NovelToon NovelToon
Pesona Istri Kedua Yang Disiakan

Pesona Istri Kedua Yang Disiakan

Status: tamat
Genre:Poligami / Tamat
Popularitas:168.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kopii Hitam

Dilara Ariesta merupakan putri semata wayang dari Dirgantara Sutrisno, pemilik PT Oke Food Dirgantara Sentosa yang bergerak di bidang industri makanan.

Suatu ketika dia tak sengaja bertemu dengan seorang pria yang bekerja sebagai karyawan di PT tersebut. Siapa sangka pertemuan pertama itu menumbuhkan benih-benih cinta di hati Dilara.

Akan tetapi, Dilara harus menelan kekecewaan saat mengetahui status pria yang ternyata sudah memiliki istri itu.

Namun, Dilara tidak mau menyerah begitu saja. Saat mengetahui bagaimana kehidupan rumah tangga pria itu, dia membuat kesepakatan dengan istri pria itu. Sampai akhirnya Dilara diizinkan jadi istri kedua untuk Dafa.

Nah, bagaimana kelanjutan ceritanya?
Jangan lupa mampir ya Kak!

Dukungan kalian adalah penyemangat buat kami,
Lope lope segudang... Mmuach...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Pertemuan Tak Terduga

"Fandi, Riana, terima kasih atas bantuan kalian selama ini. Tanpa terasa sudah lima tahun saja aku menjadi beban buat kalian, sampai-sampai kalian berdua harus menunda untuk memiliki momongan. Maaf, aku belum bisa membalas kebaikan kalian." ucap Dilara saat hendak memasuki jet pribadi yang sudah standby di Bandar Udara Internasional Changi Singapura. Dia kemudian memeluk sepupu dan iparnya itu bergantian.

Dilara telah memutuskan untuk kembali ke tanah air setelah Dirgantara memberi kabar bahwa dia sudah mulai sakit-sakitan. Dia membutuhkan Dilara untuk mengurus PT Oke Food Dirgantara Sentosa dan beberapa bisnis miliknya yang lain.

Awalnya Dilara menolak untuk kembali. Dia belum siap bertemu Dafa setelah kepergiannya yang tiba-tiba waktu itu, apalagi Dilara merasa bersalah karena menyembunyikan hal penting yang tidak seharusnya dia tutupi dari Dafa.

Tapi saat itu dia merasa sudah melakukan sesuatu yang benar, jadi dia pun memilih diam tanpa mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya. Dilara hanya ingin Dafa kembali pada Mega tanpa bayang-bayang dirinya yang sudah sempat menghancurkan segalanya.

Kini dia sudah sangat yakin untuk kembali, dia tidak ingin Dirgantara semakin terbebani karena penolakannya. Urusan Dafa, biar Tuhan yang menentukannya.

"Tidak apa-apa, sama saudara sendiri tidak usah kaku seperti ini. Lagian kami berdua sangat senang dengan kehadiran kalian bertiga." sahut Fandi.

"Iya Dila, kamu jangan bicara seperti itu. Kalau bisa, kami ingin sekali menahan kalian untuk tetap berada di sini, tapi kami tidak mungkin melakukannya. Om Dirga juga membutuhkan kamu dan dua kurcaci nakal ini." sambung Riana, istri Fandi.

"Apaan sih, Aunty? Kami ini bukan dua kurcaci, tapi dua princess seperti Elsa dan Ana." timpal seorang bocah kecil berambut lurus sebahu.

"Iya, Aunty ini ada-ada saja. Kurcaci itu kecil pendek sedangkan kami berdua tumbuh sebesar kerbau. Kok malah disamain sih?" tambah bocah satunya yang memiliki rambut keriting sebahu. Wajah keduanya nampak sangat mirip seperti pinang dibelah dua.

"Hehehe... Iya, iya, kalian berdua memang princess tercantik di dunia ini. Bahkan Cinderella sama Aurora saja kalah telak sama kalian." sahut Riana tertawa lepas.

"Nah, gitu dong. Itu baru namanya Aunty terhebat sepanjang masa." ucap kedua bocah itu bersamaan, lalu terkekeh dan berebutan memeluk Riana.

