📌S4 dari SHE IS QUEEN MAFIA atau S2 dari MY DARK.
📌Disarankan untuk membaca SHE IS QUEEN MAFIA & MY DARK.
Kelanjutan kisah anak anak Allice dkk juga Austin dkk.
Dimana mereka mempunyai sifat yang sama persis dengan orang tuanya, khususnya anak anak Allice dan Alvaro yang memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan kedua orang tuanya.
Anak Alvaro dan Allice memiliki kelebihan yang sama dengan sang Mama, yaitu bisa mendengar suara batin orang yang ada disekitarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MILA KARMILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAD#21
Beberapa bulan telah berlalu, kini Rava sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya disana, kini ia tinggal seorang diri dalam satu apartemen yang ia beli sendiri menggunakan uangnya selama ia ada dinegara M.
Seperti hari hari biasanya, setiap pagi Rava selalu membersihkan seluruh apartment nya sendiri, membuat sarapan sendiri, setelahnya ia langsung pergi kekampus dimana ia berkilah.
Disebuah malam, ia sedang melewati sebuah gang didekat apartemen nya, ia baru saja kembali dari sebuah pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhannya di apartement. Ia berjalan kaki karena merasa apartemen dan pusat perbelanjaan sangatlah dekat. Namun saat ia melintasi gang kecil nan sempit, ia melihat seorang wanita yang tak lain adalah teman satu kampusnya yang akan dilecehkan oleh beberapa preman.
Wanita tersebut terus memberontak dan berteriak meminta tolong, namun tidak ada yang melintas digang tersebut selain dirinya. Tanpa berfikir panjang Rava langsung menolong wanita tersebut.
"Heh! lepasin dia!" Suruh Rava dingin menatap tajam para Preman.
"Heh mau apa lo bocah, sini sekalian main sama kita, pesta kita malam ini." Ucap salah satu preman
Rava melihat bahwa wanita tersebut sudah sangat ketakutan dan gemetar. Tanpa berbasa basi Rava langsung memukuli para preman yang sudah berbuat tak senonoh pada seorang wanita, apalagi gadis yang mungil tak berdaya.
Bugh.
Srek.
Krak.
Bugh.
Rava memukuli semua preman tanpa ampun.
"Pergi lo semua!" Bentak Rava pada semua preman. Para preman yang sudah dibuat babak belur oleh Rava langsung pergi meninggalkan tempat.
"Lu nggak papa?" Tanya Rava menunduk mengimbangi wanita tersebut.
"Jangan mendekat!" Ucap wanita tersebut takut dan gemetar.
Rava yang melihat penampilan wanita tersebut sudah tidak karuan, dengan jilbab yang sudah terbuka dan keadaan tubuh yang gemetar ketakutan, Rava langsung melepas hodie yang ia kenakan dan langsung ia berikan pada wanita tersebut.
"Ini pake." Ucap Rava, wanita tersebut langsung memakai hodie yang diberikan oleh Rava.
"Ma..makasih." Ucapnya memakai hodie dan menutupi kepalanya agar rambutnya tak terlihat oleh Rava.
"Rumah lu dimana biar gw anterin lu balik, nggak baik juga kalo lu gini balik sendirian." Ucap Rava.
"Lagian kayaknya gw pernah ngelihat elu dikampus." Lanjut Rava.
Wanita tersebut langsung mendongak meilhat wajah tampan Rava.
"Rava.." Ucap wanita tersebut.
"Siska." Ucap Rava menyebutkan namanya.
"Berdiri." Ucap Rava mengulurkan tangannya, namun tak diraih oleh Siska, Siska berdiri dengan sendirinya.
"Makasih udah mau nolongin gw, gw nggak tahu nasib gw kalo nggak ada elu." Ucap Siska.
"Iya, santai aja, lagian lu kenapa malem malem gini keluar sih?" Tanya Rava.
"Gw cuman mau beli keperluan gw, malah gw ketemu sama berandalan tadi." Ucap Siska.
