Menjadi Kaya

" Denis kumpulkan elite perusahaan, aku akan memberitahu beberapa hal, lakukan dalam lima menit !" Brian memerintah dengan acuh.

" baik !!" denis menjawab dengan singkat lalu dia membuat pengaturan meeting secepatnya.

Rinto akhirnya membuka mulut, setelah terdiam cukup lama " Brian ini... ?"

Brian menepuk bahu sahabatnya " nanti aku jelasin semuanya, kamu ikut ke ruang meeting denganku !"

Rinto hanya mengangguk, dia menuruti perintah Brian ,seperti anak kucing mengikuti pemiliknya, dia tidak berani berkomentar apapun.

lima menit berlalu ,Brian ,Rinto dan Anisa sudah ada di ruang rapat, Brian menggelengkan kepalanya saat melihat ada lima kursi yang kosong.

Brian menatap Denis " apa sudah datang semua Denis ?" dia kemudian menatap semua orang.

Denis bingung harus menjawab apa, pasalnya semua kursi harusnya sudah terisi semua kecuali kursi milik Dangton, jadi masih empat orang yang belum hadir di situ.

Denis menjawab dengan ragu " masih ada beberapa orang lagi yang belum hadir Tuan Axel ."

" baiklah kita langsung memulai rapat ini, buat apa menunggu orang yang tidak kompeten !!" Brian berkata dengan dingin.

semua elite Axel Corporation yang hadir di situ begidik ngeri dengan ucapan Brian, pasalnya mereka tahu nasib yang akan di alami rekan kerjanya nanti.

mereka mengangguk tidak berani membantah ucapan Brian, Denis pun hanya menghela napas gusar, dia tidak menyangka jika pas kedatangan bos besar akan timbul masalah yang begitu banyak.

Brian mulai berbicara " pertama saya akan merekomendasikan dua orang untuk bekerja di bawah perintah saya langsung !"

Brian diam sebentar kemudian melanjutkan " Dia Anisa Clara akan menjadi Asisten pribadi saya, dia akan menerima perintah langsung dari saya !, dengan kata lain kedudukan dia sama dengan Denis , jadi jika ada sesuatu yang akan di lakukan perusahaan Anisa berhak tahu detailnya, Apa kamu keberatan Denis , jika Martin punya Anda, saya punya Anisa untuk melihat perkembangan Axel Corporation !"

Denis menggeleng " tidak sama sekali Tuan Axel "

pasalnya Denis tahu ,kepercayaan Brian berkurang padanya karena banyak masalah yang timbul di awal dia kesini, dia yakin jika Brian kurang puas dengan kinerjanya.

Brian akan berbicara lagi tetapi pintu tiba - tiba terbuka , tiga orang pria paruh baya dan satu Wanita dewasa memasuki ruang rapat.

" wah sudah di mulai rapatnya !" pria paruh baya itu akan duduk sambil cengar - cengir.

Brian langsung menghardik mereka " kalian tidak usah duduk ,keluarlah ..!!, perusahaan ini tidak membutuhkan orang seperti kalian !"

" siapa kamu ?!, berani sekali gaya - gayaan di Axel Corporation !" bentak Pria yang memakai kacamata.

Manajer pemasaran Hasim berkata dengan lirih " habis sudah mereka .."

Manajer keuangan ,Sarah menimpali " apa mereka bodoh, tidak melihat bos besar sedang marah !"

Wakil CEO ,Murpy menggelengkan kepalanya " mereka seperti katak dalam sumur !"

para elite yang sudah hadir di situ mencemooh mereka berempat,karena tidak mengenali bos besar Axel Corporation.

Brian terkekeh " siapa aku ?.. hahahaha.. ,kamu tidak perlu tahu siapa aku, Denis suruh mereka mengemasi barang - barang mereka sekarang !!!" Brian meraung ,menatap mereka berempat.

Denis tersenyum kecut " Paman Deril , maaf kali ini aku tidak bisa membantu kamu ".

Ke empat orang itu saling menatap, mereka bertanya siapa pria muda yang duduk memimpin rapat tersebut, kemudian mereka teringat jika bos besar mereka akan datang ke perusahaan, saat pikiran itu sampai di otak mereka, mereka memandang Brian bersamaan dan menunduk.

