Secret Alexa

“Trus, apa rencana Lo selanjutnya?”. Tanya wanita itu lagi.

“Gue tertarik sama satu cowok yang ada di Of Oak Hill”.

“Uhuk.. uhuk! uhuk!”. Wanita itu tersedak anggur yang dia minum. “Serius Lo suka sama cowok?! wh! gue kira Lo gak ada rasa sama cowok mana pun!”. Ujarnya heboh.

“Iya gue serius”. Jawab keliy dengan nada malas. “Tau gak sih? dia tuh ganteng banget! pokoknya Lo pun kalau sekali liat langsung tertarik!”. Sambungnya memberi tahu.

“Yahhh.. mana mungkin gue tertarik sama crush Lo”.

“Nah pinter!”.

“Jadi, apa rencana Lo buat dapetin dia?”. Tanya wanita itu lagi sembari melihat wajah keliy serius.

“Gue mau liat dulu ada di kelas mana dan kelas berapa dia, gue mau cari info tentang dia dulu nanti kalau udah ketemu batu gue susun rencana yang pas”. Jawab keliy.

Benar, kita harus tau dulu seperti apa ciri-ciri orang yang ingin kita serang baru kita bisa dengan mudah menyerangnya. Jika kita gegabah, maka kitalah yang akan di serang.

Dan begitu juga dengan keliy, dia harus tahu semua tentang Evan setelah dia sudah menemukan semuanya maka akan sangat mudah baginya untuk mendapatkan hati Evan.

Wanita itu hanya berdeoh saja dan kembali melanjutkan meminum anggurnya.

Mereka datang ke sana untuk bersenang-senang, cuci mata melihat beberapa cowok tampan yang ada di sana.

“Key, liat tuh ada sugar daddy!”. Wanita itu-Amanda berbisik setelah mendekat kepada keliy.

Keliy melihat ke arah yang Amanda isyaratkan dan benar saja di sana ada seorang pria tampan.

“Mana ada tuh sugar daddy, itu masih anak kuliah kayaknya!”.

Benar, tidak mungkin sugar daddy memiliki wajah semudah itu, pria itu pasti masih kuliah.

“Deketin yok, Mayan buat uang jajan”. Amanda manik turunkan alisnya dan langsung berdiri dari kursinya.

Keliy hanya ikut saja, dia juga merasa bosan hanya duduk di sana sedari tadi.

“Permisi, boleh minum bareng gak?”. Tanya Amanda sembari tersenyum ke arah pria itu.

Laki-laki itu belum sempat menjawab, tapi Amanda dan keliy sudah duduk di sisi kanan dan kirinya.

Pria itu tak mengatakan apa-apa dia hanya memasang wajah datar sembari meminum anggurnya dan sepertinya sedang mengawasi sesuatu.

Amanda memeluk tubuh pria itu dengan tidak sopan nya.

“Kamu udah punya pacar?”. Tanya Amanda dengan nada menggoda dan semakin mempererat pelukannya hingga dadanya yang besar itu benar-benar menempel di tubuh pria tersebut.

Terlihat wajah pria itu kini merasa tak nyaman dengan apa yang Amanda lakukan.

“Saya gak punya pacar”. Jawabnya dingin.

“Waw! sayang banget yah~ padahal kamu ganteng lohh”. Amanda jujur, pria itu memang benar-benar tampan.

“Saya tidak punya pacar”. Ujar pria itu lagi dan Amanda kini menatap wajah pria itu bingung. “Tapi saya punya istri dan anak”. Ujarnya lalu berdiri dari tempat duduknya.

“Tunggu!”. Amanda menarik lengan pria itu. “Kamu bercanda kan”. Ujarnya lalu mendekat dengan pria itu. “Aku sama sekali tidak percaya kalau kamu punya istri apa lagi anak”.

Amanda lagi-lagi memeluk tubuh pria itu tanpa permisi seolah dia lah istri pria tersebut.

Dia memeluk pria itu benar-benar erat bahkan kini tangan nakalnya merabah ke dada pria itu.

