NovelToon NovelToon
Pengantin Palsu Sang Mafia

Pengantin Palsu Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:246.8k
Nilai: 4.5
Nama Author: Lusica Jung 2

"Dia adalah suamiku!!"

Tanpa banyak berpikir, Nara mengakui Zian sebagai suaminya di depan mantan kekasihnya. Tujuannya adalah supaya pemuda itu tak lagi mengganggunya.

"Dia adalah, Nara. Istriku!!"

Zian juga melakukan hal serupa ketika seorang wanita yang mengaku sebagai tunangannya tiba-tiba datang dan mengusik hidupnya. Zian ingin wanita itu tak lagi mengganggunya dan pergi sejauh mungkin dari hidupnya. Bukannya pergi, dia malah bertekad untuk memisahkan Zian dari perempuan yang dia sebut sebagai istrinya tersebut.

Demi kesempurnaan sandiwaranya. Akhirnya Zian dan Nara sama-sama sepakat untuk menjadi suami-istri, namun hanya pura-pura. Dan mereka berdua menjadi Pengantin palsu yang hatinya saling terikat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Tamu Tak Diundang.

Di luar sana, matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Embun segar masih nampak bertetesan dari ujung dedaunan dihalaman. Burung-burung bersiul saling bersahutan. Sungguh pagi yang indah, bukan?

Namun di tengah keindahan pagi ini, terdengar gerutuan seorang gadis. Dari raut wajahnya saja kita bisa tahu kalau suasana hatinya sedang tidak seindah suasana pagi hari ini.

Gadis itu berjalan keluar kamarnya sambil terus berkomat-kamit tidak jelas. Semalam Nara tidak bisa tidur dengan nyenyak karena nyeri haid.

Gadis itu merutuki tamu bulanannya harus datang diwaktu yang tidak tepat, dan bodohnya lagi Nara lupa tidak membawa obat pereda nyeri haid karena dia pikir tamunya itu baru datang Minggu depan. Tapi ternyata sudah datang semalam.

"Dasar tamu bulanan menyebalkan, menyiksa orang saja!!"

Nyonya Willian yang sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan lantas menoleh dan menatap Nara penuh tanya. Ibu dua anak itu lalu menghampiri putri bungsunya itu kemudian meletakkan punggung tangannya di kening Nara.

"Hm, tidak panas."

"Yakk!! Mama pikir aku tidak waras?!" Teriak Nara, dia semakin keras karena ucapan ibunya.

"Habisnya kau terus saja menggerutu tidak jelas. Jadi Mama pikir kau salah minum obat, memangnya ada apa?" Tanya Nyonya William penasaran.

"Perutku sakit, rasanya seperti melilit. Semalam aku kedatangan tamu bulanan, dan itu membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak." Ujar Nara.

"Jadi itu masalahnya, Mama pikir karena apa. Nanti Mama buatkan ramuan turun temurun peninggalan mendiang nenekmu. Dulu saat Mama datang bulan dan nyeri perut, nenek selalu membuat ramuan itu. Sebaiknya sekarang kau mandi dan bantu Mama menyiapkan sarapan."

Nara menggeleng. "Tidak mau. Perutku sakit, Mama minta bantuan Bibi Wang saja. Aku mau keluar sebentar, tidak ada pemb*lut di rumah aku pergi ke mini market dulu." Ucapnya.

"Jangan sendirian. Tidak aman, akhir-akhir ini sering terjadi pel*cehan pada gadis muda disekitar sini. Jadi sebaiknya minta Zian untuk menemanimu."

"Dia masih tidur, sepertinya kelelahan dan aku tidak tega untuk membangunkannya." Jawab Nara.

"Siapa bilang. Bahkan Zian sudah bangun sejak pagi tadi. Dia ada di teras belakang bersama papamu. Mereka sangat cocok, dan Mama belum pernah melihat papamu seakrab itu dengan orang asing, apalagi itu anak muda. Sepertinya papamu sangat menyukai Zian," ujar Nyonya William.

"Ya, mungkin saja. Kalau begitu aku panggil dia dulu."

Nara meninggalkan dapur dan melenggang menuju teras belakang. Kebetulan sekali, Nara menang agak malas mengemudi. Nyeri datang bulan yang begitu menyiksa membuat Nara malas untuk melakukan aktifitas apapun.

Dari jarak tiga meter. Yang terlihat oleh mata Nara hanya punggung tegap Zian yang tersembunyi dibalik kemejanya, punggung itu begitu lebar dan bidang. Rasanya Nara ingin berlari dan menubruk punggung itu, tapi tidak mungkin. Dia terlalu gengsi untuk melakukannya.

"Zian, ayo temani aku keluar sebentar. Ada yang perlu aku beli." Ucap Nara.

"Tidak boleh!! Zian sedang menemani Papa mengobrol. Jadi kau pergi sendiri saja," pinta tuan William.

"Jangan seperti bocah, Pa. Kalau ingin mengobrol, sebaiknya Papa ke dapur saja dan temani mama. Kalian bisa mengobrol di sana." Jawab Nara. "Ayo, ini sangat darurat."