"Yaudah sekarang dimana rumah lu? gw anterin balik, nggak baik kalo lu sendirian." Ucap Rava.
"Nggak ngerepotin?" Tanya Siska.
"Nggak lah, orang juga sekalian, dimana?"
"Gw tinggal dipesantren, nggak jauh kok dari sini." Ucap Siska.
"Yudah ayok." Ucap Rava.
Rava mengantar Siska menuju kesebuah pesantren dimana pesantren tersebut juga tidak jauh dari jalan tadi juga apartemen dimana ia tinggal.
"Lu sejak kapan tinggal dipesantren?" Tanya Rava.
"Semenjak orang tua gw meninggal, gw langsung masuk pesantren." Jawab Siska.
"Maaf gw nggak tahu." Ucap Rava merasa tak enak hati.
"Nggak papa." Ucap Siska.
"Kok bisa lu dipesantren?"
"Iya, soalnya dulu waktu orang tua gw meninggal, gw sendiri nggak ada yang mau adopsi, jadi gw dibawa sama pak kyai dan diurus disini, disekolahin sampe pinter, dan sekarang bisa masuk universitas juga karna beasiswa kampus." Ucap Siska bercerita.
"Kasihan juga, nasibnya berbanding terbalik sama gw, gw harusnya bisa lebih bersyukur." Batin Rava.
Saat beberapa lama berjalan, Rava dan Siska sudah sampai didepan sebuah pesantren yang tidak terlalu besar juga tidak kecil.
Saat Rava juga Siska telah sampai, tiba tiba datang satu santriwati bersama dua orang kyai, yang entah secara kebetulan lewat atau memang sudah disengaja.
"Siska dari mana saja kamu?" Tanya salah satu kyai (A)
"Sama cowok lagi, dan penampilan kamu kenapa begini?" Tanya kyai satunya lagi (B)
Siska menunduk tidak berani menatap mata kedua kyai tersebut, Rava yang hendak menjelaskan langsung dihentikan ucapannya oleh santriwati yang datang bersama dua kyai tadi.
"Sa..." Ucap Rava langsung terpotong.
"Nikahkan saja Pak, mereka pasti sudah berbuat senonoh, apa lagi ini Siska penampilannya sudah bisa terlihat, Pak." Ucap Santriwati tersebut, seaakan mempunyai kebencian terhadap Siska.
"Pak, kami tidak melakukan apapun, dia Rava rekan saya dikampus, dia tadi menolong saya dari preman yang ingin melecehkan saya." Ucap Siska berusaha menjelaskan.
"Iya, saya tadi hanya menolongnya." Imbuh Rava juga berusaha menjelaskan.
"Halah jangan percaya Pak, kalau memang iya mereka hanya kebetulan bertemu pasti tidak akan begini penampilannya, tadi Siska bilang dia kenal dengan dia, pasti mereka sudah berjanji untuk ketemuan." Ucap Santriwati tersebut seolah olah menghasut kedua kyai tersebut.
"Pak kyai, tolong percaya saya, saya tidak melakukan apapun, dia juga tidak melukan hal yang tidak baik pada saya." Ucap Siska berusaha membujuk, namun sayang usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil.
Kedua kyai malah menyeret Rava dan Siska masuk kedalam pesantren dan menikahkan mereka secara paksa.
"Pak, saya tidak melakukan apapun, kenapa saya dipaksa seperti ini, ini pernikahan bukan permainan!" Ucap Rava yang sudah emosi, ia tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi padanya.
"Tidak usah mengelak lagi, saya sudah melihat semuanya." Ucap Kyai A
"Kamu sudah menodai seorang gadis, dan sekarang kamu mengelak, apa kamu tidak memikirkan bagaimana masa depannya nanti hah?!" Marah Kyai B pada Rava.
"Pak, tapi dia tidak bersalah, dia benar benar tidak memiliki niat apapun, dia menolong saaya dari preman preman tadi." Ucap Siska.
