Kabut Asmara

Beberapa waktu berlalu. tibalah sudah hari pernikahan Maya kakak dari Farhan. Alistie yang sedang terduduk diatas kloset pun berpikir keras. "Datang Atau enggak ya?" gumamnya. Dalam proses melupakan sang mantan kekasih bagi Alistie memang cukup sulit, bersusah payah dirinya memblokir Farhan dan bahkan selalu menghindar dari pria tersebut karna Alistie sudah tidak ingin melihat wajahnya. dan sekarang dirinya disudutkan oleh secarik undangan yang jika Alistie datang sudah pasti ia akan bertemu Farhan disana.

Ditempat lain Andre yang sedang menikmati aktifitas liburnya pun merasa cukup bosan, bawasannya pria yang berstatuskan duda tersebut memang terbilang introvert. merasa hal-hal disekitar tidak terlalu penting untuk dibahas ia akan bersikap acuh dan apatis. akan tetapi untuk kali ini ia merasa tidak nyaman, ingin rasanya ia mengajak Alistie untuk berjalan-jalan. namun seperti biasa, gengsinya yang sangat tinggi selalu membuat Andre mengurungkan niatnya.

"Kalo dia nolak gimana?" gumam Andre, yang sedari tadi membolak-balikan ponselnya. "Coba dulu ajah deh..."

Andre pun mengirimkan sebuah pesan singkat yang berisikan ajakan kepada Alistie untuk menikmati waktu sore diakhir pekan. dan seperti biasa Andre selalu dibuat gelisah, karna Alistie memang tidak pernah langsung membalas pesan Andre dengan cepat, 10 sampai 20 menitan berlalu dan Alistie baru mengirimkan balasan.

"Boleh, kemana?" Balas Alistie yang langsung membangkitkan semangat Andre.

Dengan cepat pria itu membalas kembali pesan Alistie. "Kamu maunya kemana?

"Terserah asal jangan Mall sama Cafe."

Andre kegirangan, ia bahkan langsung beranjak menuju kamar mandinya dengan cepat untuk mempersiapkan diri. Cukup mengherankan, awalnya ia hanya penasaran pada Alistie. entah kenapa rasa penasarannya tersebut malah menyeret Andre kedalam api gairah yang membuat pria tersebut merasa bersalah dan kasihan karna sudah menodainya. seiring berjalannya waktu, ia semakin tertarik, tetapi belum bisa dikatakan cinta dan ingin memiliki. karna memang tanpa Andre sadari ia sedang mengejar gadis tersebut dan mengorek lebih dalam kehidupan Alistie.

"Ajak Loli gak ya?" gumam Andre, ia sejenak melirik kearah jendela dan memperhatikan sang buah hati yang sedang asik bermain dengan seorang pelayan. "Gak usah deh, rese. nanti gue ajak mampir ajah Alistie-nya kesini." celetuk Andre.

Setelah memakan waktu beberapa puluh menit, akhirnya Andre tiba dirumah Alistie. demi menjaga imagenya, pria itu turun dan melangkah untuk meminta ijin kepada Rosa jika dirinya akan membawa Alistie berjalan-jalan sebentar.

Deg... baru saja ingin mengetuk, Andre langsung dikejutkan oleh Alistie yang tiba-tiba saja membuka pintu besar tersebut. entah bagaimana Alistie mengetahui jika Andre sudah ada didepan rumahnya, atau mungkin saja gadis itu sudah mengintipnya dijendela.

Andre menganga, menatap Alistie dengan tatapan kagum. melihat kecantikan gadis tersebut.

"Ndre?" Alistie mengibaskan tangannya tepat di hadapan wajah pria tersebut hingga langsung membuat Andre mengerjap sadar.

"I... iya Al."

"Berangkat sekarang kan?" tanya Alistie.

Andre menelan salivanya, ia menganggukan kepalanya dengan cepat.

"Yaudah ayo..." ucap Alistie memimpin langkah.

"Ta... tapi belum ijin sama Mamah kamu."

"Udah Tante ijinin, Nak Andre. jangan bikin Alistie lecet yaa..." pekik Rosa dari dalam rumahnya yang mendengar ucapan Andre.

"Udahkan?" ucap Alistie tersenyum tipis.

Andre terlihat kikuk, ia kembali mengangguk dengan wajah merona mengikuti langkah Alistie.

