Kania indira putri dipaksa menikah dengan anak Majikan yang sedang patah hati.
Padahal ia tahu sejak Awal bertemu Aran sangat membenci dirinya.
Dia kerap menjadi ajang pelampiasan kekasalan Aran.
Tapi apa hendak di kata karena hutang dan balas Budi Kania harus menerima takdir menjadi istri Seorang Aran Maheswara yang dingin dan angkuhnya tidak ketulungan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lara hati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh empat. Jangan berharap
Lee terkejut saat bertemu kembali dengan
Gadis pelayan yang seragamnya pernah di siram jus dan di permalukan saudara kembarnya, Celine.
Satu- satunya gadis yang tidak takut pada Celine dan sama sekali tidak terpikat pada pesona Charles Adam sentosa
Lee yang awalnya merasa sangat bersalah padanya karena sikap buruk adik perempuannya begitu sampai rela menunggui di luar kamar mandi saat gadis itu membersihkan diri di toilet
Pandangan pertama,Lee langsung tertarik merasa sikapnya yang tenang dan sedikit mengacuhkan Adam membuat penasaran.
Lee terus memikirkannya...
Hingga memutuskan untuk bekerja di perusahaan Bintang sejahtera demi gadis itu.
Tetapi Lee mengerti, mengapa saat ini, gadis itu malah berstatus sebagai istri Aran Maheswara.
Sejak kapan Aran menikahinya?.
Setahunya hingga detik ini Aran masih sangat mencintai Silvia.
Terbukti Aran begitu mengkhawatirkan Mantan kekasihnya itu.
Hubungan percintaan Aran dan Silvia juga baru berakhir setelah di mengetahui Silvia menikahi pria lain.
Apakah ada sesuatu di balik pernikahan mereka?
ada kemungkinan gadis itu sedang di mamfaatkan?.
Atau ... Memang dia adalah tipikal gadis mata duitan yang rela menjual harga diri demi hidup senang?.
Sebelumnya banyak rumor tak sedap beredar tentang perilaku buruk Tuan muda pewaris perusahaan Bintang senjahtera,Pasca di tinggal nikah kekasihnya
Rumor- rumor itu di jadikan sebagai alasan untuk menjatuhkan pamor Aran dan perusahaan untuk mencabut haknya sebagai pewaris. Sedangkan para saingan bisnis memamfaatkan momen untuk menjatuhkan nama baik perusahaan.
Lee bisa mengambil kesimpulan, pernikahan Aran dan gadis itu murni bukan karena cinta.
Pernikahan itu hanya strategi keluarga Sanjaya untuk menutupi Keburukan putranya yang semakin tidak terkendali
Meski begitu hal tersebut
Cukup membuat Lee kecewa. Selama ini dia telah salah menilai, Gadis itu sama seperti gadis pada umumnya yang lebih tertarik pada kekayaan keluarga Sanjaya dan ketampanan putranya.
Lee bisa melihat, sangat jelas, Bila Aran. sama sekali tidak perduli pada nya.
Bahkan, di saat istrinya bersamanya, masih bisa mencemaskan mantan kekasih tanpa takut menyakiti perasaan sang istri.
Lee menganggap Kania sebagai Gadis malang yang bodoh.
Menikahi pria yang sudah jelas tidak cinta padanya.
Dalam hati, Lee mencemooh Kania.
" Sejak awal aku sudah sangat tertarik padamu.Sayang kau membuat aku kecewa" batin Lee
Kania dan Aran kembali dari kantin., Lee terus saja memandangi Kania secara diam- diam.
Gadis itu masih sangat menarik di mata Lee.
Wajahnya yang mungil berbentuk hati, bibir kecil tapi penuh, Kulit putih, mata bulat dan jernih, Sikapnya yang tenang dan lembut terlihat bagai gulali kapas yang manis.
" Lee! kamu melamun? Ayo, pulang..." Terdengar suara Kinasih mengejutkan Lee yang masih terus memandangi Kania.
" Maaf.." Lee tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuknya kikuk. Tapi matanya masih sempat melirik Kania hingga tatapan mereka bertemu sekilas.
Kania tersenyum kecil, tapi ramah.
Lee hanya diam tidak membalas senyumannya meski sebenarnya senyum itu mampu membuat jantung Lee, kelojotan karena terpesona.
Gadis itu langsung menuju mobil Lee.
" Kamu pulang bareng Aran saja..." Perintah Kinasih, saat Kania ingin ikut masuk kedalam Mobil yang di supiri oleh Lee.