"Aunty pasti akan sangat merindukan kalian. Kalau bisa, sering-sering ajak Mommy main ke sini biar Aunty tidak kesepian." pinta Riana dengan mata berkaca, dia mencoba menahannya agar tidak jatuh di hadapan mereka berdua. Dia tidak ingin dua bocah itu ikut sedih berpisah dengannya.

"Kenapa cuma Aunty saja yang dipeluk? Paman tidak?" timpal Fandi mencairkan suasana. Dia tau istrinya sudah mulai hanyut memendam kesedihan karena harus berpisah dengan kedua bocah yang mereka besarkan bersama-sama.

"Hihihi..." kini keduanya berpindah ke pelukan Fandi yang sudah berjongkok menanti pelukan hangat kedua keponakannya itu.

Setelah puas melepaskan kegalauan di hati masing-masing, Dilara dan kedua putrinya langsung melangkah menaiki jet pribadi yang akan membawa mereka ke tanah air. Hanya ada mereka bertiga di dalam sana, semua sudah diatur oleh Dirgantara demi kenyamanan putri dan kedua cucunya.

...****************...

"Pa, Dila sudah di bandara. Dila naik taksi saja ya Pa, anak-anak tidak betah menunggu lama." ucap Dilara dari balik telepon yang terhubung.

"Tunggu sebentar sayang, Pak Agus sudah di jalan." sahut Dirgantara dari ujung sana.

"Ya sudah, Dila tunggu lima menit lagi. Kalau belum datang juga, Dila terpaksa naik taksi. Ini si kriwil rewel banget Pa, katanya sumpek kebanyakan orang." jelas Dilara.

"Iya, iya, terserah kamu saja. Yang penting selamat sampai rumah." Dirgantara pun menyetujuinya. Dia sendiri tidak bisa ikut menjemput Dilara dan kedua cucunya, kondisinya sedang dalam tahap penyembuhan. Dia baru keluar dari rumah sakit sore kemarin.

Setelah panggilan itu terputus, Dilara berjalan keluar bandara diiringi putri kembarnya yang berada di setiap sisi lengannya.

Karena tak kunjung melihat jemputan, Dilara akhirnya memutuskan untuk memanggil taksi yang mangkal di depan bandara. Dilara dan kedua putrinya lekas menaiki taksi itu dan meminta sang sopir mengantarnya ke kediaman Dirgantara.

Tanpa Dilara sadari, ternyata dari kejauhan ada sepasang mata yang tengah mengarah padanya. Seorang pria yang sudah sejak lama merindukannya dan setiap hari menanti kepulangannya.

Ya, pria itu adalah Dafa. Rencananya dia mau terbang ke Singapura untuk mencari keberadaan Dilara, dia tidak bisa lagi menahan rasa rindu yang teramat sangat. Apalagi sekarang dia sudah resmi bercerai dengan Mega, tidak ada lagi yang bisa menghalangi cinta mereka.

Tapi setelah melihat penampakan tadi, dia pun mengurungkan niat untuk berangkat ke Singapura. Dia mencoba mengejar Dilara tapi taksi itu sudah keburu pergi meninggalkan bandara.

Tanpa pikir panjang, Dafa pun dengan cepat menaiki taksi yang ada di belakang kemudian meminta sang sopir mengikuti taksi yang sudah melaju di depan mereka.

"Mom, kalau kita sudah di Jakarta, berarti Divana boleh kan bertemu Daddy?" tanya bocah berambut lurus yang bernama Divana.

"Iya Mom, Davina juga ingin bertemu Daddy. Apa Daddy Davina tampan? Kenapa ya Daddy tidak pernah mencari kita? Apa Daddy tidak sayang sama kita?" tambah bocah berambut keriting yang bernama Davina.

Mendengar itu, Dilara sontak terdiam untuk beberapa saat. Belum sampai rumah saja, kedua putrinya sudah menanyakan sosok Dafa padanya. Pasti setelah ini keduanya akan mendesak Dilara untuk membawa mereka kepada sang ayah.

Mana mungkin seorang ayah tidak menyayangi darah dagingnya sendiri, apalagi kedua putrinya sangat manis dan imut.

Hanya saja, kenyataannya Dafa tidak tau bahwa Dilara waktu itu masih mempertahankan janinnya, dia juga sengaja meminta dokter untuk berbohong agar Dafa tidak bingung memilih diantara dia dan Mega.

