Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Cincin dari Almarhumah Mama
Semua tamu tampak menatap ke atas, menyambut kedatangan Nicho. Para tamu begitu terkesima dengan kemunculan sosok tersebut, sosok tampan, tinggi tegap dengan jam tangan yang melingkar di tangannya. Sosok yang memakai tuxedo putih senada dengan gaun milik Ganesa.
Nicho berjalan diiringi keluarganya, kemudian rombongan keluarga itu duduk di tempat yang sama dengan keluarga Ganesa. Mereka saling berkenalan, berjabat tangan. Kakek tak tau berita apapun tentang Nicho dan Ganesa. Bahkan keluarga Ganesa yang disambut hangat oleh kakek sepertinya juga tak mau membahas kejadian itu lagi.
Sedangkan Nicho dibimbing Rangga untuk menuju ke tempat ijab, dia dipersilahkan duduk di samping Ganesa. Kini Nicho dan Ganesa duduk bersebelahan namun enggan saling memandang. Jantung keduanya tampaknya ingin keluar. Entah bagaimana, pernikahan ini seakan nyata dan bukan main-main.
Kedua keluarga yang saling bercengkrama hangat menatap ke arah Ganesa dan Nicho yang terlihat canggung. Memang belum ada pak penghulu, jadi para wali dan juga saksi masih duduk di tempat masing masing, memberikan waktu pada Ganesa dan Nicho untuk mencairkan suasana.
"Ini mahar untukku?" tanya Ganesa saat Nicho duduk. Walau ketakutan pada Nicho kembali muncul dalam dirinya, namun Ganesa tetap memberanikan diri untuk bertanya.
Nicho dan Rangga menoleh ke asal suara. Dua pasang mata yang belum sempat menatap Ganesa tampak menoleh. Keduanya tampak terpesona dengan wajah cantik wanita di sampingnya, terlebih lagi Nicho. Nicho yang menatap dua bola mata indah Ganesa membuat jantungnya tak karuan, segera lelaki itu menatap ke arah meja dan kembali menatap ke arah Ganesa.
"Ya," jawanya singkat.
Ganesa tersenyum sinis, baginya pernikahan adalah hal yang diimpikan. Entah bagaimana kedepannya, dia ingin momen ini terlihat sempurna di mata hadirin. Dia ingin cincin pernikahan dan bertukar cincin nantinya.
"Bagiku ini kurang," ucap Ganesa.
Deg
Nicho tampak mengepalkan tangannya, kurang? Bagaimana bisa wanita di depannya mengatakan itu? Untung saja wanita itu bicara pelan, hingga tak ada yang mendengar selain Rangga.
"Apa maksudmu?" ucap Nicho lirih dengan wajah datar dan tampak emosi.
"Aku ingin cincin, tidak mau tau, harus ada," ucap Ganesa.
Seketika Rangga dan Nicho menoleh ke atas meja, Rangga tampak memejamkan matanya. Cincin?Bagaimana bisa dia lupa mempersiapkan cincin?
Nicho yang memasrahkan semua pada Rangga juga terkejut, tak ada cincinnya? Dia sudah berpikir yang tidak tidak tadinya. Dia pikir Ganesa akan memerasnya. Tapi ternyata hanya cincin? Nicho melirik Rangga dan tampak geram pada asistenya itu.
"Tidak penting juga, bisa dibeli nanti setelah pernikahan," ucap Nicho dengan santainya.
Ganesa mengepalkan tanganya. Dia seakan tak terima, yang dia inginkan harus ada.
"Aku mau cincin," ketusnya. Hatinya semakin dongkol.
Nicho menatap Ganesa dengan tajam, dia kesal sekali dengan wanita didepannya.
"Aku bilang tidak penting," ucap Nicho.
Ganesa membelalakan matanya.
"Beri cincin, atau batal..." ucapnya tak mau kalah.
Deg
Ucapan Ganesa bagai telak mematikan, seketika Nicho mengepalkan tangannya. Sangat kesal pada wanita di sampingnya. Batal? Nicho melirik ke belakang, netranya melihat kakek yang berbahagia disana. Bagaimana bisa batal? Mampukah dia melihat kakeknya kecewa?
Kakek dan papa Hendra tampak tersenyum melihat Nicho dan Ganesa yang bercengkrama. Mereka pikir dua orang itu mengobrol sesuatu yang indah.
"Jangan main main denganku Nona, aku bisa membuatmu menderita jika melakukan itu," ucap Nicho dengan wajah dinginnya. Mungkin Ganesa memang takut. Tapi dia tidak mau mundur.
"Kau pikir aku main main? Aku bisa membatalkan saat ini juga," ucap Ganesa sama dinginnya.
Nicho memejamkan matanya, dia berpikir Ganesa sengaja melakukan ini untuk mencari celah agar batal nikah. Bagaimana ini? Meminta Rangga untuk mencari? Waktunya sangat mepet sekali. Dan diapun tak mau pernikahan batal dan membuat kakeknya bersedih.
Nicho, cincin ini berpasangan. Berikan pada pasanganmu nanti ya. Mama sudah memberi pada kakakmu juga. Umur tak ada yang tau, mana tau mama tak bisa melihat hari bahagiamu. Bahagialah dengan wanita yang menjadi jodohmu nantinya.... Simpan ya.
Nicho menghela napas panjang, apa iya dia harus memberikan cincin itu pada Ganesa? Nicho tak berpikir sejauh itu. Rencananya dulu, memberikan cincin itu pada wanita yang dia cintai. Ganesa? Tak ada cinta untuknya, lalu apa harus dia memberikannya?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...