Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.
Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."
Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."
Semoga suka♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih soal Banana Puding
Nathalia ingat, saat makan cup cup es krim tadi, dia agak menggerutu. Karena dia terus mengomeli Naresh.
"Kalo bukan kamu, siapa yang pesan?" tanya Adelia bingung. Tapi tangannya mengambil satu cup dan membukanya.
"Syukurlah aku masih lapar," nyengirnya sambil menikmati puding banana es krim itu.
Ayra dan Luna juga ngga ragu menik ma tinya.
Nathalia mengambil beberapa paper bag itu dan menyimpan cup cupnya di dalan kulkas.
"Nathal, kita tau kamu lagi setres. Tapi ngga makan sebanyak ini juga kali sendirian," decak Ayra.
"Sudah aku bilang bukan aku yang pesan," bantah Nathalia dengan nada mereper sambil tangannya sibuk menata cup cup itu.
"Kalo kalian mau bawa ke kamar nanti, bawa aja," ucapnya lagi menawarkan.
Dia mengambil satu cup dan duduk berselonjor di lantai dengan banyak pikiran.
Perlu ngucapin terimakasih? Batinnya ragu. Tapi tangannya terus aja menyuapin yang orang orang bilang puding. Tapi baginya tetap es krim.
"Memangnya siapa yang pesan?" tanya Ayra kepo tapi tetap ngga peduli. Lanjut makan. Pemberian Kayana yang satu cup tadi masih kurang tadi
Nathalia ngga menjawab.
"Sudahlah, ngga usah dipikirin. Dido'ain aja biar dapat pahala," komen Luna yang juga santai menikmati banana puding.nya
Nathalia mau menyebutkan nama Naresh, tapi Adelia keburu bersuara.
"Memangnya ada yang tau kita suka banana puding? Barusan yang ngasih juga Kay."
"Naresh," ucap Nathalia pelan. Tersangkanya cuma dia seorang. Mungkin dia sempat lihat. Tapi masih ragu kalo Naresh sebaik ini.
"Naresh?" tanya ketiganya serentak. Tangan tangan yang menyendok puding ketahan di udara.
"Kok, bisa?" ceplos Ayra.
"Ngga yakin juga, sih."
Ketiganya terdiam.
"Tadi Naresh datang?" tebak Luna membuat Nathalia ngga bisa mengelak lagi.
"Ya, dia lihat aku makan ini di lobby hotel."
"Jadi tadi kalian berduaan?" Adelia agak histeris. Tatapnya dan kedua sepupunya mulai fokus pada bibir Nathalia.
"Kalian apaan, sih," jengah Nathalia. Mereka pasti menuduhnya berci uman dengan Naresh.
"Kalian ngga ci uman, kan?" Luna langsung mengutarakan pendapatnya.
"Nathal, kalian harus bisa tahan." Ayra menasehatinya dengan cemas
"Enggak seperti yang kalian pikirkan. Kalian kenapa, sih," kesal Nathalia. Dia mulai emosi lagi.
"Oke, oke. Trus, kok, bisa kamu tebak kalo Naresh yang pesan?" Kembarannya mengalihkan topik.
"Entahlah." Nathalia mengedikkan bahunya.
"Tapi hanya dia yang tadi lihat aku makan. Ngga ada orang lain."
Hening. Sunyi.
"Oke, untuk memastikan kita tanya dia," putus Luna. Dia mengambil ponselnya dan membuka grup keluarga mereka.
Dr Luna Kanina
Naresh, makasih, ya, banana puding es krimnya.
Nevia Shaista🌹
Kalian dimana? Aku mau
Ayra Salma, S.Psi
Di kamar Nathalia. Banyak banget, nih. Oh iya, Kay, ayo, merapat. Tadi kita udah ngurangin kamu punya
Kayana Catleya
🤭 Aku masih ready stok
Adelia Riani
Besok ada lagi. Luna yang pesan. Maunya malam ini, ternyata udah diborong Naresh😆
Dr. Luna Kanina
Kita bantu habisin, ya, Naresh🤭🤭😆
Nareshpati
Oke
Keempatnya saling tatap saat membaca chat dari Naresh.
"Beneran Naresh yang kirim," seru Luna heboh.
Nathalia masih termangu.
Krik krik krik
Ngga mungkin? Masa, sih? Walaupun sudah menebak dengan benar, tetap saja Nathalia masih ngga percaya.
Dia ngga sebaik itu, kecamnya dalam hati.
Luna langsung mengetikkan pesan.
