NovelToon NovelToon
My Suffering

My Suffering

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:11.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nidati

Penderitaan bisa dikatakan sebagai temannya. Tangis air mata tak pernah lupa untuk hadir. Perih dari luka yang tercipta selalu ia tahan. Namun, bagaimana jika ia harus menikah hanya untuk menggantikan posisi pengantin perempuan.

Elvira Pelita harus menggantikan posisi sang kakak dalam pernikahan, menjadi pengantin perempuan yang bersanding dengan pria yang seharusnya ia panggil kakak ipar.

Arkanio Althaf Zerion harus menikahi sang calon adik ipar karena calon istrinya melarikan diri. Ia selalu membenci pernikahannya karena bagi Arka, Vira penyebab perginya perempuan yang amat dicintainya.

"Jangan mendekat jangan sakiti aku, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku tidak bersalah." Vira was-was karena Arka semakin mendekat.

"Kau salah, kau bersalah!" teriak Arka tepat di muka Vira.

Bagaimana pernikahan yang dipenuhi kebencian itu akan berjalan dan bagaimana cara Vira menyakinkan Arka bahwa ia tidak bersalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertahan atau Pergi

Dokter memberitahu jika Arka dalam keadaan kritis dan masih dalam pemantuan dokter. Arka harus melakukan operasi karena kecelakaan tersebut menyebabkan bahu kanannya mengalami pergeseran. Dia juga kehilangan banyak darah sehingga memperburuk kondisinya. Lydia dan Vira duduk pada kursi tunggu, sedangkan Faras sedang melakukan transfusi darah untuk Arka. Kedua wanita itu duduk termenung hanyut dalam pikirannya sendiri.

Sebagai seorang istri sudah sepatutnya Vira mencemaskan kondisi Arka, tapi apa yang akan dipikirkan Arka jika tahu Vira mengkhawatirkan pria yang membencinya. Bagaimana jika Arka berpikir jika Vira mengasihani Arka. Vira menggeleng pelan memijit pelipisnya yang berdenyut, ia tidak boleh menduga hal yang tidak pasti.

Melirik ke samping Vira mendapati Lydia yang sedang mengusap air mata yang terus berjatuhan. Menarik nafas terus menerus. Seorang ibu tahu segalanya tentang anaknya, firasat seorang ibu tidak boleh diragukan. Vira mengikis jarak diantara mereka. Mengusap lembut lengan Lydia sehingga wanita itu menoleh pada Vira dan mata mereka bertemu. Mata yang sama-sama memancarkan rasa khawatir yang tak tertandingi.

"Semua akan baik-baik saja. Mama tidak boleh sedih seperti ini," ucap Vira.

Lydia tidak menanggapi, ia masih terus saja menangis membuat Vira juga merasakan hal yang sama. Sekuat tenaga Vira menahan rasa sesak di dadanya.

"Mama tunggu di sini sebentar, aku akan mengambil air." Tanpa berucap lagi Vira segera meninggalkan Lydia.

Hujan turun membasahi bumi dengan rintik-rintik air yang jatuh silih berganti. Tak peduli seberapa keras mereka menghantam bumi. Suasana rumah sakit mengingatkan Vira akan dirinya yang pernah di rawat, bagaimana ia harus melewatinya sendiri dengan kesepian.

Vira kembali dengan membawa sebotol air. Memutar penutup agar terbuka dan menyerahkannya pada Lydia agar wanita itu merasa lebih baik. Tak lama Faras keluar, baik Vira maupun Lydia segera menghampiri Faras.

"Bagaimana dengan Arka?" tanya Lydia pada sang suami.

"Belum ada perubahan dan dalam 24 jam dokter akan terus memantau kondisi Arka," jawab Faras.

Keduanya menghela nafas panjang. Tidak ada yang pembicaraan setelahnya dan mereka hanya bisa menunggu kabar dari dokter. Faras sibuk menghubungi seseorang dan Lydia pamit ke toilet.

"Papa harus keluar menemui seseorang. Kamu dan mama di sini saja." Faras berkata setelah menutup panggilan dan Vira hanya mengangguk sebagai jawaban.

Lydia datang tak lama setelah Faras pergi.

"Papa baru saja pergi katanya mau menemui seseorang," ucap Vira saat Lydia datang tak lama setelah Faras pergi.

"Pergi ke mana." Vira menggeleng karena ia tidak menanyakan lebih lebih rinci.

