.

 "Kamu harus bales, Wa! Jangan kalah, dong," seru Juna lagi, wajahnya penuh semangat mengompori adiknya. 

Suasana riuh seperti pertandingan seru, padahal hanya perseteruan kecil di antara si kembar.

Alicia tiba-tiba membentak keras, suaranya membelah kehebohan suara ketiga adik laki-lakinya. “Diam!!! Kalian bisa nggak sih diam? Brisik tau!" suaranya menggema, membuat Ayana yang duduk tak jauh darinya langsung terkejut. Bibir kecil Ayana mengerucut, matanya mulai berkaca-kaca, seolah menyangka kakaknya sedang marah besar padanya. 

 Sementara itu, Arjuna, Nakula, dan Sadewa saling sikut, saling dorong, sambil menuding satu sama lain dengan ekspresi kesal. Alicia menatap mereka dengan pandangan nanar dan suara lelah. “Nggak usah saling nyalahin! Juna, kamu yang paling tua harusnya pisahin mereka, jangan malah diadu!” 

Revan yang melihat keributan itu hanya tersenyum kecil, lalu dengan lembut merangkul Ayana yang masih terpaku kaget. “Cup! Dedek sama ayah aja, biarin kakak-kakak kamu berantem,” ucapnya tenang sambil menatap satu per satu anak-anaknya.

 Juna yang sedikit canggung lalu berbisik, “Kak Alicia itu yah...kerjaan marah-marah kayak kak Ros sukanya marahin Upin Ipin.”

Alicia melotot dan berkacak pinggang, ia tak terima di samakan dengan tokoh animasi dari negeri tetangga.

"Kamu ulangi sekali Jun? Tadi kamu bilang apa?"

Juna menggeleng sambil mengacungkan dua jarinya. "Piss kak, damai."

Perdebatan itu terhenti tiba-tiba saat ayah mereka mengeraskan tenggorokannya dengan berdehem. Sosok pria tinggi dan berwajah tampan itu berdiri tegak di depan mereka, sorot matanya tajam menatap masing-masing anaknya. "Ayah sudah berdiri di sini dari tadi, melihat apa yang kalian lakukan," suaranya berat tapi tegas. "Juna, kamu nggak boleh seperti itu. Kula dan Dewa juga begitu kalian saudara kembar, kalian harus akur, nggak boleh berantem terus." 

 Alice mengangkat bahu santai, senyum nakal muncul di bibirnya. "Kalau nggak berantem, nggak seru kata Juna yah?" katanya sambil menatap ayahnya.

Revan kemudian melirik putri sulungnya, matanya sudah mulai tajam. "Kamu juga, Alice. Dari tadi kamu sibuk main HP terus. Kalau kamu terus-terusan asyik dengan HP-mu, ayah akan sita !" 

 Juna yang berdiri di samping mereka terlihat seolah mendapatkan semangat baru. "Iya, betul itu, Yah. Kak Alice tadi sibuk main game terus, tadi aja dedek Ayana hampir nelen mainannya, untung saja Juna." 

Juna membusungkan dadanya bangga. Alice tak mau kalah, matanya melotot lalu dibalas dengan juluran lidah oleh Juna. 

Ruangan itu tiba-tiba riuh dengan kejenakaan mereka, meski tetap terasa kehangatan sebuah keluarga yang saling menyayangi di balik pertengkaran kecil itu.

"Sudah, sudah, 30 menit lagi waktu Maghrib, sekarang bereskan mainan kalian, habis itu wudhu ayah tunggu di mushola."

Revan pun menggendong Ayana  menaiki anak tangga, tiba-tiba jantungnya berdebar saat ia sampai di depan pintu kamarnya.

"Ada apa ini, kenapa jantungku seperti ini? Apa istriku marah?" Batinnya, ia menoleh pada putrinya yang merangkul erat lehernya.

"Ayana cantik, kamu tau nggak bundamu kenapa?"

Ayana yang menggeleng seolah paham dengan ucapan ayahnya.

"Kita masuk yuk."

Revan memutar kenop pintu dengan tangan sedikit gemetar, seolah sudah tau apa yang akan terjadi, begitu tiba di sana ia melihat Melati tengah duduk di sofa sibuk dengan gadgetnya. Wanita itu hanya melirik sekilas, tanpa terganggu dengan kedatangan suaminya.

"Sa... sayang," panggil Revan gugup.

Melati mendongak dan meletakkan benda pipih itu tepat di samping pahanya.

"Ada apa?" Tanyanya dingin.

Wajah Revan tampak gugup lalu duduk di sebelah istrinya sambil memangku putri kecil mereka. 

"Ta... tadi aku mampir ke rumah mama, buat jemput kamu dan anak-anak, trus mama bilang kamu sudah pulang duluan. Kata mama kamu menungguku?"

Melati merubah posisi duduknya dengan menyilangkan kakinya dan menatap suaminya dingin tapi begitu menusuk. "Trus mama bilang apa lagi?"

