Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Hari sudah malam,tapi Renata belum pulang juga.Delon sudah mengerahkan beberapa orang suruhannya untuk mencari Renata,tapi mereka belum juga menemukan keberadaan Renata.Berulang kali Delon mencoba menghubungi ponsel Renata,tapi ponselnya tidak aktif.
" Apa kamu yakin Renata akan pulang?" tanya Papa Delon.
" Renata tidak pernah mengingkari janjinya Pa" jawab Delon dengan nada cemas.
" Apa karena tadi Papa membisikkan sesuatu di telinganya,hingga dia memutuskan untuk tidak pulang" aku Papa.
" Emangnya Papa membisikkan apa?" tanya Mama Delon.
" Papa cuma bilang kalo Papa bangga punya menantu hebat seperti dia" jawab Papa.
Kriiing
Tiba-tiba ponsel Delon berdering,nomor yang tidak dikenal tertera di layar ponselnya.
" Angkat saja,siapa tau penting" kata Papa Delon.
" Hallo" Delon menjawab panggilan di ponselnya.
" Mas"
Delon memotong perkataan Renata," Sayang kamu dimana? Mas jemput ya"
" Lihat Pa,betapa sayang dan cintanya Delon pada Renata,Mama tidak tidak pernah melihatnya secemas dan sepanik ini,bahkan saat Mama sakit sekali pun" tutur Mama Delon.
" Mama benar,ternyata selama ini kita sudah salah" ujar Papa Delon.
Delon menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa ruang tangah.
" Bagaimana nak,dimana Renata?" tanya Mama.
" Dia ada di panti asuhan tempatnya dibesarkan dulu Ma" jawab Delon.
" Apa dia tidak pulang?" tanya Papa.
" Orang suruhanku sudah meluncur kesana untuk menjemputnya" jawab Delon.
" Nak,maafkan sikap Papa dan Mama selama ini,kami sudah egois dan berlaku kejam padamu" ucap Papa Delon.
" Papa tahu darimana kalo Renata itu istriku yang sebenarnya?" tanya Delon.
" Aku Papamu nak,aku tidak sebodoh yang kamu bayangkan" jawab Papa Delon.
" Tapi,sewaktu Delon memperkenalkan gadis lain kepada Papa,papa percaya begitu saja kalo dia itu istriku" ujar Delon.
" Aku hanya ingin membuatmu senang,papa malas berdebat.Capek" kata Papa Delon.
" Yang kami sayangkan,kenapa kamu harus memperkenalkan orang lain,kenapa bukan Renata.Apa kamu tidak takut,jika suatu hari nanti dia akan membuat masalah yang akan merugikanmu juga Renata?" tanya Mama.
" Mamamu benar nak,bagaimana kalo dia datang pada kami dan bersandiwara?" tanya Papa Delon.
" Delon percaya,Papa tidak sebodoh itu" jawab Delon santai.
" Mulai saat ini,berhati-hatilah,gadis seperti dia punya berbagai macam cara untuk mendapatkan keinginannya.Jangan sampai kamu terjebak di dalam perangkap yang dia buat" pesan Papa Delon.
Sebuah mobil memasuki area rumah Delon.Delon beranjak dari duduknya dan langsung berjalan ke pintu depan untuk menyambut Renata.
" Sayang,kamu membuatku takut" Delon memeluk Renata dengan erat.
" Maaf Mas,tadi ponsel Renata kehabisan baterai dan Renata lupa tidak membawa chargernya" ucap Renata.
" Jangan diulangi lagi" pesan Delon.
" Iya Mas" kata Renata sambil tersenyum,tapi senyum itu berubah saat mata Renata menangkap bayangan kedua orang tua Delon yang sedang berdiri tidak jauh darinya.
Renata melepaskan pelukan Delon,lalu memandang wajah Delon dengan penuh tanda tanya.Renata kembali memandang kearah orang tua Delon kemudian membungkuk tanpa kata.
Mama Delon menghampirinya,lalu menyentuh pundak Renata seraya tersenyum.
" Jangan takut,kami tidak akan marah" ujar Mama Delon.
" Iya Nyonya" kata Renata.
" Sayang kok panggil Nyonya,Mama dong" kata Mama Delon.
Renata hanya mengangguk saja.
Delon merangkul pundak Renata lalu mengajaknya duduk di sofa.Renata menundukkan wajahnya karena sedari tadi kedua orang tua Delon melihat kearahnya terus.