Dr. Luna Kanina
Naresh, makasih banyak ❤️ kata Nathalia. Juga dari kita. Yang mau, silakan merapat ke kamar Nathal. Besok aku juga pesan banyak.
"Kenapa, sih, pake tanda love segala," protes Nathalia. Sekarang dia sudah menikm ati cup yang kedua.
Luna tergelak.
"Ngga apa, Nathal. Pemberiannya kamu suka banget, masa orangnya ngga kamu apresiasi," sanggah Ayra kemudian tergelak.
"Hemm....." Nathalia tambah kesal.
Bisa besar kepala dia, batinnya.
"Eh, Naresh balas," tukas Adelia. Konsentrasi mereka beralih ke grup chat lagi.
Nareshpati
Sama sama
Abiyan Ghiffarrie
@Nareshpati ❤️ mana?
Jayden
Mungkin karena bukan Nathal yang bilang ❤️
Abiyan Ghiffarie
Nathal, harusnya lo juga komen. Jangan sampai dibilang ngga tau terimakasih
Karla Amina
Abiyan, jangan ikut campur urusan orang lain
Abiyan Ghiffarie
🤪
Milan Syailendra
@Nevia sayang, besok aku beliin kalo kurang. Kirim ke aku alamatnya
Nevia Shaista🌹
Iyaa sayaaang.....
Abiyan Ghiffarie
Belum sah panggil sayang
Milan Syailenda
Iri bilang bos😛
Baim Nagata Faros
🔥🔥🔥🔥
Jayden
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Fadel Arya Wisesa
Pilihan istri gua memang ngga kaleng kaleng. Best Seller
Adelia Riani
Istri lo baik banget. Kalo mau lagi, call aku aja, Del.
Fadel Arya Wisesa
Oke
Nathalia menyimpan ponselnya. Dia malas kalo sudah ada Abiyan. Komen komennya menyebalkan.
"Kira kira Naresh melting, ngga, ya, ada gambar love gitu?" canda Ayra.
Ya, enggaklah. Kan, bukan dari aku, batin Nathalia sengit.
"Sedikit mungkin," jawab Luna. Keduanya kembali ngikik.
"Harusnya kamu juga komen, Thal," timpal Adelia juga tergelak.
Nathalia menatap kesal kembarannya kemudian beralih pada kedua sepupunya.
*
*
*
Naresh tersenyum. Baru kali ini dia merasa sangat senang karena pemberiannya diterima Nathalia. Dia bersyukur sudah dimasukkan ke dalam grup ini.
Dia kemudian membaringkan tubuhnya dengan bibir yang terus menyunggingkan senyum.
Masih terbayang di matanya bagaimana gaya Nathalia makan saat itu.
Walaupun manyun dan sesekali berdecak dan mengumpat, dia tetap saja terlihat cantik.
Maaf, ya, Nathal, batinnya. Kamu prioritas utama aku, kok.
Ngga tau kapan dia bisa jujur dengan perasaannya terhadap Nathalia. Tapi bayang bayang masa lalu suka menjegal niatnya tiba tiba. Lidahnya jadi ngga sinkron dengan hatinya.
*
*
*
"Del, kamu yang anter aku, ya," pinta Nathalia memohon setelah si kembar rese keluar dari kamarnya.
"Loh, Naresh, kan, yang mau antar," sanggah Adelia.
"Kamu aja. Aku ngga mau pergi sama dia."
Adelia menatap kembarannya penuh curiga.
"Kenapa? Kamu takut lost control jadi bisa berci uman?"
BUG
Nathalia melemparkan cup kosong itu ke bahu Adelia yang sama sekali tidak menghindar tapi malah tertawa tergelak gelak sambil mengambil cup kosong itu.
"Kamu harus sungkem, Thal, dengan yang beliin kamu cup ini."
Nathalia memijat keningnya.
Kenapa selalu saja topik itu yang jadi ledekan untuknya. Salahnya memang ngga bisa menahan diri waktu itu, rutuknya dalam hati.
Ngga tiap ketemu juga ci uman kali, gedeknya lagi dalam hati.
"Lihat, kamu aja sampai makan empat cup. Hati hati kembung atau nambah berat badan. Gaun pengantinnya bisa ngga muat nanti, Thal."
Nathalia mendengus kesal. Tapi dalam hati mengakui kebenaran ucapan kembarannya. Maminya bisa protes kalo nanti gaunnya ngga muat. Terutama di bagian perut.
abiyan jgn sampai jatuh cinta sm ratna