"Mama akan menyusul Papa."

"Tapi...." Ucapan Vira mengambang karena Lydia sudah lebih dulu pergi.

Kedua mertuanya pergi meninggalkan Vira bersamaArka yang masih berada di dalam. Entah siapa yang akan ditemui Faras hinggapria itu terburu-buru pergi dan juga Lydia yang tidak ketinggalan menyusul sangsuami. Berjam-jam berlalu Faras dan Lydia belum juga kembali, sedangkan Vira masih setia duduk termenung menunggu Arka yang kritis.

Dokter dan  suster berlari memasuki ICU dengan tergesa-gesa. Vira ketakutan melihatnya, ia bahkan sudah berpikir yang tidak-tidak. Menunggu dengan perasaan tak menentu kakinya tak mau diam terus berjalan bolak balik bak setrika dengan menggigit ujung kuku. Kepalanya menoleh kanan kiri menanti Faras dan Lydia datang, tapi ia harapannya pupus karena tidak ada tanda-tanda kedua mertuanya datang. Dihubungi pun tidak ada yang menjawab. Vira menghela nafas berusaha tegar.

"Keluarga pasien."

"Saya istrinya. Bagaimana kondisi suami saya." ucap Vira ketika dokter keluar.

"Pasien sudah melewati masa kritis dan kondisinya sudah lebih stabil. Suami Anda memilih bertahan. Saya salut dengannya." Dokter tersenyum memberi kabar baik pada istri pasiennya.

Vira tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca. Hatinya lega dan perasaannya menghangat. Ia mengucapkan terima kasih pada dokter.

"Apa saya boleh menemui suami saya, Dok."

"Tidak untuk sekarang, pasien baru saja lepas dari maut. Anda bisa menemuinya saat pasien sudah siuman. Kalau begitu saya permisi," ujar dokter.

"Sekali lagi terima kasih, Dok."

Dokter tersenyum kemudian melangkah pergi. Vira tidak dapat menyembunyikan rasa bahagia yang membuncah di hatinya, meskipun belum diperbolehkan untuk menemui Arka, setidaknya kondisi pria itu sudah aman.

Vira berdiri di depan pintu yang terdapat kaca penghubung sehingga ia bisa melihat Arka. Vira meletakkan telapak tangan mengusap wajah Arka dari balik kaca. Sebesar apapun rasa benci Arka padanya, tapi Vira tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia mengkhawatirkan pria yang membencinya.

Arka berbaring dengan mata tertutup. Terdapat alat bantu untuk Arka bernafas. Perban putih pun melilit di kepala pria itu. Dadanya naik turun dengan ritme pelan. Arka yang berbaring di sana bukanlah Arka yang sering Vira lihat. Pria itu lebih tenang dan lembut. Tidak seperti biasanya yang kasar dan bermulut pedas.

Melihat kondisi Arka yang memprihatinkan membuat Vira melupakan segala bentuk kasar yang pernah dilayangkan untuknya. Pikirannya kosong dan hanya diisi dengan kondisi Arka.

Vira mengusap air matanya sendiri, mengurangi sesak di dada. Ia menjauh dan duduk di kursi tunggu. Dari jauh terdengar suara langkah kaki yang menghampiri Vira begitu cepat.

"Apa yang terjadi kenapa kamu menangis?" tanya Lydia melihat Vira yang masih sibuk menghapus air mata.

"Tidak, Ma. Aku baik-baik saja. Tadi dokter kemari memeriksa Arka. Dokter berkata jika Arka sudah melewati masa kritisnya dan sekarang kita harus menunggu Arka siuman," cerita Vira pada kedua mertuanya.

Senyum terbit pada bibir Lydia, begitu juga dengan Faras. Mereka bahagia dengan kabar yang diberitahu menantu mereka.

"Papa dan mama habis dari mana. Kenapa lama sekali," ucap Vira dan setelahnya ia menutup mulutnya sendiri karena sudah begitu lancang ingin tahu apa yang sudah dilakukan kedua mertuanya.

"Ah, tidak jadi," lanjutnya.

"Sepertinya kamu harus tahu cerita ini." Vira mengernyitkan dahi tidak tahu apa yang Faras ucapkan.

