Kabut Asmara
Setelah laju kendarannya terhenti, Alistie langsung turun dari mobil sportnya dan melangkah memasuki caffe tempat dirinya dan teman-teman satu gengnya berkumpul setiap akhir pekan.
"Alistie, Disini."
Gadis cantik berkaki jenjang itupun melirik kesumber suara dimana seorang wanita sepantarnya memanggil sambil melambaikan tangan.
"Tumben ikut lo ikut?" tanya Diana, salah satu teman Alistie.
"Dari pada lo semua cuekin gue." sahut Alistie secara terang-terangan.
Alistie terbilang gadis yang paling sibuk diantara teman-temannya, tuntutan pekerjaan sebagai seorang penulislah yang membuat dirinya selalu menghabiskan waktu bersama leptop, ponsel, dan bahkan buku diary jika di perlukan yang sudah seperti nota catatan hutang menurut kawannya, karna Alistie selalu membawa benda tersebut kemanapun ia pergi. hal itu ia lakukan untuk berjaga-jaga jika ia mendapat sebuah ide cerita, ia akan langsung menulisnya kemudian mengembangkannya saat pemikiran dan moodnya saling mendukung satu sama lain.
"Lo pesen apa, Al?" Tanya Lana.
"Samain ajah." Sahut Alistie sedikit apatis.
"Widih sultan mau bayarin nih," ujar Rara meledek.
Alistie merubah mimik wajahnya dengan ekpresi jiji, "Idih bayarin, udah kaya orang susah ajah lo segala minta bayarin." sahut Alistie yang selalu blak-blakan.
Ya.. pertemanan kelima gadis itu memang sudah sangat lama terjalin, dari semenjak mereka duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama hingga kini umur mereka sudah hampir menginjak 25 karna mereka memang lahir di tahun yang sama, hanya tanggal dan bulan saja yang membedakan.
Sambil menunggu pesanan datang, hal yang selalu para wanita lakukan saat sedang hang out dengan teman-temannya adalah membicarakan pasangan masing-masing tentang keburukan dan kebaikannya, atau menggosipkan orang lain sebagai moment penting dalam menghabiskan waktu bersama. inilah yang sedang mereka lakukan sekarang.
"Iya gila! Rendy maunya taun ini nikahin gue." Celetuk Diana.
"Bagus dong gue juga maunya taun ini," ujar Alistie menyahut.
"Ah gue juga mau, tapi Haris belum siap nikahin gue. dia selalu permasalahin catring sama biaya gedung, basi banget gak sih?" sambung Rara dengan raut wajah cemberut.
Seperti biasa meskipun Aliste sedang menikmati waktu kebersamaan dengan para sahabatnya, sorot mata gadis itu selalu berjalan-jalan melirik kesana kemari. dalam pikirannya selalu saja tertanam, "Kali ajah gue dapet inspirasi disini." itulah yang selalu terucap kelur dari mulutnya, bahkan seluruh temannya pun sudah sangat terbiasa dengan tingkah konyol Alistie.
"Jangan mikirin bae inspirasi, pikiri tuh mantannya si Farhan sekarang udah jadi jendes." celetuk Rara.
Alistie pun menjawab dengan dahi yang mengerut, "Apa masalahnya sama gue?"
"Dia dicerein lakinya karna ketauan selingkuh, dan itu udah yang kesekian kalinya. mungkin suaminya malu karna dia tau bininya selingkuh dari orang lain."
Alistie masih diam mematung, dan masih sedikit bingung kenapa Rara memberitahukan hal ini kepadanya, "Bentar-bentar, hubungannya sama gue apa?" tanya gadis itu dengan raut wajah datar.
"Astaga, beg*o banget! inget dia mantannya Farhan," tegas Lana kemudian menarik kuping Alistie dan mendekatkan wajahnya disana sambil berteriak. "Sekali lagi gue ingetin, dia mantannya Farhan. dan pacar lo sekarang bisnisnya lagi lancar-lancarnya! jagain sebelum lo nyesel." pekik Lana.
Deg... seketika Alistie langsung dapat mencerna ucapan teman-temannya, bisnis Farhan sang kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 5 tahun itu memang sedang naik daun, bahkan Farhan selalu mendapatkan keutungan besar.
"Masa sih? masa iya Farhan mau sama jandes?" ucap Alistie pada teman-temannya dengan amat santai, padalah jauh dilubuk hatinya ia pun mulai sedikit khawatir dan mulai merasakan kecemasan.
"Ya terserah, gue sih cuma ngingetin ajh. cowo itu diuji kalo lagi banyak duit loh!" celetuk Rara.
Sadar atau tidak, Alistie mulai sedikit ketakutan, apalagi yang ia ketahui Farhan pernah menjalin hubungan dengan Halisa yang tidak lain adalah nama dari mantan sang kekasih selama 3 tahun. perasaan Alistie langsung menjadi tidak karuan, ingin rasanya ia cepat pergi dari caffe tersebut dan segera menemui Farhan. karna Alistie mamang sangat mencintai kekasihnya tersebut, dan sangatlah takut kehilangannya.
"Nahkan langsung diem." ucap Lana dengan sengaja memanasi Alistie.
"Tenang ajah Al, jendesnya bulukan. cantikan elo kamana-mana," ucap Rena mencoba menenangkan Alistie, meskipun ia terlihat biasa saja. Namun teman-temannya sudah bisa membaca raut wajah kekhawatiran gadis tersebut.
"Iya goblo*k ajah tuh si Halisanya, padahal udah punya anak loh dia! tapi beranj banget selingkuhin si Andre, kurang apa coba Andre?" gerutu Rara, yang memang sedari tadi dialah yang memimpin pergosipan tersebut.
"Andre mantan suami si Halisanya?"
"Iya Al, cakep, kaya tinggi, sempurnalah. gue juga heran kenapa dia mau sama si Halisa yang tampang ajah pas-pasan begitu!" sambung Rena.
Alistie hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut, ucapan teman-temannya memanglah terdengar sangat pedas. apalagi jika sedang menghina dan menjelekan orang lain, mereka sudah seperti layaknya malaikat yang tidak memiliki kesalahan sama sekali.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN VOTENYA DONGG :) TINGGALKAN JEJAK KALIAN SEBAGAI TINDAKAN TERPENTING.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
mayda
kalo udah ketemu besti asoy geboy pokoknya
2023-07-11
1
nice story
2023-05-02
0
Yuli Purwa
para ratu ghibah 😂😂😂
2022-12-13
0