Dilara merasa Mega lebih berhak atas Dafa, sebab itulah dia memilih pergi. Dia tidak ingin menghancurkan rumah tangga mereka untuk yang kedua kalinya.

Tapi sekarang sepertinya kedua bocah itu akan mempertemukan mereka kembali. Dilara juga tidak bisa menyembunyikan kenyataan ini lebih lama. Dafa berhak tau tentang kedua putrinya dan si kembar itu juga berhak tau siapa ayahnya.

"Mom, kenapa diam saja? Apa benar Daddy tidak sayang sama kita?" imbuh Davina dengan tatapan mengintimidasi, hal itu membuat Dilara tersenyum getir.

"Siapa bilang Daddy tidak sayang sama kalian? Daddy itu sangat sayang sama Davina dan juga Divana, hanya saja belum waktunya kalian untuk bertemu." jawab Dilara.

"Kenapa Mom? Apa Mommy dan Daddy sudah berpisah? Apa Daddy sudah menikah lagi seperti Daddy-nya Aila?" cerca Divana dengan bibir mengerucut. Teman sekolahnya pernah bercerita kalau kedua orang tuanya sudah berpisah dan hidup bersama pasangan baru.

Seketika tatapan Dilara berubah gelap mendengar pertanyaan bocah berusia empat tahun itu. Andai mereka tau bahwa Dilara pernah menjadi wanita yang sangat egois, apa mereka akan tetap menyayangi Dilara seperti saat ini?

Dilara takut kedua putrinya akan membenci keegoisannya. Sekarang mereka memang belum mengerti apa-apa, tapi seiring berjalannya waktu mereka pasti memahami dan merasa malu memiliki seorang ibu pelakor seperti dirinya.

Tiba-tiba mendung menerpa di wajah Dilara, dia tidak tau bagaimana waktu akan menjawab semuanya.

"Pak, hadang saja taksi itu!" pinta Dafa setelah taksi yang dia tumpangi berhasil memotong laju taksi yang ditumpangi Dilara.

Sontak sang supir menginjak pedal rem secara mendadak sehingga tubuh bontot Davina dan Divana merosot ke bawah bangku.

"Aduh..." lirih Divana mengusap kepalanya yang membentur jok depan.

"Aww..." ringis Davina dengan kepala nyungsep di kolong jok.

"Pak, hati-hati dong!" seru Dilara sembari membantu kedua putrinya duduk kembali.

"Maaf Bu, di depan ada taksi yang menghadang kita." ucap sang sopir seraya mematut seorang pria yang baru saja turun dari taksi yang menghadang mereka.

Setelah membayar ongkos taksi yang dia tumpangi, Dafa langsung turun dan berjalan mendekati taksi yang dia hadang. Dia sangat yakin dengan apa yang dia lihat di bandara tadi dan matanya juga fokus memantau laju taksi itu.

Tanpa Dilara sadari, pintu samping tiba-tiba terbuka lebar. Dilara sontak memutar leher dan terkejut melihat Dafa yang sudah berdiri di depan mata kepalanya. Sekujur tubuh Dilara tiba-tiba berguncang saat manik mata mereka saling bertemu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Seketika hening menerpa, mata keduanya seakan tengah berbicara mengungkapkan rasa rindu yang sudah lama terpendam. Jantung bergemuruh kencang dengan dada yang tiba-tiba berdenyut ngilu.

Baru saja Divana dan Davina membahas tentang Daddy mereka, tiba-tiba Dafa sudah muncul di hadapan mereka. Apa dunia sekecil ini? Dia merasa seperti tengah berada di alam mimpi.

Ya, ini pasti mimpi. Dilara menepuk wajahnya kasar, terasa pedih yang artinya ini bukanlah mimpi.

"Mom, Paman itu siapa? Kenapa dia menatap Mommy seperti itu?" tanya Divana ketakutan, lalu menyembunyikan tubuh bontotnya di belakang Dilara.

"Mommy, Davina juga takut." sambung bocah itu dan masuk ke dalam dekapan Dilara.

