Putri Perawan Milik Daddy Season 2

Belle memeluk erat tubuh Eden, tidak tahu kenapa tapi dia merasa ada sesuatu yang berbeda untuk kepergian Eden kali ini, jika biasa nya Belle tidak merasa khawatir dan akan melepaskan Eden meskipun dengan perasaan kecewa, tapi kali ini jelas ada sesuatu yang terasa mengganjal di diri Belle.

Sesuatu yang begitu buruk seolah-olah akan terjadi tanpa dia tahu apa.

"Kak"

Saat Eden berusaha melepaskan pelukannya, Belle masih berusaha memeluk nya dengan erat.

"Sayang, ini tidak akan lama"

"Berjanjilah akan pulang dalam keadaan baik-baik saja seperti biasanya"

"Hmm"

Eden bicara sambil mengelus rambut Belle.

"Sebentar"

Belle melepaskan pelukannya, melesat menuju ke arah meja nakas dan berusaha mengambil sesuatu didalam tas milik nya.

"Semua akan baik-baik saja"

Ucap Belle sambil mengikat sebuah gelang di tangan Eden.

"Orang-orang Tibet percaya, gelang tangan naga Tibet akan membantu melindungi siapapun yang menggunakan nya"

Ucap Belle sambil merapikan gelang itu di tangan Eden.

"Ini adalah gelang keselamatan untuk mereka"

Lanjut Belle.

"Anggaplah ini jimat pelindung yang aku ikatkan pada kakak agar pulang dalam keadaan baik-baik saja"

lanjut Belle lagi kemudian kembali memeluk Eden, kemudian tiba-tiba air matanya tumpah tanpa bisa dia bendung.

Ini kali pertama Belle menangis dihadapan Eden bukan Dengan alasan karena mommy mereka, tapi karena perasaan Belle yang bercampur aduk menjadi satu, firasat buruk nya benar-benar berkata semua mungkin tidak baik-baik saja.

"aku pasti pulang"

Eden terkekeh melihat Belle menangis didalam pelukannya.

"Bukankah setiap kali kakak pergi lama, selalu pulang dalam keadaan baik-baik saja?"

"Hmm aku yakin kakak pasti pulang dengan keadaan tanpa kekurangan apapun sedikit pun"

Belle kembali melepaskan pelukannya.

"Aku fikir, Bern laki-laki yang cukup bisa menjaga mu"

ucap Eden tiba-tiba.

"Jika aku pergi dengan kak Asha mu nanti, aku percaya dia bisa menjaga mu"

Belle tampak terkekeh sambil berusaha menghapus air matanya.

"Aku tidak butuh bodyguard"

"Kakak tidak bilang dia sebagai bodyguard mu"

Sahut Eden cepat.

Belle menaikkan alisnya.

"Dia pria yang baik"

"Aku tidak suka laki-laki tua"

Belle mulai paham dengan maksud kakak nya.

"Tapi dia tampan"

Eden bicara sambil memencet hidung Belle.

"Tapi aku tidak melihatnya dari sisi seperti itu"

"Tapi kamu merasa nyaman dengan nya bukan?"

"Itu karena aku merasa dia satu-satunya orang yang mengulurkan tangannya pada ku disaat aku butuh seseorang untuk membantu ku"

Protes Belle kesal.

Eden tersenyum kecil, dia fikir Belle benar karena sejak dulu tidak ada yang mengulurkan tangan kepada Belle sejak anak itu mulai tumbuh kembang hingga saat ini meski pun eden sekalipun, eden selalu berusaha melepas kan tangan nya dan memaksa gadis itu untuk selalu bisa melakukan apapun sendiri.

"Maafkan kakak"

Ucap Eden sambil menelan salivanya.

"Bukan begitu maksud ku"

Belle merasa tidak enak dengan ucapannya sendiri.

"Kau tahu sayang? seperti kak Asha mu, seseorang yang membuat mu terbiasa bersama nya lama-lama akan membuat mu merasa nyaman"

"Karena seringnya menghabiskan waktu bersama jadi lebih paham kebiasaan masing-masing. Lebih mengerti karakter masing-masing. Lalu, muncul sikap saling memahami satu sama lain. Ketika sudah bisa saling memahami satu sama lain, kedekatan akan terbentuk dengan sendirinya. Bahkan bisa menemukan berbagai sisi menarik dari karakternya yang membuatnya tampak lebih istimewa"

Eden mengelus lembut rambut Belle.

"mungkin karena kau masih muda jadi belum paham menempatkan hati, saat kamu mulai tumbuh dewasa kau akan memahami sendiri perasaan mu"

Ucap Eden kemudian menyentuh wajah Belle beberapa waktu.

"Dia laki-laki yang dapat kakak andalkan jika satu kali satu hal buruk terjadi pada kakak"

Sejenak Belle menggigit bibirnya.

"Kakak bicara apa"

Lagi-lagi kegelisahan hati menghantam Belle, bola mata nya menatap cemas ke arah laki-laki itu.