Tugas seorang suamu adalah memberi nafkah lahir batin seorang istri. Namun pada kenyataannya tak sedikit lelaki yang menyempelekan kewajibannya itu. Jangankan memberi nafkah secara sukarela, tak jarang istripun bagai pengemis yang harus berkali-kali bahkan mengiba untuk meminta yang telah menjafi haknya.
Tak sedikit kita temui banyak lelaki yang belum menyadari posisi tanggung jawabnya ketika ia memutuskan menikah. Banyak yang abai atau malah masih asik dengan hobinya nongkrong serta bermain game.
Itu juga lah yang terjadi dengan Heru, ia begitu abai menafkahi Rena. Bahkan uang belanja perharipun jauh dari kata cukup, Rena istri yang penyabar selalu menurut dan patuh kepada kehendak Heru. Karna baginya sturganya ada pada lelaki yang telah menikahinya itu.
Namun kesabaran yang telah ia semai diinjak-injak oleh keegoisan Heru, Rena lelah dalam kesabarannya yang tak pernah dihargai akhirnya berontak.
Hal apakah yang akan dilakukan Rena? yuk baca kisahnya, jangan lupa like, vote and komennya ya readers💜.
Terima kasih 😊😇💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hesti Afrianthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terciduk (23)
Hari aku hanya diam dirumah saja bersama dengan anak-anak. Aku ingin istirahat sejenak setelah beberapa hari kemarin sibuk mengurus orderan. Orderanku hari ini tak sebanyak yang kemarin tapi masih tetap kusyukuru itu. Mba Mia pun berkata bisa mengerjakan semuanya sendiri.
Ku lihat Hpku yang sudah retak mungkin sebagian orang tak layak pakai, akupun malu jika sedang dijalan harus menerima panggilan telepon. Makanya ketika dijalan aku lebih suka mematikan ponsel.
Ada hasrat ingin membeli sebuah Hp baru, ya itung-itung sebagai apresiasi untuk diriku sendiri yang sudah bekerja keras. Nominal uang yang ada dalam tabunganku oun sudah lumayan banyak.
'baiklah aku akan membeli hanphone baru saja, dengan begitu akan mendukung kinerjaku menjadi lebih mudah. Dan aku juga akan memulai mendaftarkan di sebuah toko Online terbesar diindonesia agar semakin banyak menjangkau pembeli dari semua wilayah diindonesia' batinku. Aku menjadi semakin bersemangat dan tak sabar ingin memulai semuanya sesegera mungkin.
"Arya sama Ani mau ikut mama gak?" tanyaku pada kedua anakku yang sedang asik bermain diteras rumah bersama teman-temannya. Ya, aku memang membiarkan anak-anak tetangga main kerumah, supaya anakku tetap dapat terus kupantau jika berada tak jauh daru rumah.
"Gak ah mah, mau main aja. dari kemarin mau maen kan gak bisa mulu mama ajakin ke rumah tante Mia" Anak sulungku menolak ikut. Ya aku memang sedikit merasa bersalah dengan tak memberikan banyak waktu mereka bermain bersama teman-teman sebaya nya.
"Ya sudah gak apa-apa, tapi jangan nakal ya bang"
"Terus ade mau ikut bunda?" tanyaku oada si bungsu.
"Gak ah mau main juga sama abang, tapi ade nitip es klim ya mah" pintanya sambil menunjukkan deretan giginya yang bercelah itu.
"hmmmmm..... oke deh" kucubit gemas hidup bangirnya yang dia wariskan dari papanya.
"Aasikkkk" senyumnya mengembang sempurna.
"Ya udah Mama pergi dulu sebentar kok, abang jagain adenya ya! ade juga jangan nakal nurut sama abangnya ya" pesanku pada kedua anakku. Mereka serempak mengangguk mantap. Kusodorkan selembar uang 5 ribuan untuk mereka jajan selagi aku pergi nanti.
"Wah enak ya kalo gak ikut, duit jajannya dobel" celetuk sisulung. sambil memasukkan uang tersebut kedalam saku celananya.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah polos mereka. segera kulangkahkan kaki menuju depan gang rumah. Aku hendak menumpang di mikrolet saja. toh jaraknya tidak terlalu jauh,
Sepuluh menit perjalanan, akupun telah sampai pada sebuah Mall yang cukup besar dikotaky. kulangkahkan kaki menuju lantai 3 Mall tersebut yang terdapat puluhan konter Hp dengan berbagai merek dan jenis.
Jujur aku tak begitu memahami soal soesifikasi handphone. Tapi aku hendak membeli sebuah hp bermerk Oppa yang telah lama aku inginkan. Aku mengunjungi sebuah konter yang sepi pengunjung. dengan begitu aku bisa puas melihat dan bertanya-tanya.
Pelayan itu sungguh ramah dan sabar menjawab semua pertanyaanku yang gaptek ini. dan aku telah memutuskan membeli hp dengan ram yang cukup besar untuk menampung semua gambar jualanku.
Tersenyum puas dan bangga dapat membeli barang impianku atas jerih payahku sendiri. aku menuruni lift menuju lantai 1. keluar dari lift aku memutukan mencuci mata sebentar melihat baju-baju ataupun barang-barang lainnya. toh melihat tidak harus membeli bukan hehehe.
Saat sedang asik melihat pakaian disebuah toko. Terdengat suara yang tak asing ditelingaku, berusaha mencari sumber suara itu, kutolehkan kepala ke kiri, kanan, depan dan belakang. Namun tak jua kutemui sosok itu. Suara itu terdengat semakin jelas. Kuberjinjit melihat sumber suara yang ternyata ada disebelahku terhalang baju-baju.
Kaget dan terbelalak demi mendapati apa yanh sedang kulihat saat ini. Tampak perempuan ABG tengah bergelayut manja pada seorang lelaki yang tak lain adalah Papa dari kedua anakku. Nampak perempuan itu sedang merengek minta dibelikan pakaian, tak ubahnya bocah kecil yang minta dibelikan permen.
"Yank.... Aku maunya dua warnanya yang ungu sama pink, soalnya aku suka banget sama modelnya. Boleh ya yank?!" tanya perempuan itu dengan suara centil. kuperkirakan wanita itu masih berumur 20 tahunan.
"Ya.... tapi kan tadi kamu abis makan pizza loyang besar. Uangnya gak ada lagi, beli satu aja dulu ya! nanti kalo Mas ada uang kita balik lagi kesini beli satu lagi" bujuk sang lelaki durjana itu dengan wajah melah mengkerut persis seperti dompetnya yang mengkerut kehabisan daya karna diporotin.
"Emmmm.... klo besok abis gimana?" rengeknya tak putus asa. tampak Heru menggaruk kasar kepalanya yang tidak gatal itu.
Wah bakal perang dunia lagi nih kayaknya dan kali ini bakal lebih dasyat. Heru bakalan dipenyet hahaha (enggak ding). simak kelanjutannya ya. jangan lupa like, love and komen. Terima kasih.
Next....