(S1)
"Gabisa, pokonya gue gamau hamil sampe gue lulus SMA" - Dini
"idihh siapa juga yg nafsu liat lo yg kerempeng" - Raka
bagaimana kisah pernikahan terlalu (Dini) mereka.
(S2)
"Cowo ngeselin, tapi aku suka"- Mela
"Nona aneh yang punya banyak kejutan" - Bima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dillah Dillot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 Hari Bersama Para Mertua
Matahari sudah lelah memancarkan sinarnya ia pun turun dan menyuruh bulan untuk menggantikan nya bersinar. Keluarga Aditama sudah berkumpul di meja makan ditamabah menantu dan calon menantu mereka tentunya. Usai makan malam Dea pamit pulang karena takut ibunya khawatir.
"kamu gak nginep aja nak?" tanya Risa
"kayanya enggak deh bun, tadi mamah nyuruh aku pulang soalnya"
"oh yaudah, tapi dianter Rendra ya"
"gak apa-apa bun, aku pulang sendiri aja"
"gak boleh nolak ya, anak gadis tuh bahaya nyetir sendiri malam-malam"
"udah si De ikutin aja kata bunda" Dini ikut berucap
"iyaudah deh"
Setelah kepergian Dea dan Rendra, Lary dan Risa mengajak Dini dan Raka ikut bergabung di ruang tv
"oh iya yah, aku sama teman-teman mau pinjem vila di bandung kita mau liburan disana, boleh gak yah?"
"padahal ayah sama bunda mau jenguk grandma, katanya grandma pengen ketemu suami kamu"
" yah gimana dong yah, aku ga enak sama teman-teman soalnya udah iyain buat liburan bareng mereka"
"memang kamu berapa hari disana?"
"3-5 hari kemungkinan yah"
"masih bisa nyusul ko, ayah sama bunda disana 2 mingguan"
"yangg kamu mau kan ketemu grandma?"
"iya aku juga sekalian mau kenalan sama grandma kamu"
"asikkk,, berati dari bandung kita langsung ke australia deh"
"seneng banget kayanya"
"seneng dongg yangg, jadi honeymoon kita keluar negri sesuai keinginan aku"
Waktu menujukan pukul 22:00, Dini melihat Raka terus menguap ia pun pamit kepada orang tuanya untuk pergi tidur karena Raka dan dirinya lelah seharian ini mengikuti pertandingan basket dan voli. Setibanya dikamar Dini menyuruh suaminya itu untuk memberishkan dirinya terlebih dahulu.
"yangg pijitin dong, kaki aku rasanya pegel gara2 main basket terus dipake batal kamu juga tdi sore"
"sini"
Raka meluruskan kaki nya lalu dipijatlah kaki itu oleh Dini, lima belas menit lebih Dini memijat kaki suaminya itu secara bergantia. Ia melihat suaminya telah tertidur pulas, Dini pun menyudahi pijitanya lalu bangkit dan merebahkan dirinya disamping Raka dan ikut memejamkan matanya.
Alarm Dini telah berbunyi, Dini meraih ponselnya dan mematikan alarm tersebut, setelah benar-benar membuka matanya yang pertama ia lihat adalah wajah suaminya yang berada tepat disampiingnya.
"Pagi sayangg"
"Pagi, sekarang jam berapa?"
"setengqh 7"
"yaudah kamu mandi duluan aku mau telpon mamah dulu buat ngabarin klo kita mau kesana"
Dinipun mengikuti perkataan suaminya, ia berjalan menuju kamar mandi lalu melakukan ritual mandinya. Setelah lima belas menit Dini keluar kamar mandi dan menuju lemari pakaian.
"yangg kamu pake baju biasa aja, kita gak sekolah hari ini"
"lah emng kenapa?"
"gak apa-apa aku males aja, lagian gada pelajaran ini kan" Dini mengangguk tanda mengerti.
"yangg kamu udah telpon mamah? tanya nya sebelum Raka mamsuk kekamar maandi"
"udah yangg,, aku mandi dulu ya sayang"
Drrttt,,,Drrttt
Ponsel Raka berdering tanda panggilan masuk, Raka membalikan badanya kembali untuk mengambil ponselnya, namun Raka mengabaikan panggilan tersebut.
"kok gak diangkat yangg, kenapa?"
"kamu aja yang angkat aku males"
Dini mengambil ponsel suaminya itu, ia melihat panggilan masuk dari Ratna Agatha, Dini menggelengkan kepala lalu tersenyum dan mematikan panggilan itu lalu memblokir nomor Ratna.
"pantes aja kamu gak mau angkat, tenyata cabe yg telpon" ucap Dini di depan pintu kamar mandi lalu ia tertawa.
"Mangkanya aku males, gak ada cape nya dia ngejar aku" jawab Raka dibalik kamar mandi.
Setelah keduanya siap mereka pun turun menuju ruang makan karena tadi bunda Risa sudah memanggil untuk sarapan. Mereka semua berkumpul diruang makan dan menikamti sarapan mereka, usai makan mereka masih duduk di meja makan karena tengah menikmati puding santan buatan bunda Risa.