Revan menggeleng. "Mama nggak bilang apa-apa, cuma bilang kamu menungguku, udah gitu doang."

"Setiap hari aku selalu menunggumu mas, menunggu kepulanganmu dari kantor, dan kamu akan memelukku, membisikkan kata cinta, tapi sekarang apa? Kamu sering pulang malam, bahkan kamu sering keluar kota. Kalopun kamu pulang awal, pasti ada maunya, nafkah batin!"

Revan tersentak. "Sayang ...aku."

"Ah sudahlah mas, lebih baik kamu mandi dulu, anak-anak sebentar lagi nunggu di mushola. Setelah makan malam aku mau bicara sama kamu!"

Melati berdiri dan meraih Ayana dari pangkuan Revan meninggalkan suaminya yang nampak bingung bercampur frustasi. 

Pria itu menatap kepergian istrinya dengan janggal sampai hilang di balik pintu. "Ada apa sebenarnya ini? Kenapa istriku jadi berubah dingin seperti itu."

Revan melihat ke ranjang, pakaiannya sudah di siapkan disana.

***

Ruangan makan itu sunyi, hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu memecah keheningan. Meja kayu panjang dengan permukaan halus memantulkan cahaya lembut dari lampu gantung di atasnya. Melati duduk tegak dengan wajah yang membeku, matanya tajam menatap piringnya tanpa bergerak. Anak-anak di sekelilingnya menunduk, bibir mereka terkunci rapat, seolah sengaja menghindari kontak mata dengan sang ibu.\nRevan memusatkan pandangannya pada sosok Melati, memperhatikan setiap gerak kecil—kedipan mata yang cepat, ketegangan di garis rahang, dan lirikan tajam yang sesekali melayang ke arahnya. Udara di ruangan itu terasa berat, dipenuhi oleh ketegangan yang tak terucap, sementara suara sendok dan garpu yang beradu menjadi satu-satunya tanda kehidupan di meja makan itu.

Selepas makan malam yang sunyi tanpa satu pun kata terlontar, Revan melangkah cepat mengikuti Melati masuk ke kamar. Di sana, Melati dengan lembut membaringkan Ayana, buah hati mereka, di atas tempat tidur. Matanya menatap sayang ke anak itu, suaranya pelan dan tegas, "Sayang, kamu mau bicara apa?"

Melati mengangkat jari telunjuk ke bibir, isyarat agar Revan diam. "Stsss... Tunggu sampai Ayana benar-benar pulas." 

Revan mengangguk pelan, duduk di ujung pembaringan dengan tangan terlipat, menunggu dengan sabar. Beberapa menit berlalu, napas kecil Ayana sudah teratur dan wajahnya tertidur pulas. Melati memiringkan badan, hendak memindahkan sang putri ke kamar sebelah yang terhubung langsung ke kamar mereka. 

 "Tunggu, biar aku angkat," kata Revan cepat, merengkuh tubuh mungil Ayana tanpa menunggu izin. Tangannya kokoh dan hati-hati menggendong putrinya, langkahnya mantap menyeberang ke kamar sebelah. 

 Begitu kembali, Melati sudah duduk di sofa, wajahnya agak lelah tapi tenang menunggu. Revan berinisiatif mengangkat kaki istrinya ke pangkuan untuk memijat seperti biasa, tapi tangan Melati lembut menepisnya.

"Nggak usah, Mas. Yang capek itu hati aku mas," ujarnya sambil menunjuk dada sendiri, mencoba menenangkan diri dari kepenatan yang lama terpendam.

"Ada apa sayang?"

Melati meraih ponselnya dan mengirimkan beberapa video langsung ke ponsel suaminya. Ting!

Ponsel Revan bergetar dan berdenting.

"Buka ponsel kamu mas," perintah Melati dengan lembut penuh ekstra kesabaran yang tinggi.

Revan melangkah ke nakas dengan langkah gontai, tangannya meraih ponsel yang tergeletak tanpa arah. Ia kembali duduk di sebelah istrinya, jari-jarinya cepat membuka layar ponsel itu. Tiba-tiba wajahnya berubah tegang, matanya melebar. 

 "Sayang... ini?" suaranya serak, ada getir terselip di balik kata itu.

Melati tersenyum miring, bibirnya gemetar. "Kamu pasti akan bilang, 'Ini tidak seperti yang kamu lihat', ya kan mas? Aku sudah tahu alasan pria seperti kamu."

 Suaranya dingin, tapi penuh luka. Revan menghela napas panjang, wajahnya penuh penyesalan. "Sayang, kamu salah paham. Aku bisa jelaskan semuanya," ucapnya pelan, berharap bisa meredakan ketegangan yang membeku di antara mereka.

Melati terkekeh sinis, mencoba menahan benteng air matanya agar tak jebol. "Setelah terbongkar kamu baru bisa bilang begitu, coba kalau belum kamu pasti sangat menikmatinya iya kan? Bahkan kamu rela bolak-balik ke Bandung seminggu bisa 3 kali. Sudahlah mas dari dulu kamu memang nggak bisa berubah."