Mendengar kedua bocah itu memanggil Dilara dengan sebutan Mommy, dunia Dafa seakan runtuh detik ini juga. Hatinya mencelos dengan rasa ngilu seperti ditusuk-tusuk paku. Sekujur tubuhnya membeku, berat sekali untuk digerakkan. Bahkan untuk berbicara saja rasanya sangat sulit.

"M-Mas... Apa yang kamu lakukan di sini? Pergilah, jangan halangi jalan kami!" ucap Dilara dengan suara bergetar dan parau. Nafasnya tercekat di tenggorokan, dia rasanya ingin mati berdiri melihat tatapan Dafa yang menusuk hingga ulu hati.

Ya, rasa cinta itu ternyata masih ada. Dafa bisa melihat jelas bagaimana cara Dilara menatapnya. Dia melihat rasa rindu yang teramat sangat dari sorot mata Dilara. Dia tau Dilara tidak akan melupakannya meski sudah lima tahun berlalu.

Tanpa mempedulikan ucapan Dilara, Dafa pun dengan cepat menaiki taksi itu. Setelah menutup pintu, dia meminta sang sopir membawa mereka ke sebuah hotel yang berjarak dua kilometer saja dari tempat itu.

1
Queenlove
kog si Dion ada di sekolah ini
Queenlove
dasar laki,,mkn nya di mkn org di cuekin
Siti Yuliyatin
kapok...
Siti Yuliyatin
huuuhhhh
Siti Yuliyatin
salah paham lagi nanti..
Siti Yuliyatin
itu.. kelakuan istri pertamamu.. huuuu...
Siti Yuliyatin
kasian.. 😊
Yulvita Darnel
ceritanya bagus, konfliknya tidak membikin pusing, alurnya mudah dipahami.
Kopii Hitam: masyaallah tabarakallah makasih kk supportnya 😍
total 1 replies
Koni Dwi N
bagus banget thor karyamu
Kopii Hitam: masyaallah tabarakallah makasih KK supportnya
total 1 replies
Koni Dwi N
kasihan banget sih Dila, anak orang kaya menderita karena cinta
Koni Dwi N
karyanya bagus
Kopii Hitam: masyaallah tabarakallah makasih kk supportnya😍
total 1 replies
wulan dari
aku plng g suka pelakor bsa"nya sangat egois saat mlht Dafa dh jatuh cinta dan tau SDH memiliki istri mlah membli Dafa AP g ksian sma Mega bgaimna klo dlara di posisi Mega aku g ska dngn karakter dilara najis bngt
Oktaliska
jgn langsung pergi dilara kasihan dafa dia dah mulai ada rasa
Oktaliska
sama² egois
Lisa Icha
semoga cepat sembuh Thor Dan diberi kesihatan yg baik selalu
Moms Raka
seneng bngt jln cerita tidak berbelit ...ending yg bagus ...SEMANGAT THOOORRR
Syamir Abdullah
s dila jg knp hrs merendahkan kn harga dri krn cinta
Kopii Hitam: Hai kk, makasih udah mampir 🥰
total 1 replies
Siti Sri Wahyuni
Mampir...
Kopii Hitam: makasih kk😘
total 1 replies
Tim Four
hadeeh gimana sii ini watak si Dafa ... benar benar kayak bocah, bentar maaf bentar emosi, si dilarw juga bego juga
Kopii Hitam: sama2 keras hati🤣
total 1 replies
Endang Werdiningsih
maaf othor mau koreksi sedkit ya...
dafa sedang meniduri kedua'a...
meniduri berarti ditimpa/ditiduri atau bisa jg berkaitan dgn hubungan suami istri....
kalau seorang ayah sepantas'a ya menidurkan...
contoh: dafa sedang menidurkan kedua'a...
itu setahu sy,,,maaf ya othor bukan sy merasa lebih pintar dr othor,,,
tp pas baca kalimat dafa sedang meniduri kedua'a kok kesan'a gimana gituuuu,,,,
ahli bahasa mungkin boleh hadir disini buat menjelaskan beda arti kata meniduri dan menidurkan...
sekali lg maaf ya othor...🙏
Kopii Hitam: Alhamdulillah aku orangnya gak gampang tersinggung kk. Malahan aku senang kl ada pembaca yang memperhatikan tulisanku, aku paling demen sama komentar yang memberi saran. Itu demi kebaikan aku juga, maklum masih belajar nulis🤗✌✌
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!