Cinta itu datang membawa sejuta keindahan, dan seribu kebahagiaan.
Namun sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Cinta itu pula yang menorehkan luka.
Sebuah kisah gadis mudah berumur 23 tahun yang mencinta pria matang seumur ibunya.
Tania pikir, kisah cintanya akan semulus kisah cinta orang tuanya. Namun Tania salah, Cinta itu malah membuatnya terpuruk.
Dunia Tania hancur saat Julian yang tak lain adalah lelaki yang dicintainya tiba-tiba mengenalkan calon istri kehadapannya.
Hubungan yang sudah di bangun dua tahun tersebut itu pun harus berakhir.
Tanpa Tania tau, ada alasan kenapa Julian meninggalkannya dan memilih wanita lain.
Pria asal Spanyol itu menyimpan alasan tersendiri kenapa dia harus meninggalkan Tania.
Satu tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali. Akan kah Tania tau apa yang di sembunyikan oleh Julian?
Mengandung bawang, mecin dan seperti tayangan ikan terbang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Anda ingin pergi ke suatu tempat, Nona?" tanya Asham yang melihat Tania sedang memasukan ponsel kedalam tasnya.
Tania pun menoleh ke arah Asham. "Ka Ahsam, aku ingin pergi makan siang bersama istri uncle Julian. Kak Ahsam tak perlu ikut. Aku akan menelpon Ka Ahsam bila acara makan siang ku sudah selesai," ucap Tania.
Mendengar ucapan Tania. Ahsam berpura-pura melihat jam di tangannya. Lalu, dia menekan tombol kecil yang terletak di jamnya.
"Baiklah, Nona. Selamat menikmati makan siang anda," ucap Ahsam yang membukakan pintu saat Tania akan keluar dari ruangan.
Lalu setelah Tania hilang dari pandangannya. Ahsam menelpon seseorang dan berbicara
dengan serius pada orang di sebrang sana.
"Maaf membuat mu menunggu lama Nona Clara," ucap Tania saat menghampiri Clara yang sedang menunggunya.
"Tak masalah, ayo masuk!" ajak Clara sambil memutari mobil dan masuk kedalam kursi kemudi.
"Maafkan aku, Nona Tania. Karena aku mengajak mu makan siang dan mengganggu waktu mu," ucap Clara saat mobil sudah melaju. Hanya ada kecanggungan di dalam mobil tersebut. Dan akhirnya Clara memutuskan untuk membuka pembicaraan lebih dulu.
"Tidak masalah, Nona Clara," jawab Tania.
Dan keadaan pun menjadi canggung kembali.
Ada perasaan berbeda yang di rasakan Tania. Pasalnya, sejak keluar dari perusahaannya, dia merasa di perhatikan. Tanpa sengaja, Tania melihat mobil dari kaca depan yang sepertinya sedang mengikutinya.
Tak ingin berperasangka buruk, Tania pun memilih untuk melihat kesamping.
Tak lama, mereka pun tiba di Restoran.
"Nona Tania, saya akan pergi ke toilet sebentar. Silahkan memilih meja!" titah Clara. Tentu saja bukan benar-benar ke toilet.
Clara sudah bekerja sama dengan pegawai restoran untuk menaruhkan racun kepada makanan yang akan di pesan Tania nantinya.
Tentu saja bukan racun yang langsung mematikan, melainkan racun yang akan merusak sel-sel di tubuh Tania secara perlahan. Bahkan, Clara sedang mendekati salah satu pegawai kantin yang berada di Perusahaan Rose Fashion agar mau diajak bekerja sama. Clara sudah merencanakan semua dengan matang. Namun, dia tidak tau, dengan siapa dia berhadapan.
"Berikan ini pada makanan yang akan dia pesan nanti! jangan sampai ada kegagalan. Aku sudah membayar mahal untuk ini," ucap Clara sambil menyerahkan bungkusan kecil berisi serbuk.
"Saya jamin, Anda tak akan kecewa Madam," jawab si pelayan tersebut.
Clara pun bergegas untuk kembali menyusul Tania.
"Kau sudah memesan, Nona Tania?" tanya Clara.
"Aku sudah memesan, giliran mu, Nona Clara," jawab Tania.
Clara pun dengan segera memesan mengambil buku menu dan memesan makanan.
Saat Clara sedang asik membuka buku menu. Mata Tania menelisik seluruh isi restoran. Feelingnya begitu kuat, karena dia merasa masih di awasi. Kening Tania mengernyit heran saat melihat beberapa meja diisi oleh lelaki yang sedang melihat laptop. Namun, para pria itu mencuri-curi pandang terhadapnya.
Tania dengan cepat menggeleng dan menepis pikiran buruknya.
Clara menyunggingkan senyum saat melihat pelayan yang bekerja sama dengannya sedang berjalan membawa nampan yang berisi pesanan Tania.
Baru saja pelayan itu akan mendekat ke arah Tania, Seseorang menabrak pelayan tersebut hingga piring yang berisi makanan Tania tumpah.
Clara terbelalak melihat adegan di depannya. Dia mengepalkan tangganya saat pelayang tersebut gagal menjalankan rencananya.
"Maafkan saya, Nona," ucap si pria yang menabrak pelayan tersebut.
"Ti-tidak apa-apa, Tuan," jawab si pelayan itu dengan gugup kala matanya melihat mata Clara yang amat menakutkan.
Tania pun melihat kearah belakang hingga dia tak melihat ekpresi Clara yang mengeram kesal.
Pria yang menabrak pelayan tersebut pun berlalu meninggalkan pelayan di depannya.
Saat pria tersebut berjalan, dia tersenyum dan menekan tombol yang berada di jam tangannya.
Saat Tania tau makanannya yang jatuh, dengan segera Tania memesan makanan kembali. Sedangkan Clara harus berpura-pura tersenyum di tengah kekesalannya yang di rasakannya.
"Nona, Tania. Ayo naik mobil ku. Aku akan mengantarkan mu kembali."
Sebelum Tania menjawab, Ahsam sudah berdehem dari belakang tubuh Tania.
"Maaf, Nona Clara. Ka Ahsam sudah menjemput saya. Terimakasih telah mengajak saya makan siang. Kalau begitu saya permisi," ucap Tania. Dan Ahsam mengikuti Tania di belakang. Bibir Ahsam tersenyum sinis saat melewati Clara.
"Ka Ahsam, sekarang jujur pada ku, Papih menaruh orang lain untuk mengawasi ku bukan?" tanya Tania.
"Nona, berhentilah berhayal. Anda bukan putri kerajaan yang membutuhkan pengawalan." Lagi-lagi Ahsam menjawab dengan santai tanpa merasa bersalah walau telah mengejek majikannya.
Tania mencebik, "Lalu bagaimana Ka Ahsam tau bahwa aku makan di restoran itu padahal aku belum menelpon mu dan memberi tau dimana aku makan siang?"
Ahsam ...
Bonus satu part lagi nanti malam ya.