"Kalian ga sekolah?" tanya Ayah Lary
"enggak yah, kita mau ke rumah papah mamah" jawab Raka
"oh iya ini bunda nitip buat mamah kamu ya" bunda Risa membuka kulkas lalu mengambil kotak yang berisi kue.
"ini buatan bunda, sengaja bunda buat tadi pagi-pagi sekali" lanjutnya lagi
"wah bunda ngerepotin, makasih bun nanti aku sampein ke mamah"
"ngga ko sayang, ini kan buat besan masa repot sih"
"makasaih ya bun"
Lary dan Rendra pamit untuk pergi kekantor, sedangkan Dini tengah bersiap-siap di kamarnya untuk pergi kerumah ibu mertuanya. Dini menghampiri ibunya dan Raka yang tegah duduk disofa, lalu mengajak Raka untuk pergi setelah pamit pada ibunya itu. Mereka menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam untuk menuju kediaman kusuma. Raka memarkirkan mobilnya lalu turun dan menghampiri ibunya yang sudah menyambut mereka di halaman rumah.
"assalamualaikum, ma anak mu datang bawa menantumu" ucap Raka yang sudah menghampiri ibunya itu lalu menyaliminya.
"waalaikumsalam, wah mamah kangen banget sama kalian" jawab Lita lalu memeluk menantunya itu.
"ini mah, dari bunda katanya buat mamah" Dini menyodorkan kotak kue itu kepada mertuanya.
"waah brownies kukus kesukaan mamah, mamah harus telpon bunda kamu nih buat berterimakasih. ayo masuk nak"
Dini dan Raka mengikuti Lita yang berjalan terlebih dahulu untuk memasuki rumah. Raka melihat papahnya yang tengah menikmati kopi sambil membaca koran diruang tengah, setelah menylimi papahnya Raka dan Dini ikut bergabung bersama. Mamah Lita datang dengan membawa brownies yang sudah di potong-potong diikuti oleh bi iyam yang membawa minuman, setelah menatanya di meja bi iyam pamit untuuk krmbali kedapur.
"pah ini kue nya besan kita yang buat, katanya sengaja bikin karena anak-anak mau kesini" ucap Lita membuka obrolan.
"wahh enak ni mah, kapan-kapan kita harus mampir kesana buat berterimakasih"
"tadi mamah udah bilang maksih lewat telpon, tapi mamah juga setuju deh sama saran papah"
"papah hari ini gak kekantor?"
"papah kamu sengaja libur karena menantu cantiknya mau dateng" Dini tersenyum mendengar perkataan ibu mertuanya"
"oh iya sayang, tadi di telpon katanya ada yang mau diomongi. Ada apa? tanya Lita dengan mata yang tertuju pada Raka lalu bergantian pada Dini."
"oh itu mah sabtu depan ada perkumpulan wali murid disekolah sekalian bagi Rapot, jam 10 pagi. Terus aku sama Dini mau liburan bareng temen2 di bandung 3-5 harian disana. Terus kita mau honeymoon di Australia sekalian mau ketemu grandma nya" ujar Raka panjang lebar
"okay mamah pasti datang, eh tunggu australia?"
"iya mah, soalnya bunda sama ayah yang nyuruh kesana" Dini ikut bersuara
"oh iya pah, kita juga kesana yuk. Aku kangen Rara" Lita terlihat sedih setelah mengucapkan nama Rara
"ah iya juga, kakak kamu itu udah mau setahun gak pulang"
"mungkin dia lagi sibuk nyelesain tesis nya pah" ucap Raka yang berusaha positif thingking
"tapi masih suka telpon kan pah?" tanya nya lagi
"masih, seminggu yang lalu ngasih kabar katnya bulan depan dia wisuda"
"yasudah mah gak usah sedih, kita kesana ajh bareng anak-anak, Dini juga belum sempet ketemu ka Rara kan?"
"iya pah, mah. Aku mau ko ketemu ka Rara"
Siapa Rara sebenarnya, iya Rara adalah putri pertama dari Erik Wijaya Kusuma. Nadira Wijaya Kusuma, wanita cantik berumur 25 tahun dengan perawakan tinggi semapai rambut ikal bergelombang wajah yang agak chines karena turunan dari keluarga Wijaya adalah turunan China.
Lita pamit untuk memasak makan siang, lalu Dini menawarkan diri untuk membantu. Sepeninggal Lita dan Dini, ayah dan anak itu melanjukat obrolan mereka.
"nak, kamu sudah mau lulus sekolah. Setelah itu kamu mau lanjut kemana?"
"aku ingin seperti papah, mungkin aku akan mengambil Manajemen perhotelan"
"papah gak kan ngelarang kamu sebenarnya kamu mau ambil juran apapun papah akan setuju"
"gak apa-apa pa, itu cita-cita aku sejak kecil ingin seperti papah"
*
*
*