"Halah kalian tidak usah mengelak lagi, sudah tertangkap basah masih saja mengelak." Ucap Santriwati tadi.
Tiba tiba datang Kyai yang membawa Siska kedalam pesantren, Siska yang melihat langsung berlutut dan terus menjelaskan.
"Pak kyai, tolong jangan nikahkan saya, saya sama sekali tidak melukan apapun, bahkan dia yang menolong saya tadi." Ucap Siska berlutut.
Namun ucapan Siska dan Rava yang dianggap sebagai angin lalu, para kyai tidak memperdulikan ucapan dan permohonan dari Siska dan Rava, karna mereka menganggap itu semua hanya alasan mereka untuk membela diri dan tidak dinikahkan secara paksa.
"Sudah Pak kyai, nikahkan saja mereka, saya yang akan menjadi wali Siska." Ucap Kyai yang sudah Siska anggap sebagai Ayahnya sendiri.
"Pak Kyai..." Ucap Siska meneteskan air matanya.
"Pak, saya masih punya orang tua, saya beritahu mereka dulu." Ucap Rava merogoh kantongnya mencari handphone nya, namun ia tak menemukannya.
"Oh shit! ketinggalan." Umpat Rava dalam hati.
"Tidak perlu, lagian kamu ini seorang laki laki." Ucap Santriwati.
Siska dan Rava yang sudah merasa tidak berdaya dan tak tahu harus berbuat apa lagi, mereka hanya bisa menurut, jadilah Rava dan Siska dinikahkan secara paksa.
"Silahkan Siska kamu ikuti suamimu, kemana dia pergi kamu harus ikut dan mematuhi semua ucapan suamimu." Ucap Kyai memberikan pesan pada Siska.
"Iya Pak kyai, terima kasih sudah merawat saya seperti putri anda sendiri." Ucap Siska masih berderai air mata.
"Kami permisi." Pamit Rava.
"Jagalah Siska." Ucap Santriwati yang terus menghasut tadi.
"Tidak usah kau suruh juga akan ku jaga dia." Jawab Rava dengan tatapan tajam dan tidak suka padanya, karena ia sudah merasa bahwa ia membenci Siska, sampai ia ingin mengusir Siska dengan cara kotor seperti ini.
"Ayo, Siska." Ucap Rava langsung membawa Siska meninggalkan pesantren. Siska hanya menurut dan terus mengusap air matanya yang terus mengalir tanpa henti.
Sampai di apartemen, Rava langsung membawa Siska masuk kedalam.
"Masuklah." Suruh Rava, sementara. Siska hanya menurut dengan air mata yang masih mengalir.
Sampai disofa, Rava langsung mengambilkan Siska air minum untuknya.
"Minumlah, dan berhenti menangis, aku tidak suka melihat wanita menangis dihadapan ku." Ucap Rava memberikan segelas air.
Siska langsung meraihnya dan meminumnya, setelahnya ia berusaha menghentikan air matanya agar tidak keluar lagi.
"Terima kasih." Ucap Siska.
"Kau tidurlah dikamarku, nanti aku bisa tidur disofa, aku hanya punya satu kamar." Ucap Rava.
"Apa tidak merepotkan mu?" Tanya Siska.
"Kau sekarang istriku." Jawab Rava.
"Dan ya, apa kau menyesal menikah dengan ku?" Tanya Rava menatap mata Siska, Siska yang ditatap langsung mengalihkan wajahnya kearah lain. Rava yang mengerti langsung terdiam sejenak.
"Baiklah, aku tahu jawabannya sekarang." Ucap Rava.
"Kau begitu menyesal menikah dengan ku, sampai sampai kau tidak mau menatap wajahku yang tampan ini." Ucap Rava.
"Bukan begitu, aku belum terbiasa." Ucap Siska cepat.
"Ah baiklah aku mengerti, kau dari pesantren." Ucap Rava sangat mengerti.
