NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Kania begitu menikmati liburannya bersama sang suami, berharap semua ini adalah awal yang baik untuk kehidupan pernikahannya ke depan. Gadis itu telah menyerahkan diri seutuhnya pada Edward, yang tersisa mungkin hanya hati kecilnya berusaha menghilangkan perasaan ragu yang kerap hinggap tanpa sadar. Kania tidak munafik, jujur saja ia menikmati semua perhatian Edward. Perlakuan lembut pria itu kerap kali membuatnya luluh, tapi gadis itu masih sibuk menata hatinya. Berusaha meyakinkan diri bahwa keputusannya kali ini adalah yang terbaik. "Ibu, sekali lagi aku memohon restumu". Ucapnya lirih. Kalau ditanya apakah ia bahagia dengan kehidupan pernikahannya, Kania bingung jawaban apa yang akan diberikan. Ia merasa ia tidak pantas untuk Edward. Takut-takut ia melirik ke kamar mandi, berharap pria itu belum menyelesaikan kegiatannya. Tatapan Kania menerawang jauh, semalam ia telah menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Semua dilakukannya dalam keadaan sadar. Ketakutan kembali menguasainya. Bagaimana kalau ia sampai mengandung? Ia dan Edward tidak pernah berbicara serius soal anak dan masa depan mereka. Semuanya mengalir begitu saja, dalam ritme yang tak pasti. Kania ragu, dirinya masih terlalu muda untuk menyandang gelar ibu dan ia juga tidak tau apakah Edward menginginkan anak darinya atau tidak. "Aihhh menjengkelkan". Kania mengacak-acak rambutnya kesal.

Perbuatannya tak luput dari tatapan Edward, membuat pria itu mendekatinya. "Kau kenapa sayang?" Kania menoleh. Suami tampannya telah menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Pria itu hanya mengenakan celana pendek selutut dan memilih bertelanjang dada. "Kak Edward apa kau menginginkan seorang anak?" Edward kaget, tidak siap dengan pertanyaan spontan itu.

"Ehmm aku pasti menginginkan anak tapi tidak saat ini karena kau masih terlalu muda untuk mengandung. Mungkin aku harus sedikit bersabar". Pria itu melupakan janjinya pada Felix. Lupa kalau ia berjanji akan memberikan keponakan pada Felix dalam waktu dekat. Ia lebih mengutamakan istrinya walaupun ia sendiri pun tak sabar untuk mempunyai anak apalagi di usianya sudah kepala tiga. Ya istrinya masih terlalu muda untuk pria seusianya.

"Kak aku ingin kuliah, apakah boleh?" Kania mengutarakan niatnya tanpa basa-basi.

Edward tersenyum lembut, menatap istrinya dengan intens. "Boleh kalau yang itu asalkan kau tidak mengabaikanku. Satu lagi kau tidak boleh punya teman pria satu pun. Kau mengerti?" Edward berucap posesif. Kania memutar bola matanya jengah mendengar ucapan pria itu. Mungkin itu salah satu risiko menikah dengan pria matang, tapi Kania bersyukur setidaknya ia diizinkan kuliah. Gadis itu memeluk erat leher suaminya sebagai tanda terima kasih. "Terima kasih, Kak". Ucapnya tulus. Wajahnya dibenamkan di ceruk leher suaminya. "Sama-sama sayang. Aku akan meminta tolong Felix mengurus semuanya supaya kau bisa kuliah secepat mungkin". Pria itu melepaskan pelukannya kemudian menangkup wajah istrinya, siap menghujani wajah gadis itu dengan ciumannya. Drrrrttttt ..Getaran ponselnya di atas nakas cukup mengganggu. "Ckkkk sial". Pria itu mengumpat kasar. Kania yang mendengarnya segera menepuk pelan bibirnya. Pria itu mengaduh pelan mendapat serangan mendadak itu. Ia lalu memberi tatapan protes pada istrinya. "Sakit kau tau?"

"Aku tidak suka jika Kak Edward terus-terusan mengumpat. Itu tidak bagus, Kak". Kania seperti menasihati keponakannya. Pria itu komat-kamit sewot mendengar ucapan istri kecilnya menganggap Kania terlalu berlebihan.