Revan mencoba merangkul istrinya. "Sayang, tolong kasih aku kesempatan jelasinnya. Semua itu nggak bener sayang."

Melati memandang Revan jijik. "Trus kamu mau bilang ini editan mas? Kamu tau mas aku sengaja mengikutimu ke Bandung bahkan ke rumah sakit itu, dan telingaku masih berfungsi mas, saat dokter mengatakan telah berhasil menyelamatkan istri dan anak kamu! Apa lagi yang belum jelas."

Revan ingin membantah, namun Melati menutupnya dengan dua lembar kertas kecil. "Apa kamu masih mengelaknya mas? Struk ini aku temukan di saku jasmu."

"Sayang....aku."

"Kita sudahi rumah tangga kita sampai di sini mas, dan kamu tidak perlu bersembunyi-sembunyi lagi jika ingin bertemu perempuan itu."

Melati berdiri seolah tak memberikan kesempatan lagi pada Revan untuk menjelaskannya, wanita itu masuk ke kamar Ayana.

"Sayang... tunggu, aku bisa jelasin!" Teriak Revan sambil mengetuk pintu yang terkunci dari dalam.

"Ya Allah bagaimana cara jelasinnya?" Revan meraup wajahnya frustasi.

1
amelia lia
cerita nya koq makin bertele-tele si masak si jasmani udah mati bisa hidup lagi. buruan donk thor selesai kn episode nya. krn aku udah baca di frizo klau jasmine itu licik.
NH..8537
klo dasar..nya Revan cinta mati sm melati gak bakal goyah unt ke dua kali.. apalagi sdh ada 4 anak..klo km goyah lg wassalam dah Van🤭sabar mel..ada satu ani" yg perlu di basmi🥹 good job kak 👍 semangat dan sehat slalu ya kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
what Jasmin bukannya??
Ashilla Khanza Azzahra
dari dulu jasmine terobsesi bgt sama revan haduhhh kasian melati gk s dewi gila skrng malah ada jasmine bagaimana ini
siti maesaroh
si reino jg aneh nawarin sekertaris kok prempuan udah jelas revan g mau sketaris prempuan , revan ya jg ditanya jawabnya mlh terserah waktu itu. yaallah kk kasihan melati loo, semoga melati bisa melepaskan diri ya kk raina tolong deh berpihak sm melati knpa selalu tersakiti 😢😢
siti maesaroh
jasmine menyamar sbgai hilda dasar jalang amit" deh kegatelan g habis".
NH..8537
hanya di novel orang mati bisa hidup lg🤭 kok uler Keket...nya nambah lg..dan pas gitu si Jasmin lg🤭sabar" ya mel🥹🙏
siti maesaroh: bikin gerhet aja klo sijas hujan dtg lgi,, dn knp dr dulu melati sllu yg tersakiti 😢😢
total 3 replies
siti maesaroh
kak ini gimana sih buknya jasmine dah mati dan knpa skrg harus dihidupkan lg ,knpa alurnya mlah kek penjgat" gini sih kk, g like lah kk klo kek gini😢😢😢
dari dulu kok melati trus yg nerima siksaan dan kjhtan,
siti maesaroh
km ttp sj bodoh van sblum melati hilang yg ke dua kli yg prtma itu dewi yg menyekap istrimu,jgn kau anggap remeh dewi itu krna obsesinya dia bisa mlkukn apapun
Raina Syifa
Bagi yang belum mengenal Bu Jasmin, yang terobsesi dengan muridnya bisa di kepoin di aplikasi sebelah❤️❤️
Mamahnya Rayhan
telat van
amelia lia
kelamaan revan keburu metong melati. lelet kali si revan ini knp gak dr td teringat cincin nya. ayyooo thor buat melati ada yang nyelamatin. jgn bertele tele donk cerita nya. buruan ketemukan dengan revan.
Agunk Setyawan
🤮
siti maesaroh
kenapa sih kk harus dibuat kek gini alurnya, knapa harus dibuat lambat untuknemukn melati, dan knpa melati sllu menderita kk thor ada dendam.apa sih kk thor ini sm melati😢😢,plis kk lepasin melati
Arin
Ya...... telat deh Revan nolong Melati. Biasa orang panik, gak banyak lupanya......
Ini perempuan siapa lagi yang ganti nyulik Melati.
Kalau punya suami ganteng, mapan dan kaya banyak pelakor bersliweran pingin gantiin istri sah. Semoga Revan bisa nolong Melati dan anaknya. Kasihan......
NH..8537
waduh siapa..pun itu km sdh jd penolong unt melati.. lanjuttt kak👍trus semangat dan sehat slalu kak 💪 abai..kan sj kata" yg tidak penting 🤭🙏😘
Agunk Setyawan
novel aneh
Mamahnya Rayhan
Revan kah? atau si Abah?
kaylla salsabella
di sebelah mana thor lapak mana
siti maesaroh
semoga melati cpt terlepas dari kurungan sikunti iblis itu, mksih kk raina updatenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!