“Mau main dulu sebentar? aku yakinkan aku bisa memuaskan mu malam ini”. Amanda kini benar-benar sudah kelewatan, bisa-bisanya dia mengatakan hal itu tanpa rasa malu sedikitpun.

“Aku harus pergi sekarang”. Ujar pria itu dan langsung melepaskan lengan Amanda dari tubuhnya.

Pria itu kini benar-benar pergi dari bar dan meninggalkan Amanda beserta keliy di sana.

Amanda duduk di sofa yang pria tadi duduki, lalu menyenderkan bokongnya di sana.

“Lu sih key gak mau bantu! jadi pergi kan, coba aja kalau lo sedikit goda dia pakai muka Lo ini, gue rasa percuma Lo punya muka cantik tapi gak pernah buat ngegoda cowok!”. Oceh Amanda.

Keliy mengernyitkan alisnya, bagaimana bisa Amanda menyalahkan kepergian pria itu kepada dirinya, itu benar-benar konyol.

“Lah kok gue sih?! itu sih derita Lo karena muka Lo yang kayak janda beranak sepuluh!”. Keliy tak terima dan marah kepada Amanda.

“Ya, yah, yaa.. sama gue aja Lo marah-marah, cobak kalau sama yang lain, beh Baek nya cem malaikat!”.

Keliy hanya diam saja, kalau dia sahut pun masalahnya akan semakin panjang dan otomatis pasti ada perkelahian lalu dia akan bertengkar dengan Amanda.

Keliy tak mau mencari masalah dengan Amanda karena Amanda adalah separuh otaknya.

“Sendiri aja nih, boleh kami temenin?”. Tiba-tiba saja ada dua pria yang datang entah dari mana berada di sebelah Amada dan keliy.

Kedua gadis itu mengeryitkan alis mereka karena melihat kedua pria itu yang sepertinya berasal dari kampung, mereka bisa melihat itu dari pakaian mereka.

“Hehehe.. maaf tapi kami udah punya pasangan dan kebetulan cowok gue lagi ke toilet”. Ujar Amanda dengan senyum canggung dan menarik lengannya pelan karena pria itu memegang lengannya.

“Nah iya tuh, cowok gue lagi di luar ngangkat telpon kayaknya”. Shut keliy yang juga mencari alasan.

“Tunggu, bukanya kalian masih anak di bawa umur yah?”. Tanya salah satu pria karena merasa jika wajah keliy dan Amanda begitu mudah untuk orang yang usia nya 21 keatas.

Ini adalah bar khusus dewasa, Amanda dan keliy masuk ke sana karena mereka membayar VIP yang lumayan mahal harganya.

“Tentu aja gak, kami nih udah istri beranak 5 tau gak?!”. Jawab Amanda dengan otaknya yang masih bekerja.

“Hah? terus ngapain di sini?”. Tanya pria itu dan secara refleks melepaskan tangannya dari lengan Amanda.

“Yah kami di sini karena ada pertemuan, cuman suami kami lagi keluar sana ke toilet barusan”. Jawab Amanda. “Paling bentar lagi balik ke mari”. Sambungnya.

“Oh sungguh di sayangkan..” Pria itu Tiba-tiba saja semirik. “Kau berbohong cantik, aku melihatmu di tinggalkan oleh orang kaya setelah kau menggodanya tapi gagal untuk menidurinya”. Bisik pria itu. “Bagiamana jika kau menemaniku malam ini dan aku akan membayar mu banyak sekali”. Sambungnya.

Kini tangan pria itu berada di atas dada Amanda sembari mengelus leher Amanda, hak itu membuat Amanda merasa geli akibat nafas pria itu.

Keliy berencana untuk kabur dari sana, tapi dia juga tak bisa karena pria yang satunya lagi menahan dirinya di atas sofa.

“Kalau melakukannya di sini sangat menganggu rasanya, aku akan membawamu ke ruang VIP”. Pria yang bersama Amanda tadi langsung mengangkat Amanda dan hendak pergi dari sana.

Tapi, tiba-tiba saja Amanda melihat pria tadi kembali lagi ke dalam bar dan bahkan menuju ke arah dirinya.