Pria itu memilih mengangkat panggilannya. "Kau sungguh menggangguku, Felix". Pria itu bahkan tidak mengizinkan lawan bicaranya mengucapkan salam basa-basi.

"Heh adik setan setidaknya kau biarkan aku menyapamu baik-baik. Ckkk kau selalu bersikap kurang ajar padaku". Rentet pria di seberang sana dengan sewot.

"Katakan sesuatu, jika tidak penting aku akan menutup panggilannya. Kau sungguh tidak beretika, berani mengganggu orang yang sedang bulan madu". Edward Lamos masih terlihat kesal. Ia kemudian senyum-senyum tidak jelas ketika melihat wajah istrinya, membuat Kania lagi-lagi menyebutnya sinting.

"Di mana adik iparku? Apakah dia baik-baik saja? Ibu berteriak heboh ketika aku bilang kalian pergi liburan berdua. Wanita itu bahkan bertepuk tangan riang persis anak pramuka di tengah hutan. Ckkk Ed aku kesal sekali pada wanita tua itu". Keluh Felix. Edward tertawa lepas mendengar keluh kesah Felix, tidak peduli tawanya membuat pria itu mengumpatnya kasar.

"Hahahaha ibu pasti sedang merindukanku. Kau katakan saja pada wanita tua itu kalau anak dan menantunya baik-baik saja. Aku sangat betah di sini bisakah kau perpanjanh masa liburanku hingga bulan depan?" Edward berucap tanpa beban.

"KAU GILA?" Teriak Felix kesal. Edward menjauhkan ponsel dari kupingnya saat mendengar teriakan itu. Pria itu menggosok-hosok kupingnya yang terasa sakit karena suara keras Felix.

"Jika kau cuti sampai selama itu, bagaimana dengan pekerjaan kita. Kau pergi berapa hari saja aku sudah kelimpungan. Ed, tolong jangan gila". Felix memilih menurunkan nada suaranya.

"Aku hanya bercanda, Felix. Kau kenapa jadi seheboh ibu?" Edward tergelak mendengar reaksi berlebihan Felix.

Kedua pria itu melanjutkan obrolannya seputar dunia pekerjaan, tak lupa Edward meminta tolong kakaknya untuk mengurus soal kuliah istrinya.

"Apa kataku, Ed? Dia lebih cocok jadi mahasiswa ketimbang istrimu. Kau saja yang tidak percaya padaku". Omel Felix Senav.

"Ckkk kau pelankan suaramu. Kenapa suka sekali marah-marah?" Aku matikan dulu panggilannya, bye". Edward menonaktifkan ponselnya tanda tidak ingin diganggu. Pria itu memandang istrinya yang sudah tertidur pulas, padahal ia ingin sekali melanjutkan keinginannya. "Felix sialan". Umpatnya pelan.

Pria itu kemudian memilih bergabung dengan istrinya di kasur empuk itu, menjadikan kedua tangannya sebagai alas kepalanya. Matanya mulai terpejam, tapi pikirannya berkeliaran ke mana-mana, memaksanya untuk tetap terjaga. Ia berulang kali berganti posisinya dengan gelisah, berusaha mencari yang ternyaman. Edward kemudian menatap istrinya dalam-dalam kemudian mengecup bibirnya yang merekah. Kania melenguh tertahan karena tidurnya sedikit terganggu. Edward tidak menyerah, lagi-lagi mengecup istrinya sampai sang pemilik membuka matanya perlahan. "Kakak tidak tidur?" Kania mengucek kedua matanya yang masih terasa berat. Suami sintingnya sangat tidak pengertian. "Aku tidak bisa tidur, sayang. Bagaimana bisa kau tertidur pulas sementara suamimu masih terjaga?" Edward mendramatisir keadaan.

Kania menegakkan tubuhnya perlahan. "Kakak ada masalah?" Tanyanya perhatian.

"Aku hanya menginginkanmu". Kania tersentak ketika lagi-lagi Edward mengecup bibirnya menuntut.

1
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
pipitjfa
malah kayak sugar Daddy loh ini
pipitjfa
utang ketemu utang
pipitjfa
beneran di nikahi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!