Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.
Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.
Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.
Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.
Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Secepatnya Jadi Menantu
"Astaga, aku benar-benar minta maaf, apa kau tidak apa-apa?" Lelaki bermata tajam itu lantas bertanya sembari menelisik tubuh Jessica sesaat.
Jessica tak segera membalas, hanya mengerlingkan mata ke atas lalu berkata,"Hm, aku baik-baik saja." Nadanya terdengar sangat acuh.
Belum sempat Mike kembali menanggapi. Jessica menggerakkan kaki lagi dengan cepat menuju pintu masuk.
Felix pun bergegas mengikuti Jessica dari belakang sambil memandang tajam Mike. Yang saat ini malah tercengang kala diabaikan Jessica. Detik selanjutnya Mike mengembangkan senyuman.
"Gila, dia lebih cantik kalau dilihat secara langsung, aku harus menjadikan dia istriku." Namun, respons Mike di luar dugaan. Mike terpikat pada Jessica dan bersumpah akan menjadikan Jessica menjadi miliknya.
Terpana dengan kecantikan Jessica. Dia yang semula mau keluar karena bosan menunggu Charlie dan Aiden berbicara di kantor. Mike memutuskan untuk kembali ke ruangan. Sebab yakin sekali Jessica menemui Aiden sekarang.
Sementara itu di dalam ruangan, saat mendengar Jessica datang. Aiden dan Charlie menghentikan obrolan. Keduanya serempak berdiri dari sofa sambil mencondongkan tubuh ke arah pintu masuk ruangan sekarang.
"Masuklah Jessica!" Dari kejauhan, Aiden pun memberi perintah. Melihat Jessica melempar senyum tipis sambil mendekat ke arahnya. Di belakang, Felix dengan setia berjalan mengekori Jessica.
Aiden spontan tersenyum juga dan sekilas melirik Charlie yang ikut tersenyum dengan kedatangan Jessica.
"Ada apakah gerangan putriku datang kemari?" Belum juga sampai Aiden kembali membuka suara.
Mendengar kata "putriku" semakin berseri-seri wajah Jessica. Dengan senyum riang dia pun menanggapi.
"Hai Pa, maaf menganggu waktu Papa dan Paman." Jessica yang belum mengenal Charlie dengan sopan membungkuk sedikit. "Ponsel Papa ketinggalan di ruangan tadi jadi aku inisiatif datang ke sini saja langsung deh, maaf ya Pa mengejutkan Papa, hehe."
"Oh my." Aiden terbelalak. Dengan cepat dia meraba-raba jas dan celana.
"Untuk apa dicari Pa, ini loh ponselnya." Dengan wajah tersenyum Jessica pun menyodorkan ponsel pada Aiden.
Aiden terkekeh pelan, lalu dengan sigap mengambil alih ponsel dari tangan Jessica. Charlie pun juga ikut tertawa, merasa lucu dengan tingkah temannya ini barusan.
"Papamu ini teledor sekali," celetuk Charlie sesekali melirik Jessica. "Untung ada putrinya yang cantik ini peka sama Papanya."
Aiden hanya menggeleng pelan.
"Ya, untungnya, oh ya Jessica perkenalkan ini teman Papa waktu kuliah dulu, namanya Charlie."
"Namaku Jessica, Paman." Jessica langsung menjabat tangan Charlie dan disambut dengan cepat oleh pria itu.
"Ho ho Paman sudah tahu, Papamu selalu bercerita tentangmu kalau kami sedang bersama, ternyata kau sangat cantik kalau ketemu langsung," kata Charlie.
Jessica tersenyum angkuh. "Jelas dong aku selalu cantik Paman."
Charlie mengangguk samar sambil tertawa pelan. Obrolan ringan yang dilontarkan membuat hawa di ruangan terasa amat hangat sekarang,
"Benar, kau memang selalu cantik seperti Mamamu bahkan sikapnya sama persis dengan Brenda ya, Aiden."
Mendengar ucapan Charlie, suasana di ruangan tiba-tiba canggung, riak wajah Jessica pun sedikit berubah.
Kini Jessica melempar senyum hambar. Terlebih Aiden tak senyum seperti tadi. Jessica dapat melihat, ada luka dan rindu di balik sorot mata papanya itu.
"Um, permisi."
Kedatangan Mike, membuat perhatian Jessica, Aiden dan Charlie teralihkan. Sementara Felix, di sudut ruangan, melalui ekor matanya hanya melirik Mike sekilas. Agaknya kehadiran Mike membuat dada Felix terasa mulai panas sekarang entah karena apa.
"Mike, bukannya kau mau pergi, kenapa kembali ke sini lagi? Apa ada yang ketinggalan?" tanya Charlie tampak keheranan.
Mike secepat kilat mendekat. "Ya, apa Papa tahu tadi ada seseorang yang tidak sengaja kutabrak di bawah, aku ingin memastikan dia baik-baik saja, tapi sayang sekali wanita itu malah mengabaikan aku, dia malah pergi begitu saja sebelum kami berkenalan," jawabnya sambil tersenyum pada Jessica.
Jessica mendadak melongo. Detik kemudian dia memalingkan muka ke samping. Sebab tatapan Mike membuatnya sedikit risih.
Charlie dan Aiden langsung tertawa. Mengerti apa yang disampaikan Mike barusan.
"Oh astaga, Jessica perkenalkan ini anak Paman, namanya Mike," kata Charlie, saling lempar pandang pada Aiden dengan sorot mata penuh arti.
"Jessica," kata Jessica dengan sangat ketus sambil mengangkat tangan ke udara.
"Nama yang cantik, secantik orangnya." Namun, Mike malah mencium punggung tangan Jessica sambil melempar senyum tipis.
"Panggil saja aku Mike," sambungnya dengan mengedipkan sebelah mata.
Jessica tercengang. Sementara dada Felix semakin terbakar membara, seolah-olah ada kebakaran hutan di dalam organnya saat ini.
"Haha, lihatlah Aiden mereka sangat serasi, aku ingin sekali menjadikan Jessica menantuku."
...🌺🌺🌺...
siapa pulak itu yang datang