Nara menyerahkan kunci mobilnya pada Zian, dan meminta pemuda itu untuk mengemudi. Dia terlalu malas untuk mengemudi, apalagi dengan nyeri datang bulan yang sedang ia alami ini.

-

-

"Apa ini, Pa?"

Devan menatap bingung sebuah dokumen yang diserahkan oleh sang ayah padanya. Lalu Devan membukanya guna mengetahui dokumen apa itu sebenarnya. Dan ternyata adalah surat pengalihan semua kekayaan dan harta yang dimiliki oleh keluarga Lu.

"Maksud Papa apa ini?" Tanya Devan meminta penjelasan.

"Papa sudah membalik namakan semua harta dan kekayaan yang dimiliki atas namamu. Kau akan menjadi pewaris tunggal dari semua kekayaan keluarga Lu."

"Lalu bagaimana dengan, Zian?" Devan menyela cepat.

"Dia ya, Papa rasa Zian tidak membutuhkannya. Lagipula dia sudah sukses sekarang, jadi untuk apa mengharapkan harta warisan dari Papa lagi," ujar Tuan Lu.

"Maaf, Pa. Aku tidak bisa menerimanya jika seperti itu, itu namanya tidak adil. Aku tidak ingin Zian semakin membenciku karena ketidakadilan Papa ini. Jika ingin membagi harta warisan itu, sebaiknya secara adil."

Ini namanya tidak adil dan pilih kasih. Tidak salah memang jika Zian begitu sangat membenci ayahnya. Karena Tuan Lu memang tidak pernah bisa adil pada kedua putranya tersebut. Dia selalu pilih kasih dan tak pernah adil pada mereka berdua. Dan itulah yang memancing amarah Zian hingga membencinya.

Sebenarnya Devan juga tidak ingin diperlakukan secara istimewa oleh kedua orang tuanya. Dia tidak pernah memintanya, dan Devan selalu berusaha agar mereka bisa adil pada Zian. Tapi kedua orang tuanya tak pernah mau menghiraukan apa yang dia katakan dan selalu bersikap keras kepala.

Devan ingin memperbaiki hubungannya dengan Zian. Dia tidak ingin permusuhan mereka semakin berlarut-larut lamanya. Mereka berdua adalah saudara, dan Devan ingin sekali saja, Zian memanggilnya kakak. Meskipun itu sangatlah mustahil.

"Kalau urusan Papa sudah selesai, sebaiknya Papa pulang saja, aku masih harus kembali bekerja." Devan bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja.

Tuan Lu menghela napas berat. Padahal dia sudah memberikan yang terbaik untuk Devan, sudah lama dia mempersiapkan semua itu. Tapi Devan malah menolaknya dan mengatakan dia tidak adil.

-

-

DORRR...

Bruggg...

"AAAAHHHHH!!"

Nara berteriak histeris ketika memasuki sebuah pusat perbelanjaan, dan tiba-tiba seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya jatuh di hadapannya dengan sebuah lubang di keningnya setelah terdengar suara tembakan di lepaskan.

Suasana mall yang semula tenang, berubah mencekam karena insiden tersebut. Orang-orang berhamburan keluar dan berusaha menyelamatkan diri. Beberapa petugas yang kebetulan berpatroli disekitar mall langsung mendatangi TKP, tapi sayangnya pelaku penembakan tidak berhasil ditemukan.

Tanpa banyak basa-basi. Zian menarik Nara meninggalkan pusat perbelanjaan. Dia sempat melihat siluet seorang laki-laki di lantai dua mall tersebut, dan Zian yakin sekali jika dia adalah pelakunya. Akan tetapi dia tidak mau ikut campur karena itu memang bukan urusannya.

"Minum dulu," Zian memberikan sebotol air mineral pada Nara. Gadis itu tampak gemetaran, Nara terlalu syok dengan apa yang terjadi tadi.

"Kita pulang saja," ucap Nara yang kemudian dibalas anggukan oleh Zian.

Baru juga hendak meninggalkan Mall tersebut. Sebuah senjata api menempel di kepala belakang Zian. "Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi setelah melihat apa yang tidak seharusnya kau lihat tadi?!" Ucap orang itu dalam bahasa Inggris.

"Jauhkan senjata itu dari kepalaku, sebelum aku membuatmu menyesal karena bernai mengancamku!!"

-

-

Bersambung.

1
kalea rizuky
klo Zian tukang celup males deh
Faalih Robbani
thor,visualnya kok gk cocok bnget ya? thor buat visualnya yg kebih keren gitu.ini wajahnya kaya cewek thor.maaf ya thor.
Faalih Robbani
kayaknya seru ni ceritanya.lanjut ahh....
Jumini Pekalongan
Kecewa
Elisabet Linarosy
cowok tanpan yg sadis
Rahma Hakim
Luar biasa
Anonymous
keren
Nur Aidi Athi
Buruk
Nur Aidi Athi
Kecewa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Maizuki Bintang
bgs
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!