" Ta- tapi, Ma?." Kania ragu- ragu.
" Ayo...! dia suamimu..Masa kau masih malu padanya." Bujuk Kinasih mendorong Kania kembali pada Aran.
Kania terlihat kecewa tapi dia hanya bisa patuh pada perintah Kinasih.
Tiba di sisi mobil sport merah itu, Aran menyambut Kania dengan ekspresi dingin
"Masuk!" Titahnya dengan nada jengkel.
Sedikit canggung Kania masuk Lalu duduk di sisi Aran.
Kursi itu sangat empuk dan nyanan.
Kania sangat takjub. Mobil itu sangat canggih, desainnya sangat maskulin.
Cocok sekali bagi laki- laki yang memiliki selera tinggi dan berkelas seperti Aran.
Kania sangat tersanjung seperti bermimpi
Bisa naik mobil mewah di supiri Pria yang super keren dan ganteng.
" Pakai sabuk pengaman!" Bentak Aran menyadarkan Kania bahwa semua itu bukan mimpi.
Kania melirik kaget dan mengangguk pelan.
Beberapa detik berlalu, tapi Kania, belum berhasil memasangnya.
Aran terus melihat Kania tak sabar yang masih kesulitan dengan sabuknya
Sudah jelas, gadis seperti Kania tidak akan bisa memikat pria metropolis seperti Aran.
Yang ada dia semakin jengkel padanya..
Kania semakin gugup karena tatapan Aran yang tajam menusuk
" Tuhan bantu Aku.." mohon Kania
"Astaga! yang benar saja! pakai sabuk pengaman saja kau tidak bisa!?"
Tiba- tiba Aran bergerak mendekati Kania, tangannya melingkar melewati pinggang, menarik sabuk itu dan mengikatnya.
Gadis miskin seperti dirinya mana pernah bermimpi untuk bisa duduk didalam mobil sekelas Supercar Atau Lambhorgini.
Reflek Kania memundurkan tubuh ke belakang dengan ekspresi kaget.
" Ck! Dasar kampungan!" umpat Aran.
posisi tubuh keduanya nyaris berhimpitan.
Gerakan Aran begitu tiba- tiba dan sangat cepat.
Tanpa sadar Kania menahan nafasnya karena tegang.
Tetap saja Aroma maskulin bercampur keringat menerobos indera penciuman Kania.
Membuainya, Irama jantungnya berdetak semakin kencang,tak beraturan.
Aran menyadari apa yang dirasakan kania saat ini
Timbul niat untuk mengerjai gadis itu.
Aran memposisikan wajahnya sejajar dengan Kania untuk sesaat menyapu wajah Kania dengan matanya yang menghujam tapi menyorot lembut.
Aran bisa melihat dengan jelas, wajah lembut Kania yang berbentuk hati, dengan kulit nya yang putih dan mulus.
Begitu polos tanpa sapuan make up sama sekali,
Bibir mungil tapi penuh, hidung mancung, mata jernih dan bulat, di naungi Alis yang tumbuh rapi serta bulu mata indah nan lentik..
Di pandangi Aran dalam jarak lima centi membuat
Kania Gelagapan, perasaanya semakin tidak karuan.
Bahkan gadis itu sampai memejamkan mata karena salah tingkah.
Terbit senyum di bibir Aran.
Mendekatkan bibirnya ke kuping kania dan berbisik,
"Aku bisa mendengar, sangat jelas, Jantungmu hampir meledak, sayang...."
Mata Kania terbuka.
Aran tersenyum tapi jelas bukan senyum yang manis dan ramah.
Pria itu tersenyum untuk mengejeknya.
Aran kembali ke posisinya. sambil tertawa puas.
"dasar Norak.." Kania mengumpat dengan mulut komat - Kamit. Lalu membuang muka keluar jendela menghindari tatapan curiga Aran.
Kania menghela nafas
dan terus berdiam diri matanya terus fokus melihat keluar jendela.
Menikmati perjalanan pertamanya menaiki mobil sport mewah itu.
Kania berniat akan menceritakan pengalaman berkesan ini pada Ana dan Eli saat tiba di rumah.
Mobil itu terus melaju
Bayangkan bertapa irinya mereka nanti.
Membayangkan membuat Kania senyum- senyum sendiri
Aran memacu kendaraan dengan kecepatan sedang, siang itu Jalanan cukup padat di dukung cuaca yang sangat terik.