Keduanya pun berangkat, Alistie sekarang jauh terlihat lebih santai. ia bahkan sudah berani memulai percakapan terlebih dahulu untuk memecah keheningan. "Kenapa gak ajak, Loli. Ndre?" tanya Alistie.

"Aku takut dia rese ajah, yang ada dia gak bisa lepas lagi dari kamu." sahut Andre diselingi tawa kecil.

"Ya gapapa, aku ajah gak keberatan."

"Aku gak mau ngerepotin kamu, takut orang-orang mikir aku gak bisa ngurus dia ajah. apalagi kan status aku duda." celetuk Andre.

Alistie terkekeh, kemudian menjawab. "Lebay kamu, Ndre."

"Jaman sekarangkan orang selalu permasalahin status."

"Maksud kamu karna status kamu duda? Eh BTW kamu gak keliatan kaya duda ah, malah kaya seumuran sama aku." ucap Alistie dengan mata yang seolah sedang menilai pria disampingnya.

"Masa sih? umur kamu berapa? aku 24." sahut Alistie cepat.

"Iyasih, selisih 3 tahun, aku 27."

"Tapi maaf, kok umur Loli udah 4 tahun ajah. emang kamu nikah tahun berapa sama Halisa?" tanya Alistie penasaran.

Andre melirik ke Alistie sejenak, dan tersenyum tipis. "Pas kuliah, semester terakhir. kalo gak salah umur 22 apa 23 gitu."

"Kenapa, kok mutusin nikah muda?" entah kenapa Alistie tidak bisa menghentikan pertanyaannya yang terus ia lemparkan kepada Andre.

"Mmmm, dia hamil."

Cukup mengejutkan hal itu sukses membuat Alistie tidak enak hati karna sudah terlalu lancang bertanya masalah pribadi Andre. "Maaf, Ndre. aku... gak seharusnya aku nanyain hal itu."

"Gak masalah, dia bilang sama mantan kamu kalo aku yang udah selingkuhin dia. aku nikahin Halisa juga karna accident, dan dari awal aku udah tau kalo hal ini bakalan terjadi."

Alistie menelan salivanya, hatinya berkata cukup. namun rasa penasarannya terus mendorong Alistie untuk berkata, "Kenapa?"

"Aku gak pernah nyentuh dia, emang sedikit konyol sih. Halisa gak sepenuhnya salah, mungkin kalo aku nerima dia dari awal kejadiannya gak bakal kaya gini."

Alistie mengerutkan dahi, ia benar-benar dibuat pusing dengan ucapan Andre yang tidak bisa ia mengerti sama sekali. "Aku gak ngerti, Ndre."

Andre menghela nafasnya, dan menghentikan laju kendaraannya di taman pusat kota. kemudian wajah pria tersebut memandang Alistie instens. "Cowok mahasiswa, yang awalnya penasaran sama dunia sex. akhirnya salah satu temen aku nyaranin Halisa karna dia sendiri pernah. dan aku pikir setelah itu semuanya selesai, sebulan kemudian Halisa datengin aku bilang kalo dia hamil. ya mau gak mau aku harus nikahin dia, aku pikir mungkin ini buah dari kenakalan aku."

"Trus kenapa kamu gak bisa nerima Halisa sepenuhnya? cuma mau Lolinya doang?"

Sumpah, Andre benar-benar merasa dirinya sedang bercerita tentang masa lalunya pada seorang anak kecil yang tidak mengerti apapun. pria itu kemudian memijat pelipisnya dan berkata, "Ya tentu ajah sulit buat aku nerima, sekarang aku tanya. Farhan udah tidur sama Halisa kamu nerima dia gk?"

Alistie menggelengkan kepalanya kikuk dengan wajah datar.

"Ya itu,"

"Ohhhh, jadi kamu gak bisa nerima Halisa karna dia udah pernah sama orang lain. dan kamu bukan yang pertama?" celetuk Alistie yang sepertinya mulai mengerti apa maksud dari Andre. seketika bibir gadis itu mengerucut, dan wajahnya memanas. "Terus aku?"

"Kamu kenapa?"

"Aku..." Alistie memang sedang memikirkan dirinya, mendengar cerita Andre saja pria itu tidak bisa menerima seorang wanita yang sudah tidak perawan. tentu saja Alistie khawatir kejadian serupa akan terjadi padanya, suaminya dimasa depan tahu jika Alistie sudah tidak suci lagi, dan Alistie harus mengakhiri pernikahannya karna suaminya tidak bisa menerimanya dengan apa adanya.