Meluncurlah sebuah cerita di mana Faras menemui orang yang sudah dipinta untuk mencari tahu penyebab kecelakaan Arka. Terselip kata yang mampu membuat jantung Vira berdegup kencang. Nama sang kakak yang terbawa masuk dalam cerita Faras dan bagaimana asal mula kecelakaan itu terjadi. Meskipun Faras hanya menceritakan secara garis besar, tapi Vira bisa mengerti. Vira salut karena Arka celaka demi menyelamatkan nyawa anak kecil, tapi hatinya sedikit tercubit mengetahui Arka telah menemui Atleta. Itu berarti ia harus siap jika Arka akan menceraikannya dalam waktu dekat.

Faras dan Lydia sama-sama menatap raut wajah Vira. Mereka membawa Vira duduk. Melalui lirikan matanya Faras memberitahu Lydia untuk berbicara pada Vira.

Mulanya Lydia ragu karena awalnya ia bersikap tak menerima Vira. Ia menarik nafas dalam kemudian menyentuh punggung Vira hingga menantunya itu mendongak. Lydia tersebut lembut.

"Kau tidak apa," ucapnya.

"Tentu saja. Kenapa aku harus sedih. Kak Arleta sudah ketemu itu berarti Arka bisa kembali padanya." Vira menampilkan senyum setulus mungkin dan itu membuat hati Lydia berdenyut sakit.

Wanita itu mengelus surai Vira dengan lembut.

"Tidak, Nak. Jangan berkata begitu kamu istri Arka. Maaf karena awalnya menolakmu, tapi sekarang aku tahu jika kamu perempuan yang tepat untuk Arka."

"Benar, Vira. Tidak ada yang bisa menyangkal kenyataan jika kamu bagian dari keluarga Zerion." Faras ikut menimpali.

"Ma, pa. Aku cuma menggantikan Kak Arleta...."

"Shuut ... berhenti mengatakan hal itu. Tidak ada istilah pengganti. Bagaimana pun kamu sudah menjadi istri Arka dan dalam keluarga Zerion tidak ada yang namanya perceraian. Jika kakek tahu, beliau pasti akan marah besar," papar Lydia.

Vira terenyuh karenanya. Benarkah Lydia sudah menerimanya dengan sepenuh hati. Ia menatap Faras dan Lydia bergantian kemudian tersenyum dan Lydia memeluk Vira.

"Ma."

"Papa juga ingin dipeluk."

Lydia menatap tajam Faras untuk tidak menggangu suasana di antara dirinya dan Vira. Pria itu terdiam tak berani melawan sang istri.

***

Happy reading

Yeay, Lydia dah mau menerima Vira. Hmm sekarang giliran Arka nih. Kalian inginnya gimana nih.

Salam sayang dari aku.

1
Lucky Ludjainatun
harusnya dokternya bilang ke ortu klo tejadi kekerasan sexual
Lucky Ludjainatun
bukan manusia tp IBLIS
Lucky Ludjainatun
kasihan Vira
kalea rizuky
ngelunjak ne lama2 vira
Lady Slipper Astriani Indah Yulianti
Luar biasa
kalea rizuky
vira terlalu murahan bodog tolol
kalea rizuky
arleta egois anjing
Nasiati
keren
Nasiati
egois banget
Nasiati
kasihan vira dikira suaminy
Renesme
Bagus
Ati Husniati
Hadeeeuuuhh malas baca cerita yg tokohnya bodoh maksimal..
Orang berpendidikan kok mau2nya di aniaya sama ayah dan suaminya..gk masuk akal..
Ceritanya terlalu lebay..
Ati Husniati
Aku marah sama laki2 yg tdk bisa menghargai perempuan..
Thor coba bikin tokoh perempuan yg kuat dan punya harga diri
Ati Husniati
Thor aku miris baca cerita yg tokoh perempuan nya tdk di hargai bahkan di lecehkan sama suaminya..
Vira kamu jgn bodoh pergi dari rmh itu..kamu seorang pendidik harusnya tegas dan punya sikap..
Ati Husniati
Hadeeeuuhh vira udah jadi korban ketidak adilan ayahnya malah dapetin pernikahan yg menyebalkan termasuk suaminya jahat bangeet..
thor viranya harus di bikin tegas dan punya sikap dong..
Renesme
Duuhhh gemes dengan authornya. Pengen diuwel2 deh 😁😅
Jue
Rupanya cuka itu rasanya asam Arka .../Joyful/
Azahra Atika
ko q jdi mewek
Nur Janah
Luar biasa
della Aprillya
gila ini seruu bangett walau arka nya sadis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!