Brian bukan pemuda naif seperti dulu, yang akan begitu mudah melepaskan orang yang telah menghinanya, selama dua tahun membangun perusahaan dengan Martin ,dia tidak akan lagi bersikap lunak pada orang yang tidak kompeten dalam mengerjakan sesuatu, dia akan langsung mengambil sikap agar perusahaannya kelak tidak mudah runtuh di terpa masalah internal.

" Tu.. Tuan Axel , tolong maafkan kami , kami tidak tahu jika itu anda !" Paman Denis Deril terbata - bata memohon pada Brian.

tetapi Brian tidak menggubrisnya " Denis apa kamu tuli !!, aku tidak peduli jika kamu orang Martin, jika kamu juga ingin melanggar peraturan perusahaan ,silahkan angkat kaki dari sini !"

Denis langsung berdiri ,dia menarik mereka bertiga " paman aku mohon.. jangan bawa aku dalam masalah kalian !"

mereka berempat seperti di sambar petir ,Denis yang seorang CEO saja bisa ketakutan apa lagi mereka yang cuma manajer di Axel Corporation.

Mereka berempat akhirnya meninggalkan ruangan itu dengan kepala tertunduk, pekerjaan mereka yang di idam - idamkan lenyap begitu saja, karena kebodohan sendiri.

" saya di sini hanya mempekerjakan orang yang benar - benar bisa membawa perusahaan ini berkembang, karena mimpi saya membangun perusahaan bukan cuma untuk menjunjung status saya, tetapi saya ingin menggenggam seluruh dunia Bisnis, jika kalian bisa mengemban itu, percayalah akan ada kesempatan lebih besar untuk anda - anda di masa depan !" Brian berkata dengan lugas.

Semua elite kagum memandang pemuda yang memimpinnya, jarang sekali ada anak muda yang punya mimpi sebesar itu, mereka dalam hati bertekad akan mengikuti Brian sampai akhir.

Kemudian Brian berbicara lagi dia memperkenalkan sahabatnya " dia adalah Rinto Rahab dia akan menjadi manajer keamanan, apa ada yang keberatan ?"

Rinto tiba - tiba mengangkat tangannya " Bri.. eh..Tuan Brian tetapi saya .."

Brian langsung menyela " lulusan Sekolah Dasar dan kamu tidak yakin bisa memegang posisi itu ?"

Rinto mengangguk, Brian menghela napas dan kembali berbicara " kamu pikir aku lulusan apa ?, kita sama .. dan lihat aku sekarang yang bisa duduk di sini , aku percaya padamu, kamu bisa melakukannya !"

Rinto tersenyum kecut, dia tidak berani membantah lagi, pasalnya semua ucapan Brian benar adanya, dia dan Brian sama.

Denis kemudian buka suara " Tuan Axel .. untuk posisi yang di tinggalkan mereka berempat bagaimana ?"

" kamu sanggup mencari lagi atau aku yang akan mencari sendiri !" Brian berkata dengan acuh.

" Tuan Axel.. Saya sudah tidak mau merekomendasikan orang lagi !" Denis berkata jujur.

Brian menatap anisa yang dari tadi diam " Apa kamu punya rekomendasi Anisa ?"

" kebetulan saya memiliki beberapa Teman seangkatan yang masih belum bekerja, Saya akan merekomendasikan mereka ,tetapi biar tuan sendiri yang menentukannya ." Anisa berkata dengan hati - hati.

" boleh.. lusa suruh mereka datang !" Brian menyetujui usul Anisa.

masalah perusahaan mulai di bongkar pasang oleh Brian sendiri, setelah masalah internal perusahaan selesai.

mereka membahas acara pembukaan resmi Axel Corporation yang akan di gelar tiga hari lagi, Brian menyuruh untuk melakukan acara sederhana saja, tidak perlu membesar - besarkan, Brian meminta agar mereka hanya memanggil beberapa wartawan biar tidak heboh nantinya.

rapat pun di tutup dengan kepergian Brian, Denis dan Elite Corporation memberi selamat pada Rinto dan Anisa yang telah manjadi bagian dari mereka.

sementara Brian pergi dari ruang rapat itu untuk berkeliling melihat pekerjaan karyawannya.