Pembalasan Dendam Nona Alena

"Atau aku akan adukan masalah ini pada pihak kampus." jawab Jena mempertegasnya.

"Oya??Silahkan saja.Kau pikir aku akan takut?Kita lihat siapa akan berpihak.Teman mu yang penjilat atau aku."ujar Alena menantang Jena sambil tersenyum sinis.

"Siapa kau sebenarnya,Alena?Kenapa kau semakin berani pada kami?Kau seharusnya sadar kalau kau cuma perempuan rendahan sebagai pembantu Toni.!" sentak Jena mulai kesal.

Plak..

Sontak membuat Jena dan Toni terkejut.

"Jaga ucapan mu,Jena.Kau tidak punya hak untuk menilai ku.Jika kau berani lagi menghina ku,aku tidak akan segan mengusir mu dari kampus ini." ucap Jena dengan tatapan dingin.

"Dan untuk kalian semua,kalau masih ingin mengusik ku lagi.Aku akan membuat kalian menyesal.!" cetus Alena dengan tegas dan langsung pergi.

"Jena,kau tidak apa-apa?" tanya Toni langsung mendekati Jena dengan reaksi panik.

"Kenapa kau diam saja saat dia menampar ku?Apa kau benar-benar takut dengan dia?" tanya Jena dengan nada sewot.

"Bukan begitu,percuma saja aku meladeni dia.Nanti aku akan memberi dia pelajaran agar dia bisa tunduk lagi sama kita." ujar Toni memberi alasan lain.

Yang sebenarnya dia sengaja tidak ingin meladeni Alena lagi.Karena melihat sikap Alena yang semakin berani dan justru akan mempersulit posisinya di kampus.

Jena pun hanya bisa mendengus kesal.

...****************...

Ketika jam istirahat,Alena bergegas keluar kelas untuk mencari tempat bersantai.Dari kejauhan ia melihat Gea dan Tisa sedang berdiri mengintip diujung jalan.Sesaat Alena menghentikan langkah kakinya dan memperhatikan mereka sejenak.Ia teringat akan perlakuan mereka bertiga terhadap dirinya saat akan sedang berjalan.Dimana Gea dan Tisa sengaja menghadang Alena dengan kaki mereka.Dan melemparkan sepotong kue kearah wajahnya.Hingga membuat Alena terjatuh dan membuat keningnya terluka karena terbentur lantai dengan cukup keras.

Dan kali ini Alena pun tak ingin kejadian itu kembali terulang kembali.Yang justru ia berpikir bagaimana mencari cara agar bukan dirinya yang masuk dalam jebakan mereka.Dan membalas perbuatan jahat mereka.

Hingga akhirnya tanpa sengaja ia melihat seorang dosen pria paruh baya tengah membawa buku banyak dan akan berjalan ke arah dimana mereka sedang menunggu kedatangan dirinya.

Alena pun langsung menghampiri dosen tersebut dan berpura-pura menyapanya.

"Pak,kenapa membawa buku banyak sekali?Sini saya akan bantu membawanya." ujar Alena menawarkan bantuan pada sang dosen.

"Wah,ternyata kau murid yang sangat baik.Bapak sangat tertolong,terima kasih Alena." ujar dosen tersebut seraya memberikan beberapa buku tersebut pada Alena.

"Sama-sama pak.Bukankah ini sudah menjadi kewajiban saya membantu orang yang membutuhkan,apalagi bapak dosen saya.hehe." ujar Alena tertawa kecil.

"Yah,kau benar Alena." ujar sang dosen sambil mengangguk.

"Silahkan bapak jalan dulu,saya akan ikuti bapak dari belakang." ujar Alena.

"Baik lah." jawab sang dosen mengangguk dan langsung berjalan lebih dulu.

Sedangkan Alena mengikuti sang dosen dari belakang dengan sengaja berjalan pelan.

(Maafkan aku karena harus melibatkan mu bapak.Jika bukan dengan cara ini,mereka tidak akan jera mengusik ku.Sesekali mereka harus dikasih pelajaran keras.Terutama dari dosen seperti mu,pak) batin Alena dalam hatinya.

Sementara Gea dan Tisa masih menunggu diujung jalan dengan bersembunyi.

Saat mengetahui langkah kaki yang sudah semakin mendekat,Gea dan Tisa pun langsung menghadang langkah kaki sang dosen tanpa mereka ketahui.