Kania mulai bosan.
Mereka sangat canggung
Selama perjalanan tak ada yang berminat memulai obrolan.
keduanya merasa tidak nyaman satu sama lain.
Aran fokus menyetir.
Kania fokus melihat pemandangan
Bosan dengan kegiatan melamun, Kania bersandar memejamkan mata mencoba untuk tidur.
Aran melirik sekilas.
diam- diam mengumpati gadis itu di dalam hatinya.
Kenapa juga dia mau mendengarkan Mama untuk pulang bersama gadis Pelayan itu.
Mobilnya pasti kotor dan di penuhi bakteri.
Aran berniat mencuci seluruh bagian mobil yang terkena sentuhan Kania.
Agar tidak ada sisa apa pun dari gadis itu yang tertinggal di mobil.
Mobil terjebak lampu merah, memaksa Aran berhenti, Dia diam- diam melirik Kania
Memandangi penampilan Kania yang tertutup.
Dari kepala hingga ujung kaki.
menyembunyikan setiap inci tubuhnya dari orang lain.
Aran tersenyum karena pernah melihat Kania tanpa Penutup kepalanya.
Rambutnya panjang dan indah.
Aran masih ingat rambut indah itu beraroma bunga mawar.
Merasa ada yang sesuatu yang mengganggu, Kania membuka mata, secara insting matanya langsung mengarah pada Aran.
Mata mereka bertemu
Sepersekian detik, tatapan mereka saling mengunci.
Kania yang jengah,buru- buru memalingkan wajah dengan rona pink memenuhi pipi.
Aran berdehem dan pura- pura fokus menyetir kembali.
Lampu Marka juga sudah berganti hijau.
Suasana kembali sunyi.
"Aku masih mencemaskan Silvia.."
Tiba- tiba Aran berbicara, Tidak tahu di tujukan pada siapa.
Bicara pada diri sendiri atau Kania.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. bila masih ada kesempatan, Apa pun kondisinya, aku tetap akan kembali pada Kekasihku kelak."
Kania tidak menjawab hanya matanya melirik Aran malas.
" Sejak awal,
aku hanya tidak ingin mengecewakan orang tuaku.Jadi kau harus sadar diri, Tidak perlu terlalu berusaha keras untuk menjadi istri yang baik, pernikahan ini hanya sementara. aku tidak akan pernah bisa menerima seratus persen hubungan ini. apalagi sampai punya pikiran untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis bersama kamu. Tolong jangan berpikir aku akan luluh hanya karena kau membuatkan makanan kesukaanku." kata Aran terus terang.
Hening...
Tidak ada jawaban dari Kania.
" Kamu dengar, tidak, sih!?"
tiba- tiba Aran berkata dengan nada tinggi sedikit membentak, jengkel di acuhkan
Kania menoleh, mendapati Aran tengah melihat ke arahnya dengan mata menyipit tajam.
Kania tersenyum tipis.
" Hmmmm..." Sahutnya singkat.
" Cih! menyebalkan!. Aku merasa bicara dengan tembok?!"
"kuping saya menyimak setiap rinci kalimat yang anda katakan, Tuan."
" Lalu kenapa tidak menanggapi. kau sangat tidak sopan!"
"Lantas aku harus bicara apa? Tuan juga tahu, aku menikah karena alasan
yang sama. Ter-pak-sa. Segala sesuatu yang terpaksa memang tidak enak." Sengaja Kania menekankan kalimat terpaksa pada Aran.
Jawaban Kania membuat laki- laki itu merasa keki.
"Sepertinya Kau menyalahkan aku...?"
Kania mengangguk.
" Sudah jelas, yang paling bersalah atas pernikahan ini, adalah Anda sendiri. Kenapa sebelumnya setuju untuk melakukan pernikahan.
Padahal bila anda menolak tak mungkin kita terjebak dalam ikatan konyol begini."
"Ikatan konyol, katamu? yang benar saja. menikah denganku kau anggap konyol."
"Iya..." Kania mengangguk meyakinkan.
Ciiiiit!
Aran menginjak pedal rem tiba- tiba.
Tubuh Kania spontan terdorong ke depan. Untungnya sabuk pengaman menyelamatkan Kania dari benturan dengan Dashboard.
Kania mengelus dada, jantungnya nyaris melompat keluar karena terkejut.
" Kenapa berhenti mendadak? Anda mau membunuh saya!!?"
Lanjut thor
Lanjut thor
Semangat thor