" Sepertinya kamu sekarang lebih berisi dibanding saat kita bertemu tempo hari ya" Mama mencoba mencairkan suasana.
" I...iya Ma" kata Renata sedikit ragu saat menyebut kata Mama.
" Mama pernah bertemu Renata sebelumnya?" tanya Papa.
" Pernah Pa,waktu Mama arisan sama Nyonya Winda.Kebetulan putri Nyonya Winda teman sekelas Renata.Itu lo Pa yang tadi dapat peringkat dua atau tiga,Mama lupa" jawab Mama.
" Tapi,pertemuan kami waktu itu meninggalkan kesan kurang bagus pada Renata.Bukan begitu Re?" tanya Mama.
Renata hanya diam,tidak berani menjawab.
" Emangnya ada kejadian apa waktu itu Ma?" tanya Papa.
" Waktu itu Mama menyindir Renata,tapi maksud Mama bukan itu.Mama tidak berniat merendahkan Renata,Mama hanya ingin tahu seberapa besar cintanya pada Delon dan seberapa gigih dia mempertahankan cintanya" jawab Mama.
" Maksud Mama,semua perkataan Mama waktu itu tidak benar?" tanya Delon.
" Tentu saja tidak nak.Mama sudah tau kalo Renata istri kamu,tapi Mama pura-pura tidak tahu" jawab Mama.
" Darimana Mama tahu,apa Dea yang mengatakannya?" tanya Renata.
" Bukan Dea nak,tapi Meylan.Saat itu Meylan belum pernah bertemu sama kamu,dia tau kamu dari Gino.Meylan yang mengatakan sama Mama kalo kamu adalah istri Delon.Dan Mama pernah melihat kamu dan Meylan di mall.Mama telpon Maylan dan menanyakan tentang teman yang bersamanya di mall dan dia bilang kalo itu kamu,istrinya Delon" jawab Mama panjang lebar.
" Jadi,selama ini kalian mempermainkan kami?" tanya Delon.
" Bukan kami yang mempermainkanmu,tapi kamu yang terbuai oleh permainan yang kamu buat sendiri" jawa Papa Delon.
" Oya Nak,apa langkah kamu selanjutnya.Apa kamu akan melanjutkan ke jenjang kuliah?" tanya Mama Delon.
" Tidak Ma" jawab Renata singkat.
" Loh kenapa nak,Delon masih sanggup membiayaimu.Uang Delon itu banyak,jangan khawatir" ujar Papa Delon.
" Iya sayang,papa benar.Aku sanggup membiayai kuliahmu" tambah Delon.
" Tapi,Mas"
Mama memotong perkataan Renata," Gak masalah nak,selagi kamu bisa membagi waktu.Kuliah dan sekolah kan sama saja,toh selama ini kamu bisa membagi waktumu,waktu antara sekolah dan di rumah" tutur Mama Delon.
Renata memandang wajah Delon kemudian menunduk.Delon mengelus punggung Renata dengan lembut.
" Ada apa sayang,kenapa kamu murung?" tanya Delon dengan lemah lembut.
" Renata gak mungkin kuliah Mas" ujar Renata.
" Iya,tapi apa alasannya? kenapa gak mungkin?" tanya Delon.
Mata Renata berkaca-kaca,memandang kedua orang tua Delon lalu memandang Delon.
" Sayang,kok nangis.Ada apa ini?" tanya Delon mulai panik.
" Maaf Mas" ucap Renata,air matanya sudah jauh menetes membasahi pipinya.
" Tapi,Renata tidak mungkin kuliah dalam keadaan hamil" ungkap Renata.
Delon membulatkan matanya dengan sempurna,begitu juga dengan kedua orang tua Delon.Mereka terkejut sekaligus bahagia mendengar perkataan Renata.
" Waktu itu kamu bilang mau menunda kehamilanmu,apa tidak jadi?" tanya Delon.
" Renata tidak mau egois Mas,apalagi saat tau Mas menginginkan seorang anak.Renata sudah memikirkannya dengan matang dan memutuskan untuk tidak menundanya.Maafkan Renata Mas" ucap Renata.
Delon memeluk Renata erat,dia meneteskan air mata bahagianya.
" Terima kasih Tuhan" ucap Delon.
" Terima kasih sayang" Delon menghujani wajah Renata dengan ciuman.
Papa dan Mama Delon hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya yang tidak tau malu.