"Lagian ini juga kesalahanku, jika aku tidak bertemu denganmu maka ini tidak akan seperti ini." Ucap Siska.
"Jika aku tidak bertemu denganmu malam ini, maka hidupmu akan hancur malam ini juga." Ucap Rava.
"Maafkan aku." Ucap Siska menunduk.
"Tidak masalah, jangan kau pikirkan." Ucap Rava.
"Bagaimana dengan orang tua mu? bukanlah tadi kau bilang, kau masih punya orang tua." Tanya Siska.
"Aku tidak mau jika mereka membenciku karena kejadian malam ini." Lanjut Siska.
"Kau tidak perlu memikirkannya, biar aku sendiri yang akan menjelaskan pada mereka, dan kau juga tidak perlu khawatir, aku pastikan mereka tidak akan membencimu." Ucap Rava.
"Meski dia terlihat bad dikampus, namun sebenarnya dia sangat baik." Ucap Siska dalam hati.
"Ya aku ini memang baik." Ucap Rava tidak sadar bahwa Siska belum mengetahui kelebihannya.
"Ha?" Tanya Siska kaget.
"Ah tidak lupakan saja."
"Kau tidurlah sana." Ucap Rava.
"Baik." Ucap Siska menurut.
"Oh ya, besok kau tidak perlu kekampus dulu." Ucap Rava.
"Kenapa?" Tanya Siska.
"Berbelanja dengan ku besok, kau malam ini pakai saja hodie itu dulu, besok pagi aku akan membawamu berbelanja keperluan mu." Ucap Rava.
"I..iya." Jawab Siska hanya menurut, ia langsung pergi kekamar yang sudah Rava tunjuk tadi.
Namun beberapa saat ia masuk, ia langsung keluar lagi dengan membawa bantal dan selimut untuk Rava.
"Terima kasih." Ucap Rava.
"Iya." Jawab Siska langsung kembali masuk kedalam kamar.
"Aku akan berusaha menerima dan mencintaimu. " Ucap Rava pelan sesaat setelah Siska masuk kedalam kamar.
"Apa aku harus mengatakannya sekarang atau besok saja, kalau aku ini BDG." Batin Rava.
"Besok saja, cari waktu yang tepat." Lanjutnya membatin.
"Huh, bagaimana aku menjelaskan kejadian ini pada mama papa, apalagi Audrey, aku sudah berjanji untuk tidak aneh aneh disini." Gumam Rava merasa bingung harus berbuat apa.
Ia langsung meraih handphone nya dan menyuruh anak buahnya mencari infromasi lengkap tentang Siska juga apa hubungannya dengan santriwati yang tadi terus menghasut para kyai, setelah memerintah anak buahnya ia langsung meletakkan handphone nya kembali.
"Gw kesini buat kuliah sama nyari pacar, tapi yang gw dapet langsung istri." Gumam Rava tersenyum kecil.
"Sudahlah, lagian sudah terjadi mau bagaimana lagi, nanti giliran ku yang akan menjelaskan pada mama papa juga Audrey." Gumamnya lagi langsung merebahkan tubuhnya hendak tidur.
***************************************
~BERSAMBUNG~
LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5
JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE
JANGAN LUPA👆
SEE YOU NEXT EPISODE 😉
BYE~
AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕
aku pemburu sekaligus pembaca novel yg langsung end karena aku gak suka membaca novel yg dicicil nulisnya bikin penasaran pembaca🤗 dan aku luangakan waktu untuk bacanya setelah selesai kewajibanku sebagai IRT , mau siang atw malam tergantung sikon waktu IRT rehat gitu sampe tamat baca 1 novel biar tak ada ganggu 🤭🤫 ,,,,
maafakn thort jadi curhat nihhhhh.....semangat ya thort teruslah bikin karyamu yg menarik dan memuaskan tak lupa sehat selalu thorttt💪🤲🙏❤️💖